11
bersumber dari daerah itu sendiri. Pendapatan asli daerah mencakup
pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
2. Dana Perimbangan
Dana perimbangan adalah dana
yang bersumber
dari pendapatan
APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan merupakan
salah satu komponen pendapatan daerah
yang cukup
penting. Banyak
pemda yang
masih mengandalkan sumber pendapatan
ini karena jumlah PAD-nya yang kurang mencukupi untuk menutup
anggaran
belanjanya. Dana
perimbangan mencakup: a.Dana Bagi Hasil
Dana Bagi Hasil DBH adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN
yang dialokasikan
kepada daerah
dengan angka
persentase tertentu didasarkan atas daerah
penghasil untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
Sumber dana bagi hasil adalah pajak dan sumber daya alam.
Pajak sendiri terdiri atas Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB, serta Pajak
Penghasilan PPh, baik dari Wajib Pajak Orang Pribadi
dalam negeri maupun dari Pajak Penghasilan PPh pasal 21.
Sedangkan dana bagi hasil dari sumber daya alam berasal dari
kehutanan, pertambangan gas bumi, serta pertambangan panas
bumi.
Pembagian dan
mekanisme penghitungan dana bagi hasil, baik pajak maupun
sumber daya alam diatur dalam UU Nomor 33 tahun 2004
tentang
Dana Perimbangan.
Dana bagi hasil yang bersumber dari pajak terdiri atas:
1 Dana bagi
hasil dari
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
PBB. Hasil
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
dibagi untuk
Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah dengan
imbangan sebagai berikut: a 10
sepuluh persen
untuk Pemerintah Pusat. 10
sepuluh persen
bagian Pemerintah dari penerimaan
PBB dibagikan kepada seluruh
daerah kabupaten dan kota yang
didasarkan atas
realisasi penerimaan PBB tahun anggaran berjalan,
dengan imbangan sebagai berikut:
1 65 enam puluh lima
persen dibagikan
secara merata kepada seluruh
daerah kabupaten dan kota;
dan 2 35 tiga puluh lima
persen dibagikan
sebagai insentif kepada
12
daerah kabupaten dan kota
yang realisasi
tahun sebelumnya
mencapaimelampaui rencana
penerimaan sektor tertentu.
b 90 sembilan
puluh persen untuk Pemerintah
Daerah, dengan rincian sebagai berikut:
1 16,2
enam belas
koma dua
persen untuk daerah provinsi
yang bersangkutan dan disalurkan ke Rekening
Kas Umum Daerah provinsi;
2 64,8 enam puluh empat koma delapan
persen untuk daerah kabupatenkota
yang bersangkutan
dan disalurkan ke Rekening
Kas Umum Daerah kabupatenkota; dan
3 9 sembilan persen untuk
biaya pemungutan.
2 Dana bagi
hasil dari
Penerimaan Bea Perolehan Hak
atas Tanah
dan Bangunan BPHTB. Hasil
penerimaan Bea Perolehan Hak
atas Tanah
dan Bangunan
dibagi untuk
Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah dengan
imbangan sebagai berikut: a 20 dua puluh persen
bagian Pemerintah dari penerimaan
BPHTB dibagikan dengan porsi
yang sama besar untuk seluruh
kabupaten dan
kota. b 80
delapan puluh
persen untuk Pemerintah Daerah, dengan rincian
sebagai berikut: 1 16
enam belas
persen untuk daerah provinsi
yang bersangkutan
dan disalurkan ke Rekening
Kas Umum Daerah provinsi; dan
2 64 enam
puluh empat persen untuk
daerah kabupaten dan kota
penghasil dan
disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah
kabupatenkota.
3 Dana bagi hasil dari Pajak Penghasilan
PPh orang
pribadi dalam negeri dan Pajak
Penghasilan PPh
pasal 21
dibagi antara
Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah dengan
imbangan sebagai berikut: a 80
delapan puluh
persen untuk Pemerintah Pusat
b 20 dua puluh persen untuk Pemerintah Daerah.
Bagian penerimaan
Pemerintah Daerah dibagi antara daerah provinsi dan
daerah kabupatenkota
dengan imbangan sebagai berikut:
13
1 40 empat
puluh persen untuk Daerah
Propinsi 2 60
enam puluh
persen untuk Daerah KabupatenKota
Tabel 2.1 Pembagian Dana Bagi Hasil Pajak
Sumber : Diolah dari berbagai referensi
b. Dana Alokasi Umum DAU
Dana Alokasi
Umum DAU
adalah dana
yang bersumber
dari pendapatan
APBN yang
dialokasikan dengan
tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah
untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. DAU
tersebut dialokasikan
untuk provinsi
dan kabupatenkota.
c. Dana Alokasi Khusus DAK
Dana Alokasi
Khusus DAK merupakan dana yang
bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan pada
daerah tertentu
untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah dan merupakan bagian
dari program yang menjadi prioritas nasional.
3.Lain-lain pendapatan
daerah yang sah
merupakan pendapatan yang tidak dapat diklasifikasikan
ke dalam pendapatan asli daerah dan pendapatan transfer. Hal ini
mencakup hibah barang atau uang dan atau jasa, dana darurat
dari pemerintah dalam rangka penanggulangan bencana, dana
bagi hasil pajak dari provinsi kepada
kabupatenkota, dana
penyesuaian dan dana otonomi khusus, serta bantuan keuangan
dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya.
D. PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PBB
1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan