10
d. Menurut N. J. Feldmann
“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkannya secara
umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
” Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-
ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut: a.
Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah. c.
Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila
dari pemasukkannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.
e. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.
f. Pajak peralihan kekayaan dari orangbadan ke Pemerintah.
g. Pajak dapat dipungut secara langsung atau tidak langsung.
2. Fungsi Pajak
Fungsi-fungsi pajak adalah sebagai berikut: a.
Fungsi Budgetair PenerimaanFinansial Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh, yaitu dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri,
11
ekstensifikasi maupun
intensifikasi pemungutan
pajak melalui
penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti PPh, PPN, PBB, PPnBM, dan lain-lain.
b. Fungsi Regulerend Pengatur
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan
tertentu di luar bidang keuangan. Contoh penerapan pajak sebagai fungsi pengatur adalah dikenakannya tarif pajak ekspor sebesar 0 yang
dimaksudkan agar para pengusaha terdorong mengekspor hasil produksinya di pasar dunia sehingga dapat memperbesar devisa negara.
3. Asas Pemungutan Pajak
Beberapa asas pemungutan pajak di Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut Siti Resmi, 2008:10:
a. Asas Domisili Tempat Tinggal
Dalam asas ini, pemungutan pajak berdasarkan domisili atau tempat tinggal wajib pajak dalam suatu negara. Asas ini menyatakan bahwa
negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari
dalam maupun luar negeri. Setiap wajib pajak yang berdomisili atau bertempat tinggal di wilayah Indonesia Wajib Pajak Dalam Negeri
dikenakan pajak atas seluruh penghasilan yang diperolehnya baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia.
12
b. Asas Sumber
Dalam asas ini, pemungutan pajak didasarkan pada sumber pendapatanpenghasilan dalam suatu negara. Asas ini menyatakan bahwa
negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak. Setiap
orang yang memperoleh penghasilan dari Indonesia dikenakan pajak atas penghasilan yang diperolehnya tadi.
c. Asas Kebangsaan Nationaliteit
Dalam asas ini, pemungutan pajak didasarkan pada kebangsaan atau kewarganegaraan dari wajib pajak, tanpa melihat darimana sumber
pendapatanpenghasilan tersebut maupun di negara mana tempat tinggal domisili dari wajib pajak yang bersangkutan.
B. OTONOMI DAERAH
Proses peralihan dari sistem dekonsentrasi ke sistem desentralisasi disebut pemerintah daerah dengan otonomi. Otonomi adalah penyerahan
urusan pemerintah kepada pemerintah daerah yang bersifat operasional dalam rangka sistem birokrasi pemerintahan. Tujuan otonomi adalah mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan kepada masyarakat MR Khairul Muluk, 2007:17.
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam
sistem Negara
Kesatuan Republik
Indonesia.
13
Desentralisasi mengandung dua unsur pokok. Unsur yang pertama adalah terbentuknya daerah otonom atau otonomi daerah. Unsur yang kedua adalah
penyerahan sejumlah fungsi pemerintahan kepada daerah otonom. Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan otonomi daerah
adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Otonomi daerah diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat setempat dalam wilayah tertentu guna
terselenggaranya pemerintahan sendiri sesuai dengan kondisi dan potensi masyarakat setempat. Dalam daerah otonom itulah terselenggaranya otonomi
daerah HAW Widjaja, 2009:13. Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah diperlukan
kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab di daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan aturan, pembagian, dan pemanfaatan
sumber daya nasional yang berkeadilan, serta pembagian keuangan pemerintah pusat dan daerah. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan bertanggung jawab dalam rangka
pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan
14
potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dasar hukum otonomi
daerah adalah sebagai berikut:
1. Undang Undang Dasar.