Melakukan al-I’tibar KRITIK SANAD KEUTAMAAN MALAM

hadis seluruhnya, dilihat dari ada tidak adanya pendukung berupa periwayat yang berstatus mutabi’ 8 dan syahid 9 . Melalui al-I’tibar akan dapat diketahui apakah sanad hadis yang diteliti memiliki mutabi’ dan syahid atau kah tidak.

C. Melakukan Penelitian Sanad Hadis

1. Pengertian Kritik Sanad

Kata kritik merupakan alih bahasa dari kata ﺪ ﻘﻧ naqd atau dari kata ﺰ ﯿﯿﻤﺗ tamyiz. Sekalipun kata tersebut tidak ditemukan dalam al- Qur’an maupun dalam hadis, namun tidak perlu diperbedakan, apakah kegiatan kritik pantas diterapkan dalam kajian hadis atau tidak, karena disiplin ilmu kritik memang muncul belakangan. Sedangkan menurut istilah, kritik berarti berusaha menemukan kekeliruan dan kesalahan dalam rangka menemukan kebenaran. Kritik yang dimaksud di sini adalah sebagai upaya mengkaji hadis Rosulullah SAW. Untuk menentukan hadis yang benar-benar datang dari Nabi Muhammad SAW. Menurut bahasa, kata ﺪﻨﺳ sanad mengandung kesamaan arti kata ﻖﯾﺮﻃ thariq yaitu jalan atau sandaran. Sedangkan menurut istilah hadis, sanad ialah jalan yang menyampaikan kita kepada matan hadis. 8 Muttabi’ adalah periwayat yang berstatus pendukung pada periwayat yang bukan sahabat Nabi SAW. Lih. Syuhudi, Metode Penelitian Hadis Nabi SAW, h.52 9 Syahid adalah periwayat yang berstatus pendukung yang berkedudukan sebagai dan untuk sahabat Nabi SAW. Lih. Syuhudi, Metode Penelitian Hadis Nabi SAW, h.52 Jadi, penelitian kritik sanad hadis ialah penelitian, penilaian dan penelusuran sanad hadis tentang individu perawi dan proses penerimaan hadis dari guru mereka masing-masing dengan berusaha menemukan kekeliruan dan kesalahan dalam rangkaian sanad untuk menemukan kebenaran, yaitu kualitas hadis shahih, hasan dan dha’if Kegiatan kritik atau penelitian hadis bertujuan untuk mengetahui kualitas hadis yang terdapat dalam rangkaian sanad hadis yang diteliti. Apabila hadis yang diteliti memnuhi kriteria keshahihan sanad, hadis tersebut digolongkan sebagai hadis shahih dari segi sanad. 10

2. Kualitas Periwayat dan Kebersambungan Sanad

Ada tiga unsur berkenaan dengan sanad atau yang harus dimiliki oleh periwayat hadis, yaitu: 1. Sanad bersambung 2. Periwayat bersifat ‘adil 3. Periwayat bersifat dhabith 11 Kriteria periwayat ‘adil adalah beragama Islam, melaksanakan ketentuan agama, memelihara muru’ah sopan santun. Sedangkan kriteria periwayat dhabit kuat ingatan kuat pula hapalannya, membawakan hadis dan memahami apa yang didengarkan, dan menghapalnya dari waktu membawakannya sampai waktu menyampaikannya. Dalam kegiatan ini, peneliti dapat dimulai pada 10 Bustamin dan M. Isa Salam, Metodologi Kritik Hadis Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004,h. 5-7 11 M. Syuhudi Ismail, Pengembangan Pemikiran Terhadap Hadis, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 1996, h.6