16
E. BEA PEROLEHAN HAK ATAS
TANAH DAN
BANGUNAN BPHTB
1. Pengertian Bea Perolehan Hak
atas Tanah
dan Bangunan
BPHTB
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB adalah
pajak yang
dikenakan atas
perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan BPHTB pertama
kali diatur
dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun
1997 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2000. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan
adalah perbuatan atau peristiwa hukum
yang mengakibatkan
diperolehnya hak atas dan atau bangunan oleh orang pribadi atau
badan.
Menurut Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan
Retribusi Daerah, Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan adalah pajak atas
perbuatan atau peristiwa hukum
yang mengakibatkan
diperolehnya hak
atas tanah
danatau bangunan oleh orang pribadi atau badan. Jadi, Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB adalah pajak
yang dikenakan atas peristiwa hukum
yang mengakibatkan
diperolehnya hak
atas tanah
danatau bangunan. Hak atas tanah dan atau
bangunan adalah hak atas tanah, termasuk
hak pengelolaan,
berserta bangunan
diatasnya, sebagaimana
dalam Undang-
Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria, Undang-undang Nomor 16 tentang Rumah Susun,
dan
ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
lainnya. Subjek
pajak bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan BPHTB adalah orang
pribadi atau
badan yang
memperoleh hak
atas tanah
danatau bangunan.
2. Objek Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan BPHTB
Objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
Hak atas tanah dapat meliputi hak milik, hak guna usaha, hak guna
bangunan, hak pakai, hak milik atas satuan rumah susun, serta hak
pengelolaan. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan meliputi:
a.
Pemindahan hak karena jual beli,
tukar-menukar, hibah,
wasiat, waris, pemasukan dalam perseroan atau badan hukum
lainnya, pemisahan hak yang mengakibatkan
peralihan, penunjukan
pembeli dalam
lelang, pelaksanaan
putusan hakim
yang mempunyai
kekuatan hukum
tetap, penggabungan usaha, peleburan
usaha, pemekaran usaha, dan hadiah.
17
b.Pemberian hak baru karena kelanjutan pelepasan hak dan di
luar pelepasan hak
3. Bukan Objek Bea Perolehan