Hubab, Sulaim ibn Salih, ‘Abdullah ibn Salih, Abu Khulaid ‘Utbah ibn Hammad, dan
banyak yang lain-lainnya.
28
Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya : a. Abu Bakar al-Atsram dari Ahmad ibn Hanbal : hadis-hadisnya mungkar
b. Ibrahim ibn ‘Abdullah ibn al-Junaid, dari Yahya ibn ma’in berkata : Salih c. Abbas ad-Duriyu, dari Yahya ibn ma’in berkata : tak ada masalah dengan
hadis-hadisnya d. ‘Utsman ibn Sa’id ad-Darimiy, dari Duhaim : Tsiqah
e. Abu Hatim berkata : Tsiqah f. Dan Ibnu Hibban menyebutnya dalam kitab beliau “Al-Tsiqaat”.
g. Abu Zur’ah ad-Dimsyiqiy, dari Ibrahim ‘Abdillah ibn Zabr berkata : beliau dilahirkan pada tahun 75 H, dan wafat pada tahun 165 H
h. Yahya ibn Ma’in berkata : beliau wafat di Baghdad.
29
Pernyataan para
kritikus hadis
tersebut telah
memadai untuk
menetapkan kesimpulan bahwa Ibn Tsabit adalah seorang periwayat hadis yang tsiqah. Dengan demikian, pernyataan Ibn Tsabit bahwa dia menerima hadis di
atas dari Tsabit ibn Tsauban ayahnya tidak diragukan lagi kebenarannya. Apabila dilihat dari tahun wafat dari Ibn Tsabit 165 H dengan Tsabit ibn
Tsauban dapat diterima. Jadi sangat mungkin terjadinya pertemuan karena diantara keduannya masih hidup sezaman. Itu berarti pula bahwa sanad antara
Ibn Tsabit dengan Tsabit ibn Tsauban dalam keadaan bersambung.
28
Jamaluddin Abil Hajjaj Yusuf al-Mizy, Tahdzibul Kamal fi Asma’i Rijal Beirut: Dar el-Fikri jilid 11, h.131
29
Jamaluddin Abil Hajjaj Yusuf al-Mizy, Tahdzibul Kamal fi Asma’i Rijal Beirut: Dar el-Fikri jilid 11, h.132-133
h. Tsabit ibn Tsauban Abiihi
Nama lengkapnya adalah Tsabit ibn Tsauban al-‘Ansiyu asy-Syamiyu ad- Dimsyiqiy.Beliau adalah ayah dari ‘Abdurrhaman ibn Tsabit ibn Tsauban.
Guru-gurunya di bidang periwayatan hadis adalah Khalid ibn Ma’dan, Said ibn
al-Musayyab ‘Abdullah ibn ad-Dailamiy, Makhul asy-Syamiy, dan banyak yang lain-
lainnya. Sedangkan murid-muridnya di bidang periwayatan hadis adalah Ibrahim ibn
Jidar, anaknya ‘Abdurrahman ibn Tsabit ibn Tsauban, ‘Utsman ibn Husain Yahya
ibn Hamzah, dan banyak yang lain-lainnya.
30
Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya : a. ‘Utsman ibn Sa’id ad-Dirimiy, dan Mu’awiyah ibn Salih, dari Yahya ibn
Ma’in berkata : Tsiqah b. Abu Hatim berkata : Tsiqah.
31
Pernyataan para
kritikus hadis
tersebut telah
memadai untuk
menetapkan kesimpulan bahwa Tsabit ibn Tsauban adalah seorang periwayat hadis yang tsiqah. Dengan demikian, pernyataan Tsabit ibn Tsauban bahwa dia
menerima hadis di atas dari Makhul tidak diragukan lagi kebenarannya. berarti pula bahwa sanad antara Tsabit ibn Tsauban dengan Makhul dapat dikatakan
dalam keadaan bersambung, dimana antara keduanya telah terjadi pertemuan dalam hubungan sebagai murid dan guru.
i. Makhul
30
Jamaluddin Abil Hajjaj Yusuf al-Mizy, Tahdzibul Kamal fi Asma’i Rijal Beirut: Dar el-Fikri jilid 3, h.228
31
Jamaluddin Abil Hajjaj Yusuf al-Mizy, Tahdzibul Kamal fi Asma’i Rijal Beirut: Dar el-Fikri jilid 3, h.228
Nama lengkapnya adalah Makhul asy-Syamiy, kunyahnya Abu ‘Abdillah, ada juga yang mengatakan Abu Ayyub, ada juga yang mengatakan Abu Muslim. Beliau
adalah seorang Faqih dari Damaskus. Guru-gurunya di bidang periwayatan hadis adalah Ubay ibn Ka’ab, Anas ibn
Malik, Sa’id ibn al-Musayyab, Malik ibn Yakhamir as-Saksakiy, dan banyak lagi
yang lain-lainnya. Sedangkan murid-muridnya di bidang periwayatan hadis adalah
Ibrahim ibn Abi Hanifah al-Yamaniy, Usamah ibn Zaid, Ismail ibn abi Bakar, Tsabit ibn Tsauban
, dan banyak lagi lain-lainnya.
32
Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya: a. Muhammad ibn ‘Abdullah ibn ‘Amma’ berkata : Makhul adalah seorang
Imam dari negeri Syam. b. Al-‘Ijliyu berkata : Makhul adalah seorang tabiin, tsiqah
c. Ibnu Khirasy berkata : Makhul adalah orang Syam yang saduq
d. Abu Sa’id ibn Yunus berkata : Beliau wafat pada tahun 118 H.
33
Pernyataan para
kritikus hadis
tersebut telah
memadai untuk
menetapkan kesimpulan bahwa Makhul adalah seorang periwayat hadis yang tsiqah. Dengan demikian, pernyataan Makhul bahwa dia menerima hadis di
atas dari Malik ibn Yakhamir tidak diragukan lagi kebenarannya. berarti pula bahwa sanad antara Makhul dengan Malik ibn Yakhamir dapat dikatakan
dalam keadaan bersambung, dimana antara keduanya telah terjadi pertemuan dalam hubungan sebagai murid dan guru.
32
Jamaluddin Abil Hajjaj Yusuf al-Mizy, Tahdzibul Kamal fi Asma’i Rijal Beirut: Dar el-Fikri jilid 18, h.356-357
33
Jamaluddin Abil Hajjaj Yusuf al-Mizy, Tahdzibul Kamal fi Asma’i Rijal Beirut: Dar el-Fikri jilid 18, h.360-361