45
h. Tarif pasal 17 undang-undang pajak penghasilan adalah:
Tabel 2.3 Tarif PPh Pasal 17
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000 5
Diatas Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 250.000.000 15
Diatas Rp 250.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000 25
Diatas Rp 500.000.000 30
Sumber : www.pajak.go.id
I. PENELITIAN SEBELUMNYA
Tabel 2.4 Penelitian Sebelumnya
Peneliti Judul
Variabel Metodologi
Hasil
Rahmadina 2006
Analisis Pengaruh
Penerimaan PBB dan
BPHTB terhadap
Pendapatan Daerah
X
1
= PBB X
2
= BPHTB Y = Pendapatan
Daerah -
Sampel dari tahun 2002-
2005 -
Convenience sampling
- Uji klasik
dan uji hipotesis,
seperti regresi
berganda, uji korelasi, uji
determinasi, uji F dan uji t
Penerimaan PBB
berpengaruh secara
signifikan terhadap
pendapatan daerah
sedangkan penerimaan
BPHTB tidak berpengaruh
secara signifikan
terhadap pendapatan
daerah
Masitoh 2007
Analisis Pengaruh
Penerimaan PPh Pasal 21,
PBB dan BPHTB
terhadap Penerimaan
Daerah X
1
= PBB X
2
= BPHTB X
3
= PPh pasal 21 Y = Penerimaan
Daerah -
Sampel dari tahun 2001-
2005 -
Metode analisis
regresi berganda
- SPSS versi
15.0 Tingkat
penerimaan PBB dan
BPHTB mempengaruhi
secara signifikan
terhadap tingkat
pendapatan daerah
sedangkan PPh pasal 21 tidak
Bersambung pada halaman selanjutnya
46
Tabel 2.4 Lanjutan
Peneliti Judul
Variabel Metodologi
Hasil
berpengaruh secara
signifikan Wahyuni dan
Priyo Hari Adi
2009 Analisis
Pertumbuhan dan
Kontribusi Dana Bagi
Hasil terhadap
Pendapatan Daerah
X
1
= Dana Bagi Hasil Pajak
X
2
= Dana Bagi Hasil SDA
Y = Pendapatan Daerah
- Data
sekunder tahun 2001-
2005 -
Sampel 36 kabupaten
kota di Jawa-Bali
- Mengguna-
kan formula Pertumbu-
han dan Kontribusi
- DBH Pajak
mengalami pertumbuhan
positif, DBH SDA
mengalami pertumbuhan
negatif
- DBH Pajak
berkontribusi sedangkan
DBH SDA berada di
bawah rata-rata secara
keseluruhan
Timbul Hamonangan
Simanjuntak 2009
Kepatuhan Pajak dan
Bagi Hasil Pajak dalam
Perekono- mian di Jawa
Timur X
1
= Kepatuhan Pajak
X
2
= Bagi Hasil Pajak
Y=Perekonomian di Jawa Timur
- Metode
deskriptif kuantitatif
- Data
sekunder tahun
2001-2006 -
Sebagian besar daerah di Jawa
Timur memiliki tingkat kepatu-
han pajak yang rendah di ba-
wah 50 yang berdampak pa-
da perolehan DBH pajak
- DBH pajak
selalu mengalami
peningkatan tiap tahun
Lia Ekowati, Ida Nurhayati
dan Nedsal Sixpria
2003 PBB Sebagai
Salah Satu Sumber Dana
dalam Pembangu-
nan Daerah Kota Depok
X = PBB Y=Pembangunan
Daerah -
Analisis Kualitatif
- Data
Penerimaan PBB 2003
Januari- Agustus
- PBB semakin
efektif sejak kota Depok
terpisah dari Kota Bogor
- PBB telah
cukup memberikan
kontribusi dalam
pembangunan
Bersambung pada halaman selanjutnya
47
Tabel 2.4 Lanjutan
Peneliti Judul
Variabel Metodologi
Hasil
daerah kota Depok
Didit Welly Udjianto
2008 Analisis Dana
Perimbangan antara
Pemerintah Pusat dan
Daerah terhadap
Pertumbuhan Ekonomi
X
1
=Bagi Hasil Pajak
X
2
