Penghitungan PPh Pasal 25 analisis tingkat pertumbuhan pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, dan pajak penghasilan orang peribadi pada kabupaten Tangerang periode 2005-2009

19 dikurangi dengan Pajak Penghasilan yang dipotongdipungutdibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan dibagi 12 dua belas atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak. Jadi, Pajak Penghasilan PPh pasal 25 adalah angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak setiap bulan dalam tahun berjalan. Angsuran pajak penghasilan pasal 25 tersebut dapat dijadikan sebagai kredit pajak terhadap pajak yang terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan SPT tahunan pajak penghasilan. Besarnya angsuran Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 adalah sebesar pajak penghasilan yang terutang menurut surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan pajak penghasilan yang dipotong dan atau dipungut serta pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan, kemudian dibagi 12 dua belas atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak. Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak untuk tahun pajak yang lalu, maka besarnya angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut dan berlaku mulai bulan berikutnya setelah bulan penerbitan surat ketetapan pajak. Penetapan besarnya angsuran pajak berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut bisa sama, lebih besar atau lebih kecil dari angsuran pajak sebelumnya berdasarkan surat pemberitahuan tahunan. Setelah dikeluarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak, angsuran pajak untuk bulan-bulan berikutnya setelah tanggal keputusan itu, dihitung berdasarkan jumlah pajak yang terutang menurut keputusan tersebut.

2. Penghitungan PPh Pasal 25

dalam Hal-Hal Tertentu Perhitungan PPh pasal 25 dalam hal-hal tertentu adalah perhitungan dalam hal: a. Wajib pajak berhak atas kompensasi kerugian Kompensasi kerugian adalah kompensasi kerugian fiskal berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan, Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding. Besarnya angsuran Pajak Penghasilan pasal 25 dalam hal wajib pajak berhak atas kompensasi kerugian adalah sebesar pajak penghasilan yang dihitung dengan dasar perhitungan dikurangi dengan pajak penghasilan yang dipotong dan atau dipungut serta pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang 20 boleh dikreditkan, kemudian dibagi 12 dua belas atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.

b. Wajib pajak memperoleh

penghasilan tidak teratur Penghasilan tidak teratur adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh selain dari kegiatan usaha, pekerjaan bebas, pekerjaan, dan atau modal, misalnya keuntungan dari pengalihan harta. Sedangkan penghasilan teratur adalah penghasilan yang lazimnya diterima atau diperoleh secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setiap tahun pajak yang bersumber dari kegiatan usaha, pekerjaan bebas, pekerjaan, harta, dan atau modal, kecuali penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan bersifat final. Apabila wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur, maka dasarnya perhitungan pajak penghasilan pasal 25 adalah hanya penghasilan neto yang diterima atau diperoleh secara teratur menurut surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan tahun pajak yang lalu.

c. Surat

pemberitahuan tahunan pajak penghasilan tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan Apabila surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan selambat- lambatnya tiga bulan setelah akhir tahun pajak, maka besarnya pajak penghasilan pasal 25 dihitung sebagai berikut: 1 Bulan-bulan mulai batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh tersebut sampai dengan bulan disampaikannya surat pemberitahuan tahunan yang bersangkutan, besarnya pajak penghasilan pasal 25 adalah sama dengan besarnya angsuran pajak penghasilan pasal 25 bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu dan bersifat sementara. 2 Wajib pajak menyampaikan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan, besarnya pajak penghasilan pasal 25 dihitung kembali sebagai berikut: a Sebesar pajak penghasilan yang terutang menurut surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan pajak penghasilan yang dipotong dan atau dipungut serta pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan, dibagi 12 dua belas atau 21 banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak yang berlaku surut mulai bulan batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh. b Dalam hal wajib pajak berhak atas kompensasi kerugian atau dalam hal wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur, maka besarnya PPh pasal 25 dihitung kembali berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi wajib pajak yang berhak atas kompensasi kerugian atau bagi wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur sebagaimana telah diuraikan di atas. Perhitungan kembali tersebut berlaku mulai bulan batas waktu penyampaian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan, yaitu 3 tiga bulan setelah akhir tahun pajak.

d. Wajib

pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan Dalam hal wajib pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan, maka besarnya pajak penghasilan pasal 25 dihitung sebagai berikut: 1 Bulan-bulan mulai bulan batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh sampai dengan bulan sebelum disampaikan surat pemberitahuan tahunan yang bersangkutan adalah sama dengan besarnya pajak penghasilan pasal 25 yang dihitung berdasarkan perhitungan sementara yang disampaikan oleh wajib pajak pada saat mengajukan permohonan izin perpanjangan. 2 Setelah wajib pajak menyampaikan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan, besarnya pajak penghasilan pasal 25 dihitung kembali: a Menurut SPT tahunan pajak penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan pajak penghasilan yang dipotong dan atau dipungut serta pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan, kemudian dibagi 12 dua belas atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak dan berlaku surut mulai bulan batas waktu penyampaian SPT tahunan. b Apabila wajib pajak berhak atas kompensasi kerugian atau dalam hal wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur, 22 maka besarnya PPh pasal 25 dihitung kembali berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi wajib pajak yang berhak atas kompensasi kerugian atau bagi wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratur sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Perhitungan kembali tersebut berlaku mulai bulan batas waktu penyampaian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan, yaitu 3 tiga bulan setelah akhir tahun pajak.

e. Wajib pajak membetulkan

sendiri surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan Apabila dalam tahun pajak berjalan wajib pajak membetulkan sendiri SPT tahunan pajak penghasilan tahun pajak yang lalu maka besarnya PPh pasal 25 dihitung kembali berdasarkan SPT pembetulan tersebut dan berlalu surut mulai bulan batas waktu penyampaian SPT tahunan. Apabila terjadi besarnya pajak penghasilan pasal 25 yang dihitung berdasarkan pembetulan tersebut lebih besar dari pajak penghasilan pasal 25 sebelum dilakukan pembetulan, maka kekurangan setoran PPh pasal 25 terutang bunga.

f. Terjadi perubahan keadaan

usaha atau kegiatan wajib pajak Perubahan keadaan badan usaha atau kegiatan wajib pajak dapat terjadi karena penurunan atau peningkatan usaha. Apabila sesudah 3 tiga bulan atau lebih berjalannya satu tahun pajak Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. Kep. 537Pj2000 tanggal 9 Desember 2000 wajib pajak dapat menunjukkan bahwa pajak penghasilan yang terutang untuk tahun pajak tersebut kurang dari 75 dari pajak penghasilan yang terutang yang menjadi dasar perhitungan besarnya pajak penghasilan pasal 25, wajib pajak dapat mengajukan permohonan pengurangan besarnya pajak penghasilan pasal 25. Apabila dalam 1 satu tahun wajib pajak mengalami peningkatan usaha dan diperkirakan pajak penghasilan yang akan terutang untuk tahun pajak tersebut lebih dari 150 dari pajak penghasilan yang terutang yang menjadi dasar perhitungan besarnya pajak penghasilan pasal 25, maka besarnya pajak penghasilan pasal 25 untuk bulan-bulan yang tersisa dari tahun pajak yang bersangkutan 23 harus dihitung kembali berdasarkan perkiraan kenaikan pajak penghasilan yang terutang tersebut oleh wajib pajak sendiri atau pepala Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar.

3. Pajak Penghasilan Pasal 25