2. Meneliti Susunan Lafal Berbagai Matan yang Semakna
Langkah kedua yaitu dengan melakukan telaah lafaz, karena hadis yang sampai
kepada beberapa
mukharrij memiliki
keragaman. Hal
ini juga
dipengaruhi oleh adanya hadis Nabi yang sampai kepada mukharrij lebih bnayak bersifat riwayat Bi al-Ma’na dari pada riwayat Bi al-Lafz.
Hadis pertama
dan ketiga
mengindikasikan bahwa
periwayatannya dengan riwayat bi al-Lafz karena terlihat jelas perbedaaan dari bunyi lafal
kedua matan hadis tersebut, sedangkan hadis kedua mengindikasikan bahwa hadis tersebut bersamaan maknannya. Perbedaan lafal memang ada, tetapi
tidak menjadikan perbedaan makna. Hal itu menunjukkan bahwa hadis yang diteliti telah diriwayatkan dalam bentuk riwayat bi al-ma’na.
Untuk memperjelas
adanya perbedaan
lafal dimaksud,
berikut ini
dikemukakan kutipan dua matan dari riwayat Ibnu Majah
١ -
اَذِإ َنﺎَﻛ
ُﺔَﻠْﯿَﻟ ِﻒْﺼﱢﻨﻟا
ْﻦِﻣ َنﺎَﺒْﻌَﺷ
اﻮُﻣﻮُﻘَﻓ ﺎَﮭﺘَﻠْﯿَﻟ
ﺎَﮭﻣﻮﯾ اﻮُﻣﻮُﺻَو ,
ﱠنِﺈَﻓ ُلﻮُﻘَﯾ ﻰﻟﺎﻌﺗ و كرﺎﺒﺗ ﷲا
: ﺎَﻟَأ
ﺮِﻔْﻐَﺘْﺴُﻣ َﺮِﻔْﻏَﺄَﻓ
ُﮫَﻟ ,
ﺎَﻟَأ ٌقِزْﺮَﺘْﺴُﻣ
ُﮫَﻗُزْرَﺄَﻓ ,
ﺎَﻟَأ ﮫﯿﻄﻋﺄﻓ ﻞﺋﺎﺳ
, ﺎَﻟَأ
اَﺬَﻛ ,
ﻰﱠﺘَﺣ َﻊُﻠْﻄَﯾ
ُﺮْﺠَﻔْﻟا ٢
- ِإ
اَذ ْﺖَﻧﺎَﻛ
ُﺔَﻠْﯿَﻟ ِﻒْﺼﱢﻨﻟا
ْﻦِﻣ َنﺎَﺒْﻌَﺷ
اﻮُﻣﻮُﻘَﻓ ﺎَﮭَﻠْﯿَﻟ
اﻮُﻣﻮُﺻَو ﺎَھَرﺎَﮭَﻧ
ﱠنِﺈَﻓ ﷲا
ُلِﺰْﻨَﯾ ﺎَﮭﯿِﻓ
ِبوُﺮُﻐِﻟ ِﺲْﻤﱠﺸﻟا
ﻰَﻟِإ ِءﺎَﻤَﺳ
ﺎَﯿْﻧﱡﺪﻟا ُلﻮُﻘَﯿَﻓ
ﺎَﻟَأ ْﻦِﻣ
ٍﺮِﻔْﻐَﺘْﺴُﻣ ﻲِﻟ
َﺮِﻔْﻏَﺄَﻓ ُﮫَﻟ
ﺎَﻟَأ ٌقِزْﺮَﺘْﺴُﻣ
ُﮫَﻗُزْرَﺄَﻓ ﺎَﻟَأ
ُﻣ ﻰًﻠَﺘْﺒ
ُﮫَﯿِﻓﺎَﻋُﺄَﻓ ﺎَﻟَأ
اَﺬَﻛ ﺎَﻟَأ
اَﺬَﻛ ﻰﱠﺘَﺣ
َﻊُﻠْﻄَﯾ ُﺮْﺠَﻔْﻟا
Pada kedua matan di atas adanya perbedaan lafal, tetapi perbedaan itu tidak terlalu menonjol. Misalnya ada riwayat yang menyebutkan kata
ﺎ َﮭﻣﻮﯾ
, dan ada juga riwayat yang menyebutkan kata
ﺎ َھَرﺎَﮭَﻧ.
Dengan demikian, apabila ditempuh metode muqaranat terhadap perbedaan lafal pada berbagai
matan yang semakna, maka dapat dinyatakan bahwa perbedaan lafal tersebut masih dapat ditoleransi.
3. Meneliti Kandungan Matan
Untuk meneliti kandungan matan hadis, penulis membandingkan matan tersebut dengan Nas al-Qur’an dan Hadis. Hadis pertama berisi tentang
berkah, rahmat serta ampunan Allah swt yang diturunkan pada malam nisfu sya’ban kepada seluruh makhluknya, kecuali kepada orang-orang musyrik dan
orang-orang yang bermusuhan. Yakni Allah akan menampakan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dia akan mengampuni mereka jika mereka tobat
kepada-Nya, sedangkan orang-orang yang menyekutukan Allah dan orang- orang yang memiliki hati yang penuh dengan penyakit kedengkian dan
permusuhan, Allah tidak akan mengampuni mereka selama mereka masih menyimpan syirik dan kedengkian.
5
Hadis ini tidak bertentangan dengan al- Qur’an bahkan sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat asy-Syura, 42:
19-20. Hal tersebut sekaligus memberikan informasi kepada kita, bahwa hadis yang sedang diteliti selain berfungsi sebagai penjelas terhadap ayat al-Qur’an,
juga mendapat dukungan dari ayat-ayat al-Qur’an.
ﷲا ’
ُﺰﯾِﺰَﻌْﻟا ﱡيِﻮَﻘْﻟا َﻮُھَو ُءﺎَﺸَﯾ ْﻦَﻣ ُقُزْﺮَﯾ ِهِدﺎَﺒِﻌِﺑ ٌﻒﯿِﻄَﻟ ١٩
َنﺎَﻛ ْﻦَﻣ ﺎَﻣَو ﺎَﮭْﻨِﻣ ِﮫِﺗْﺆُﻧ ﺎَﯿْﻧﱡﺪﻟا َثْﺮَﺣ ُﺪﯾِﺮُﯾ َنﺎَﻛ ْﻦَﻣَو ِﮫِﺛْﺮَﺣ ﻲِﻓ ُﮫَﻟ ْدِﺰَﻧ ِةَﺮِﺧَﺂْﻟا َثْﺮَﺣ ُﺪﯾِﺮُﯾ
ٍﺐﯿِﺼَﻧ ْﻦِﻣ ِةَﺮِﺧَﺂْﻟا ﻲِﻓ ُﮫَﻟ ٢٠
“Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya. Dia memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha
Perkasa. Barang siapa yang menghendaki tanaman akhirat, maka akan Kami tambah tanaman itu baginya. Dan barangsiapa yang menghendaki tanaman
5
Ahmad Asy-Syarbashi, Yas’alunaka: Tanya Jawab Lengkap tentang Agama dan Kehidupan, Penerjemah Muhammad Alkaf, Jakarta: Lentera, 2006 Jil.4, h. 370