=Bagi Hasil Bukan Pajak
X
3
=DAU X
4
=DAK Y=Pertumbuhan
Ekonomi -
Analisis regresi
klasik -
Analisis deskriptif
- Objek
penelitian di Jawa
Tengah dan Yogyakarta
- Data
sekunder tahun 2003-
2005 -
Bagi hasil pajak, bagi
hasil bukan pajak, DAU,
dan DAK berpengaruh
terhadap pertumbuhan
ekonomi
Joko Tri Haryanto
2005 Kemandirian
Daerah Sebuah
Perspektif dengan
Metode Path Analysis
X
1
=Pajak Daerah
X
2
=Retribusi Daerah
X
3
=PDRB jasa X
4
=Bagi Hasil Pajak
Y=Kapasitas Fiskal
- Data
sekunder tahun 2002-
2004 -
Sampel 26 propinsi
- Metode
regresi path analysis
- Pajak daerah
dan bagi hasil pajak memiliki
hubungan signifikan
terhadap kapasitas fiskal
- Retribusi
daerah dan PDRB jasa
tidak mempengaruhi
kapasitas fiskal secara
signifikan
Yulia Anggara Sari
2010 Analisis
Efektivitas dan Kontribusi
Penerimaan PBB terhadap
Pendapatan Daerah Kota
Bandung X= PBB
Y=Pendapatan Daerah
- Metode
deskriptif -
Mengguna- kan formula
Pertumbu- han,
Efektivitas, Potensi dan
Kontribusi
- Data
sekunder tahun 2002-
2008 -
Tingkat efektivitas PBB
sangat tinggi dengan kriteria
sangat efektif
- Laju
pertumbuhan mengalami
peningkatan dari tahun ke
tahun
- Rata-rata
tingkat kontribusi PBB
sangat rendah
Bersambung pada halaman selanjutnya
48
Tabel 2.4 Lanjutan
Peneliti Judul
Variabel Metodologi
Hasil
Amin Pujiati 2008
Analisis Pertumbuhan
Ekonomi di Karesidenan
Semarang Era Desentralisasi
Fiskal X
1
= PAD X
2
= Dana Bagi Hasil
X3=DAU Y=Pertumbuhan
Ekonomi -
Data sekunder
tahun 2002- 2006
- Sampel 6
kabupaten kota
- Metode
analisis regresi
- Metode
GLS Generali-
zed Least Squares
- PAD dan
dana bagi hasil
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
- DAU
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
Joko Waluyo 2007
Dampak Desentralisasi
Fiskal terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan
Ketimpangan Pendapatan
Antardaerah di Indonesia
X
1
=Dana Bagi Hasil Pajak
X
2
=Dana Bagi Hasil SDA
Y=Pertumbuhan Ekonomi
- Metode :
model ekonometrik
simultan dan determinis-
tik
- Sampel 33
propinsi -
Data sekunder
tahun 2001- 2005
- DBH Pajak
dan SDA mengha-
silkan rata- rata
pertumbuhan ekonomi
yang negatif. Hanya daerah
yang kaya SDA dan
pusat industri serta jasa
yang menghasilkan
pertumbuhan ekonomi
positif
Lars P. Feld,Gebhard
Kirchgassner, dan
Christoph A. Schaltegger
2010 Decentralized
Taxation and The Size of
Government : Evidence from
Swiss State and Local
Governments X
1
=Tax Exporting X
2
=Tax Competition
X
3
=Fragmentation Y=Pendapatan
Daerah -
Panel data -
Data sekunder
tahun 1980- 1988
- Analisis
empiris -
Tax exporting
berkontribusi besar pada
pendapatan daerah
- Tax
competition berkontribusi
sedikit pada pendapatan
daerah
Bersambung pada halaman selanjutnya
49
Tabel 2.4 Lanjutan
Peneliti Judul
Variabel Metodologi
Hasil
- Fragmenta-
tion tidak berkontribusi
sama sekali
Sumber : Diolah dari berbagai referensi
J. KETERKAITAN ANTAR VARIABEL
1. Penerimaan PBB dengan Pendapatan Daerah