19
dikurangi dengan
Pajak Penghasilan
yang dipotongdipungutdibayar
atau terutang di luar negeri yang boleh
dikreditkan dibagi 12 dua belas atau banyaknya bulan dalam
bagian tahun pajak. Jadi, Pajak Penghasilan PPh pasal 25 adalah
angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak setiap
bulan dalam tahun berjalan.
Angsuran pajak penghasilan pasal 25 tersebut dapat dijadikan
sebagai kredit pajak terhadap pajak yang terutang atas seluruh
penghasilan wajib pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan
dalam Surat Pemberitahuan SPT tahunan pajak penghasilan.
Besarnya angsuran
Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 adalah
sebesar pajak penghasilan yang terutang
menurut surat
pemberitahuan tahunan
pajak penghasilan tahun pajak yang lalu
dikurangi dengan
pajak penghasilan yang dipotong dan
atau dipungut
serta pajak
penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh
dikreditkan, kemudian dibagi 12 dua belas atau banyaknya bulan
dalam bagian tahun pajak.
Apabila dalam tahun pajak berjalan
diterbitkan surat
ketetapan pajak untuk tahun pajak yang
lalu, maka
besarnya angsuran pajak dihitung kembali
berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut dan berlaku mulai bulan
berikutnya setelah
bulan penerbitan surat ketetapan pajak.
Penetapan besarnya
angsuran pajak berdasarkan surat ketetapan
pajak tersebut bisa sama, lebih besar
atau lebih
kecil dari
angsuran pajak
sebelumnya berdasarkan surat pemberitahuan
tahunan. Setelah
dikeluarkan keputusan
Direktur Jenderal
Pajak, angsuran pajak untuk bulan-bulan berikutnya setelah
tanggal keputusan itu, dihitung berdasarkan jumlah pajak yang
terutang
menurut keputusan
tersebut.
2. Penghitungan PPh Pasal 25
dalam Hal-Hal Tertentu
Perhitungan PPh pasal 25 dalam hal-hal tertentu adalah
perhitungan dalam hal: a.
Wajib pajak berhak atas kompensasi kerugian
Kompensasi kerugian adalah kompensasi
kerugian fiskal
berdasarkan Surat
Pemberitahuan Tahunan, Surat Ketetapan
Pajak, Surat
Keputusan Keberatan,
atau Putusan Banding.
Besarnya angsuran Pajak Penghasilan
pasal 25 dalam hal wajib pajak berhak
atas kompensasi
kerugian adalah sebesar pajak penghasilan
yang dihitung
dengan dasar
perhitungan dikurangi
dengan pajak
penghasilan yang dipotong dan atau
dipungut serta
pajak penghasilan yang dibayar atau
terutang di luar negeri yang
20
boleh dikreditkan, kemudian dibagi 12 dua belas atau
banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
b. Wajib pajak memperoleh
penghasilan tidak teratur Penghasilan tidak teratur adalah
penghasilan yang diterima atau diperoleh selain dari kegiatan
usaha,
pekerjaan bebas,
pekerjaan, dan atau modal, misalnya
keuntungan dari
pengalihan harta. Sedangkan penghasilan
teratur adalah
penghasilan yang
lazimnya diterima atau diperoleh secara
berkala sekurang-kurangnya
sekali dalam setiap tahun pajak yang bersumber dari kegiatan
usaha, pekerjaan
bebas, pekerjaan, harta, dan atau
modal, kecuali
penghasilan yang telah dikenakan pajak
penghasilan bersifat
final. Apabila
wajib pajak
memperoleh penghasilan tidak teratur,
maka dasarnya
perhitungan pajak penghasilan pasal
25 adalah
hanya penghasilan neto yang diterima
atau diperoleh secara teratur menurut surat pemberitahuan
tahunan
pajak penghasilan
tahun pajak yang lalu.
c. Surat
pemberitahuan tahunan pajak penghasilan
tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu
yang ditentukan Apabila surat pemberitahuan
tahunan
pajak penghasilan
tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang
ditentukan selambat-
lambatnya tiga bulan setelah akhir
tahun pajak,
maka besarnya
pajak penghasilan
pasal 25 dihitung sebagai
berikut: 1
Bulan-bulan mulai batas waktu penyampaian SPT
Tahunan PPh
tersebut sampai
dengan bulan
disampaikannya surat
pemberitahuan tahunan yang bersangkutan,
besarnya pajak penghasilan pasal 25
adalah sama
dengan besarnya
angsuran pajak
penghasilan pasal 25 bulan terakhir dari tahun pajak
yang lalu
dan bersifat
sementara. 2
Wajib pajak menyampaikan surat pemberitahuan tahunan
pajak penghasilan, besarnya pajak penghasilan pasal 25
dihitung kembali sebagai berikut:
a
Sebesar pajak penghasilan yang terutang menurut
surat pemberitahuan
tahunan pajak
penghasilan tahun pajak yang
lalu dikurangi
dengan pajak penghasilan yang dipotong dan atau
dipungut serta
pajak penghasilan yang dibayar
atau terutang di luar negeri
yang boleh
dikreditkan, dibagi 12 dua
belas atau
21
banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak yang
berlaku surut mulai bulan batas waktu penyampaian
SPT Tahunan PPh.
b Dalam hal wajib pajak
berhak atas kompensasi kerugian atau dalam hal
wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur,
maka besarnya PPh pasal 25
dihitung kembali
berdasarkan ketentuan
yang berlaku bagi wajib pajak yang berhak atas
kompensasi kerugian atau bagi
wajib pajak
memperoleh penghasilan tidak teratur sebagaimana
telah diuraikan di atas. Perhitungan
kembali tersebut berlaku mulai
bulan batas
waktu penyampaian
surat pemberitahuan
tahunan pajak penghasilan, yaitu 3
tiga bulan setelah akhir tahun pajak.
d. Wajib
pajak diberikan
perpanjangan jangka waktu penyampaian
surat pemberitahuan
tahunan pajak penghasilan
Dalam hal
wajib pajak
diberikan perpanjangan jangka waktu
penyampaian SPT
Tahunan Pajak Penghasilan, maka
besarnya pajak
penghasilan pasal 25 dihitung sebagai berikut:
1 Bulan-bulan mulai bulan
batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh sampai
dengan bulan
sebelum disampaikan
surat pemberitahuan tahunan yang
bersangkutan adalah sama dengan
besarnya pajak
penghasilan pasal 25 yang dihitung
berdasarkan perhitungan sementara yang
disampaikan oleh
wajib pajak pada saat mengajukan
permohonan izin
perpanjangan. 2
Setelah wajib
pajak menyampaikan
surat pemberitahuan
tahunan pajak penghasilan, besarnya
pajak penghasilan pasal 25 dihitung kembali:
a
Menurut SPT tahunan pajak penghasilan tahun
pajak yang lalu dikurangi dengan pajak penghasilan
yang dipotong dan atau dipungut
serta pajak
penghasilan yang dibayar atau terutang di luar
negeri yang
boleh dikreditkan,
kemudian dibagi 12 dua belas atau
banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak dan
berlaku surut mulai bulan batas waktu penyampaian
SPT tahunan.
b Apabila wajib pajak
berhak atas kompensasi kerugian atau dalam hal
wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur,
22
maka besarnya PPh pasal 25
dihitung kembali
berdasarkan ketentuan
yang berlaku bagi wajib pajak yang berhak atas
kompensasi kerugian atau bagi
wajib pajak
memperoleh penghasilan tidak teratur sebagaimana
telah diuraikan
sebelumnya. Perhitungan
kembali tersebut berlaku mulai
bulan batas
waktu penyampaian
surat pemberitahuan
tahunan pajak penghasilan, yaitu 3
tiga bulan setelah akhir tahun pajak.
e. Wajib pajak membetulkan
sendiri surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan
yang
mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar
dari
angsuran bulanan
sebelum pembetulan Apabila dalam tahun pajak
berjalan wajib
pajak membetulkan
sendiri SPT
tahunan pajak
penghasilan tahun pajak yang lalu maka
besarnya PPh pasal 25 dihitung kembali
berdasarkan SPT
pembetulan tersebut dan berlalu surut mulai bulan batas waktu
penyampaian SPT
tahunan. Apabila terjadi besarnya pajak
penghasilan pasal 25 yang dihitung
berdasarkan pembetulan tersebut lebih besar
dari pajak penghasilan pasal 25 sebelum dilakukan pembetulan,
maka kekurangan setoran PPh pasal 25 terutang bunga.
f. Terjadi perubahan keadaan
usaha atau kegiatan wajib pajak
Perubahan keadaan
badan usaha atau kegiatan wajib pajak
dapat terjadi karena penurunan atau
peningkatan usaha.
Apabila sesudah 3 tiga bulan atau lebih berjalannya satu
tahun pajak
Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.
Kep. 537Pj2000 tanggal 9 Desember 2000 wajib pajak
dapat
menunjukkan bahwa
pajak penghasilan
yang terutang untuk tahun pajak
tersebut kurang dari 75 dari pajak
penghasilan yang
terutang yang menjadi dasar perhitungan
besarnya pajak
penghasilan pasal 25, wajib pajak
dapat mengajukan
permohonan pengurangan
besarnya pajak
penghasilan pasal 25. Apabila dalam 1
satu tahun
wajib pajak
mengalami peningkatan usaha dan
diperkirakan pajak
penghasilan yang akan terutang untuk tahun pajak tersebut lebih
dari 150
dari pajak
penghasilan yang terutang yang menjadi
dasar perhitungan
besarnya pajak
penghasilan pasal 25, maka besarnya pajak
penghasilan pasal 25 untuk bulan-bulan yang tersisa dari
tahun pajak yang bersangkutan
23
harus dihitung
kembali berdasarkan perkiraan kenaikan
pajak penghasilan
yang terutang tersebut oleh wajib
pajak sendiri
atau pepala
Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar.
3. Pajak Penghasilan Pasal 25