19
b.Dana Alokasi Umum DAU Dana Alokasi Umum DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. DAU tersebut dialokasikan untuk provinsi dan kabupatenkota.
c. Dana Alokasi Khusus DAK
Dana Alokasi Khusus DAK merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan pada daerah tertentu untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional.
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan pendapatan yang tidak
dapat diklasifikasikan ke dalam pendapatan asli daerah dan pendapatan transfer. Hal ini mencakup hibah barang atau uang dan atau jasa, dana
darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan bencana, dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupatenkota, dana penyesuaian dan dana
otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya.
D. PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PBB
1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan, Pajak Bumi dan Bangunan PBB adalah pajak yang
20
bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumitanah dan atau bangunan. Keadaan subyek siapa
yang membayar tidak ikut menentukan besarnya pajak. Berdasarkan Direktorat Jenderal Pajak, Pajak Bumi dan Bangunan
adalah pajak negara yang dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi
dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994. Jadi, Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak negara yang
bersifat kebendaan yang dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994.
Subyek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan PBB adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, memperoleh
manfaat atas bumi, memiliki bangunan, menguasai bangunan, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan Anastasia Diana dan Lilis Setiawati,
2009:713.
2. Objek Pajak Bumi dan Bangunan PBB
Objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan atau bangunan. Bumi adalah permukaan bumi tanah dan perairan dan tubuh bumi yang ada
di pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Contohnya yaitu sawah, kebun, tanah, tambang, dan lain-lain. Bangunan adalah konstruksi teknik yang
ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan. Contohnya yaitu rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, pusat
perbelanjaan, fasilitas lain yang memberi manfaat, jalan tol, dan lain-lain.
21
Objek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah objek yang:
a. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan, seperti masjid, gereja,
rumah sakit pemerintah, sekolah, panti asuhan, candi, dan lain-lain. b.
Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu.
c. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional,
tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.
d. Digunakan oleh perwakilan diplomatik berdasarkan asas perlakuan timbal
balik. e.
Digunakan oleh badan dan perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.
3. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB