35
jumlah berdasarkan pembukuan atau pencatatan setiap bulan yang dibayarkan atas nama dan NPWP wajib pajak masing-masing tempat
usahagerai outlet.
G. PAJAK PENGHASILAN PPh PASAL 29
Pajak Penghasilan Pasal 29 adalah pajak penghasilan yang harus dibayar atas kekurangan pembayaran pajak pada akhir tahun pajak Anastiasa Diana
dan Lilis Setiawati, 2009:221. Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan pasal 29, apabila pajak yang terutang untuk
suatu tahun pajak ternyata lebih besar daripada kredit pajak, kekurangan pembayaran pajak yang terutang harus dilunasi sebelum surat pemberitahuan
tahunan pajak penghasilan disampaikan. Jadi, Pajak Penghasilan pasal 29 adalah pajak yang kurang dibayar pada tahun pajak sebelumnya yang harus
dilunasi oleh wajib pajak. Ketentuan ini mewajibkan wajib pajak untuk melunasi kekurangan
pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan undang-undang ini sebelum surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan disampaikan dan
paling lambat pada batas akhir penyampaian surat pemberitahuan tahunan.
H. PAJAK PENGHASILAN PPh PASAL 21
1. Pengertian Pajak Penghasilan PPh Pasal 21
Pajak penghasilan PPh adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu
36
tahun pajak Waluyo, 2009:87. Ditinjau dari pemungut dan pengelolanya PPh dikategorikan sebagai pajak pusat negara yaitu pajak yang dipungut
oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Ditinjau dari golongannya PPh dikategorikan sebagai pajak langsung
yaitu pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain
dimana pajak harus menjadi beban wajib pajak yang bersangkutan. Pajak penghasilan PPh pasal 21 merupakan pajak penghasilan yang
dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa,
atau kegiatan yang dilakukan wajib pajak orang pribadi dalam negeri Siti Resmi, 2008:155. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
mengenai Pajak Penghasilan, Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. Sehingga, Pajak
Penghasilan Pasal 21 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima wajib pajak orang pribadi yang berada di dalam
negeri.
2. Subjek Pajak Penghasilan PPh Pasal 21
Subjek-subjek pajak penghasilan PPh pasal 21 adalah sebagai berikut:
37
a. Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21
1 Pegawai, yaitu setiap orang pribadi yang melakukan pekerjaan
berdasarkan suatu perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam
jabatan negeri atau Badan Usaha Milik Negara BUMN dan Badan Usaha Milik Daerah BUMD.
2 Penerima pensiun, yaitu orang pribadi atau ahli warisnya yang
menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan di masa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang
menerima uang pensiun, tabungan hari tua atau tunjangan hari tua. 3
Penerima honorarium, yaitu orang orang pribadi yang menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan atau kegiatan
yang dilakukannya. 4
Penerima upah, yaitu orang pribadi yang menerima upah harian, upah mingguan, upah borongan, atau upah satuan.
5 Orang pribadi lainnya yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan dari pemotong pajak.
b. Tidak termasuk penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21
1 Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari
negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan
syarat bukan Warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau
38
pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.
2 Pejabat perwakilan organisasi internasional dan pejabat perwakilan
organisasi internasional yang tidak termasuk sebagai subjek pajak penghasilan yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 601KMK.032005 dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha
atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.
3. Objek Pajak Penghasilan PPh Pasal 21