27
a. Rp 49.000.000,00 dalam hal perolehan hak Rumah Sederhana Sehat
RSH dan Rumah Susun Sederhana. b.
Rp 10.000.000,00 dalam hal perolehan hak baru melalui program pemerintah yang diterima pelaku usaha kecil atau mikro dalam rangka
program peningkatan sertifikasi tanah untuk memperkuat penjaminan kredit bagi usaha mikro dan kecil.
c. Rp 300.000.000,00 dalam hal perolehan hak karena waris, atau hibah
wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat
ke bawah dengan pemberi hibah termasuk istrisuami. d.
Paling banyak Rp 60.000.000,00 dalam hal selain a, b dan c. Rumus bea perolehan hak atas tanah dan bangunan BPHTB secara
matematis adalah sebagai berikut:
F. PAJAK PENGHASILAN PPh PASAL 25
1. Pengertian Pajak Penghasilan PPh Pasal 25
Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 adalah angsuran pajak penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak untuk setiap bulan dalam tahun
pajak berjalan Waluyo, 2009:255. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 mengenai Pajak Penghasilan, Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah
besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan sebesar pajak penghasilan yang
BPHTB = 5 X NPOP – NPOPTKP
28
terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak
yang lalu
dikurangi dengan
Pajak Penghasilan
yang dipotongdipungutdibayar atau terutang di luar negeri yang boleh
dikreditkan dibagi 12 dua belas atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak. Jadi, Pajak Penghasilan PPh pasal 25 adalah angsuran pajak yang
harus dibayar sendiri oleh wajib pajak setiap bulan dalam tahun berjalan. Angsuran pajak penghasilan pasal 25 tersebut dapat dijadikan
sebagai kredit pajak terhadap pajak yang terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan SPT tahunan pajak penghasilan. Besarnya angsuran Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 adalah sebesar
pajak penghasilan yang terutang menurut surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan pajak penghasilan yang
dipotong dan atau dipungut serta pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan, kemudian dibagi 12 dua
belas atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak. Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak
untuk tahun pajak yang lalu, maka besarnya angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut dan berlaku mulai bulan
berikutnya setelah bulan penerbitan surat ketetapan pajak. Penetapan besarnya angsuran pajak berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut bisa
sama, lebih besar atau lebih kecil dari angsuran pajak sebelumnya berdasarkan surat pemberitahuan tahunan. Setelah dikeluarkan keputusan
29
Direktur Jenderal Pajak, angsuran pajak untuk bulan-bulan berikutnya setelah tanggal keputusan itu, dihitung berdasarkan jumlah pajak yang
terutang menurut keputusan tersebut.
2. Penghitungan PPh Pasal 25 dalam Hal-Hal Tertentu