Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Objek Pajak

13 1 40 empat puluh persen untuk Daerah Propinsi 2 60 enam puluh persen untuk Daerah KabupatenKota Tabel 2.1 Pembagian Dana Bagi Hasil Pajak Sumber : Diolah dari berbagai referensi

b. Dana Alokasi Umum DAU

Dana Alokasi Umum DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU tersebut dialokasikan untuk provinsi dan kabupatenkota.

c. Dana Alokasi Khusus DAK

Dana Alokasi Khusus DAK merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan pada daerah tertentu untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional. 3.Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan pendapatan yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam pendapatan asli daerah dan pendapatan transfer. Hal ini mencakup hibah barang atau uang dan atau jasa, dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan bencana, dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupatenkota, dana penyesuaian dan dana otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya.

D. PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PBB

1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 tentang Dana Bagi Hasil Pajak Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Total Penerima- an Pusat Kab Kota Insen- tif Total Penerima- an Daerah Prov. Kab Kota Biaya Pemungu- tan PBB 10 65 35 90 16,2 64,8 9 BPHTB 20 Dibagi dengan porsi yang sama besar - 80 16 64 - PPh 80 - - 20 40 60 - 14 Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Bumi dan Bangunan PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumitanah dan atau bangunan. Keadaan subyek siapa yang membayar tidak ikut menentukan besarnya pajak. Berdasarkan Direktorat Jenderal Pajak, Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak negara yang dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994. Jadi, Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak negara yang bersifat kebendaan yang dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994. Subyek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan PBB adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, memperoleh manfaat atas bumi, memiliki bangunan, menguasai bangunan, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan Anastasia Diana dan Lilis Setiawati, 2009:713.

2. Objek Pajak

Bumi dan Bangunan PBB Objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan atau bangunan. Bumi adalah permukaan bumi tanah dan perairan dan tubuh bumi yang ada di pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Contohnya yaitu sawah, kebun, tanah, tambang, dan lain-lain. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan. Contohnya yaitu rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, pusat perbelanjaan, fasilitas lain yang memberi manfaat, jalan tol, dan lain-lain. Objek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah objek yang: a. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan, seperti masjid, gereja, rumah sakit pemerintah, sekolah, panti asuhan, candi, dan lain-lain. b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu. c. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak. d. Digunakan oleh perwakilan diplomatik berdasarkan asas perlakuan timbal balik. e. Digunakan oleh badan dan perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan. 15

3. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB