81
PMK definitif untuk menentukan jumlah alokasi maksimal yang sebenarnya akan dibagikan ke setiap daerah pada tahun tersebut.
Setelah mengetahui isi dari PMK sementara maka pemerintah daerah akan membandingkan dengan potensi yang ada di lapangan, apakah sesuai
dengan yang telah ditetapkan atau tidak. Jika kenyataannya potensi yang ada di lapangan sesuai dengan PMK maka pemerintah daerah akan
menganggarkan sesuai dengan yang tercantum di lampiran PMK, akan tetapi jika tidak sesuai dengan PMK perhitungan dari pusat salah maka
pemerintah daerah hanya akan menganggarkan 80-90 dari batas maksimal yang ada di PMK tersebut.
3. Proses Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak
Proses penerimaan dana bagi hasil pajak di kabupaten Tangerang dimulai dari wajib pajak yang membayar pajak di KPP, di Kabupaten
Tangerang terdapat 2 KPP yaitu KPP Pratama Tigaraksa dan KPP Pratama Kosambi. Lalu, KPP akan menyetorkannya ke pusat melaui Kementerian
Keuangan Kas Negara, dari pusat akan dianggarkan ke APBN dan disesuaikan apakah penerimaan pajak tahun tersebut telah sesuai dengan
target nasional atau tidak. Setelah itu, pemerintah pusat akan melakukan pembagian penerimaan pajak, berapa bagian untuk pusat dan berapa bagian
untuk daerah. Pembagian penerimaan pajak untuk daerah disesuaikan dengan potensi yang ada di masing-masing daerah.
Pemerintah pusat akan memasukkannya ke kas daerah sesuai dengan pos masing-masing daerah, misalnya pos Kabupaten Tangerang melalui
82
Bank Jabar Banten BJB. Dimana uang yang telah ditransfer tersebut akan dimasukkan ke masing-masing akun yang telah disediakan, misal akun
DAU Dana Alokasi Umum, DAK Dana Alokasi Khusus, maupun dana bagi hasil pajak atau SDA Sumber Daya Alam. Setiap dana bagi hasil
pajak seperti PBB, BPHTB, dan PPh memiliki akun tersendiri. Proses penerimaan dana bagi hasil pajak sekitar 1-2 hari.
Walaupun penerimaannya selalu dicatat setiap bulan, pihak Dipenda Tangerang selalu melakukan rekonsiliasi data setiap triwulan. Artinya,
data-data yang tercatat di Kabupaten Tangerang realisasi pajak yang diterima akan dibandingkan dengan data-data atau rekonsiliasi yang ada di
KPP Pratama yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang. Dari rekonsiliasi tersebut, apabila ada selisih maka langsung bisa ditemukan
selisihnya berada di bulan apa atau apakah tidak ada selisih pada tahun tersebut.
Dalam proses transfer terkadang terjadi kesalahan, begitu pula dengan proses transfer dana bagi hasil pajak dari pemerintah pusat. Kesalahan
tersebut biasanya terjadi karena 2 hal, yaitu kesalahan dari pihak Kementerian Keuangan pusat atau kesalahan dari pihak Bank Jabar
BantenBJB. Umumnya, pihak BJB sudah mengetahui jika dana tersebut seharusnya ditransfer ke akun Kota Tangerang akan tetapi karena salah
lihat atau segala macam hal, pihak BJB mentransfer dana tersebut ke Kabupaten Tangerang human error.
83
Akan tetapi, dalam waktu yang tidak lama akan ada klaim dari pihak BJB maupun pihak yang dirugikan. Kesalahan tersebut akan terlihat dari
bukti transfer dan rekonsiliasi data. Terkadang uang yang telah ditransfer oleh pemerintah pusat juga tidak jelas komposisi dan pos-nya, maka pihak
akuntansi di Kabupaten Tangerang akan melakukan konfirmasi dengan pusat mengenai sejumlah dana yang ada di akun kas daerah tersebut. Pihak
akuntansi akan meminta penjelasan bahwa uang yang ditransfer tersebut merupakan dana apa.
Setelah uangnya masuk ke kas daerah, sebelumnya di APBD telah dianggarkan bahwa dana-dana tersebut akan dipergunakan untuk keperluan
apa saja. Artinya, pendapatan yang sebesar itu sudah dialokasikan untuk belanja pemerintahan daerah. Jadi, uang yang masuk dicatat sebagai
penerimaan dan uang yang keluar dicatat kembali sebagai pengeluaran dalam bentuk kegiatan atau proyek.
4. Kebijakan-Kebijakan yang Diambil