Kondisi analisis tingkat pertumbuhan pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, dan pajak penghasilan orang peribadi pada kabupaten Tangerang periode 2005-2009

41 Tanggal 28 Februari 1993 terbit Undang-Undang No. 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kota Tangerang. Berdasarkan undang-undang ini wilayah kota administratif Tangerang dibentuk menjadi daerah otonomi Kota Tangerang, yang lepas dari Kabupaten Tangerang. Berkaitan itu terbit pula Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1995 tentang pemindahan Ibukota Kabupaten Dati II Tangerang dari wilayah Kotamadya Dati II Tangerang ke kecamatan Tigaraksa. Akhirnya, pada awal tahun 2000, pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang pun dipindahkan Bupati H. Agus Djunara ke Ibukota Tigaraksa. Pemindahan ini dinilai strategis dalam upaya memajukan daerah karena bertepatan dengan penerapan otonomi daerah, seperti diberlakukannya perimbangan keuangan pusat dan daerah, adanya revisi pajak dan retribusi daerah, serta terbentuknya Provinsi Banten.

2. Kondisi

Geografis dan Demografis Kabupaten Tangerang terletak di bagian Timur Provinsi Banten pada koordinat 106°20-106°43 Bujur Timur dan 6°00-6°20 Lintang Selatan. Batas-batas wilayah kabupaten Tangerang, yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur dengan Jakarta, Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Bogor. Sedangkan di bagian barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Serang. Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Tangerang sementara adalah 2.838.621 orang, yang terdiri atas 1.454.914 laki ‐laki dan 1.383.707 perempuan. Dari hasil tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk Kabupaten Tangerang masih bertumpu di Kecamatan Pasar Kemis yakni sebesar 8,34 persen 236.752 orang, kemudian diikuti oleh Kecamatan Cikupa sebesar 7,94 persen 225.246 orang, Kecamatan Kelapa Dua sebesar 6,43 persen dan kecamatan lainnya di bawah 5 persen. Mekar Baru, Jambe, dan Kemiri adalah 3 kecamatan dengan urutan terbawah yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit yang masing ‐masing berjumlah 35.012 orang, 40.094 orang, dan 40.384 orang. Dengan luas wilayah Kabupaten Tangerang sekitar 959,61 kilometer persegi yang didiami oleh 2.838.621 orang maka rata ‐rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Tangerang adalah sebanyak 2.958 orang per kilometer persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah 42 Kecamatan Pasar Kemis yakni sebanyak 9.134 orang per kilometer persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Kemiri yakni sebanyak 1. 235 orang per kilometer persegi. Kabupaten Tangerang dibagi ke dalam 29 kecamatan dan 251 desa. Keseluruhan kondisi wilayah memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0-3 menurun. Ketinggian wilayah sekitar antara 0-85 m di atas permukaan laut. Curah hujan setahun rata-rata 1.475 mm dan temperatur udara berkisar antara 23°C-33°C. Iklim ini dipengaruhi oleh wilayah di bagian utara yang merupakan daerah pesisir pantai sepanjang kurang lebih 50 km. Secara topografi, Kabupaten Tangerang berada pada wilayah dataran yang terdiri dari wilayah dataran rendah dan dataran tinggi. Dataran rendah sebagian besar berada di wilayah utara yaitu Kecamatan Teluknaga, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pakuhaji, dan Sepatan. Sedangkan dataran tinggi berada di wilayah bagian tengah ke arah selatan. Wilayah Tangerang juga dibagi ke dalam dua wilayah pusat pertumbuhan, yaitu Balaraja dan Tigaraksa serta Teluknaga. Pusat Pertumbuhan Balaraja dan Tigaraksa yang berada di kawasan barat difokuskan sebagai daerah kawasan industri, pemukiman dan pusat pemerintahan. Pusat pertumbuhan Balaraja dan Tigaraksa meliputi sebelas kecamatan, yaitu Balaraja, Rajeg, Pasar Kemis, Tigaraksa, Kresek, Cisaka, Cikupa, Kronjo, Jayanti, Jambe dan Panongan. Pusat pertumbuhan Teluknaga berada di wilayah pesisir yang meliputi tujuh kecamatan, yaitu Teluknaga, Kosambi, Sepatan, Mauk, Pakuhaji, Kemiri dan Sukadiri. Wilayah ini diarahkan untuk pengembangan sektor pariwisata bahari dan alam, industri maritim, pelabuhan laut, perikanan dan pertambakan.

3. Moto, Visi dan Misi