Abu al-Aswad al-Misriy Ibnu Lahi’ah

c. Dan Ibnu Hibban menyebutnya dalam kitab beliau “Al-Tsiqaat” 68 Seluruh kritikus hadis memuji Abu al-Aswad al-Misriyu. Pujian yang diberikan kepadanya adalah pujian yang menunjukan bahwa Abu al-Aswad al- Misriyu adalah seoarang periwayat yang memiliki kualitas pribadi dan kemampuan intelektual yang tidak diragukan lagi. Dengan demikian, pernyataannya yang mengatakan bahwa dia menerima riwayat hadis diatas dari Ibnu Lahi’ah dapat dipercaya. Itu berarti bahwa sanad antara Abu al-Aswad al- Misriyu dan Ibnu Lahi’ah dalam keadaan bersambung.

5. Ibnu Lahi’ah

Nama lengkapnya adalah ‘Abdullah ibn Lahi’ah ibn ‘Uqbah ibn Fur’an ibn Rabi’ah ibn Tsauban al-Hadramiyu al-U’duliyu, ada juga yang mengatakan al-Ghafiqiyu, kunyahnya Abu ‘Abdirrahman, beliau adalah seorang hakim yang ahli fiqih di Mesir. 69 Guru-gurunya di bidang periwayatan hadis adalah Ahmad ibn Khazim, Ishaq ibn ‘Abdullah, Ja’far ibn Rabi’ah, az-Zubair ibn Sulaim, dan masih banyak lagi yang lain-lainnya. 70 Sedangkan murid-muridnya di bidang periwayatan hadis adalah Ishaq ibn Isa, Asad ibn Musa, al-Hasan ibn Musa al- 68 Jamaluddin Abil Hajjaj Yusuf al-Mizy, Tahdzibul Kamal fi Asma’i Rijal Beirut: Dar el-Fikri jilid 19, h.88 69 Jamaluddin Abil Hajjaj Yusuf al-Mizy, Tahdzibul Kamal fi Asma’i Rijal Beirut: Dar el-Fikri jilid 10, h.450 70 Jamaluddin Abil Hajjaj Yusuf al-Mizy, Tahdzibul Kamal fi Asma’i Rijal Beirut: Dar el-Fikri jilid 10, h.451 Asyyab, Abu al-Aswad an-Nadr ibn ‘Abd al-Jabbar, dan masih banyak lagi yang lain-lainnya. 71 Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya : a. Yahya ibn Bukair dan al-Mufadal ibn Ghassan al-Ghalabiyu berkata : beliau dilahirkan pada tahun 96 H b. Yahya ibn Bukair, Ahmad ibn Salih, Muhammad ibn Sa’d, al- Mufadal ibn Ghassan, Muhammad ibn ‘Abdullah ibn ‘Abd al- Hakam, dan Abu sa’id ibn Yunus berkata: Ibnu Lahi’ah wafat pada tahun 174 H c. Ibnu ‘Abd al-Hakam berkata : pada Jumadal Ula. 72 Pernyataan para kritikus hadis tersebut telah memadai untuk menetapkan bahwa Ibnu Lahi’ah adalah seorang periwayat hadis yang tsiqat. Dengna demikian, pernyataan Ibnu Lahi’ah bahwa dia menerima hadis diatas dari az-Zubair ibn Sulaim, tidak diragukan lagi kebenarannya dimana telah terjadi pertemuan antara guru dan murid. Itu berarti pula bahwa sanad antara Ibnu Lahi’ah dan az-Zubair ibn Sulaim dalam keadaan bersambung.

6. Zubair ibn Sulaim

71 Jamaluddin Abil Hajjaj Yusuf al-Mizy, Tahdzibul Kamal fi Asma’i Rijal Beirut: Dar el-Fikri jilid 10, h.452 72 Jamaluddin Abil Hajjaj Yusuf al-Mizy, Tahdzibul Kamal fi Asma’i Rijal Beirut: Dar el-Fikri jilid 10, h.458 Nama lengkapnya az-Zubair ibn Sulaim, dan gurunya di