Melakukan Takhrij Hadis KRITIK SANAD KEUTAMAAN MALAM
3. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya syahid dan mutabi’ pada sanad yang akan diteliti.
4
4. Untuk memperkenalkan sumber-sumber hadis, kitab-kitab asal di mana suatu hadis berada beserta ulama yang meriwayatkannya.
5. Untuk menambah perbendaharaan sanad hadis-hadis melalui kitab- kitab yang ditunjukinya.
6. Untuk memperjelas keadaan sanad 7. Untuk memperjelas hukum hadis dengan banyak riwayatnya itu
8. Untuk mengetahui pendapat-pendapat para ulama sekitar hukum hadis 9. Untuk memperjelas perawi hadis yang samar, karena terkadang kita
dapati seorang perawi yang belum ada kejelasan namanya. 10. Untuk dapat menafikan pemakaian “AN” dalam periwayatan hadis
oleh seorang perawi mudallis. Dengan didapatinya sanad yang lain yang memakai kata yang jelas ketersambungan sanadnya, maka
periwayatan yang memakai “AN” tadi akan tampak pula ketersambungan sanadnya.
11. Untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya percampuran riwayat. 12. Untuk dapat membatasi nama perawi yang sebenarnya. Hal ini karena
kemungkinan saja ada perawi-perawi yang mempunyai kesamaan gelar. Dengan adanya sanad yang lain, maka nama perawi itu akan menjadi
jelas. 13. Untuk memperkenalkan periwayatan yang tidak terdapat dalam satu
sanad.
4
M. Syuhudi Isma’il, Metode Penelitian Hadis Nabi SAW, h. 45-50
14. Untuk memperjelas arti kalimat yang asing yang terdapat dalam satu sanad.
15. Untuk menghilangkan hukum ‘Syadz” kesendirian riwayat yang menyalahi riwayat tsiqat yang terdapat pada suatu hadis melalui
perbandingan riwayat. 16. Untuk membedakan hadis yang mudraj yang mengalami penyusupan
sesuatu dari yang lainnya. 17. Untuk mengungkapkan keragu-raguan dan kekeliruan yang dialami
oleh seorang perawi. 18. Untuk mengungkap hal-hal yang terlupakan atau diringkas oleh
seorang perawi. 19. Untuk membedakan antara prooses periwayatan yang dilakukan
dengan lafal dan yang dilakukan dengan makna pengertian saja. 20. Untuk menjelaskan masa dan tempat kejadian timbulnya hadis atau
sebab-sebab timbulnya hadis. Melalui perbandingan sanad-sanad yang ada maka asbab al-wurud dalam hadis tersebut akan dapat diketahui
dengan jelas 21. Untuk mengungkap kemungkinan terjadinya kesalahan percetakan
dengan melalui perbandingan-perbandingan sanad yang ada.
5
Sesuai dengan cara para ulama mengumpulkan hadis-hadis, dapatlah dikatakan bahwa metode-metode takhrij hadis disimpulkan dalam lima macam metode:
6
5
Agil Husin Munawwar dan Ahmad Rifqi Muchtar, Metode Takhrij Hadis, h.6
6
Agil Husin Munawwar dan Ahmad Rifqi Muchtar, Metode Takhrij Hadis, h.15
1. Metode takhrij hadis menurut lafal pertama hadis. Kitab yang digunakan untuk kegiatan ini adalah kitab al-Jami’ ash-
Shagir, kitab al-Fath al-Kabir, dan kitab Jam’u al-Jawami’ karya al-Hafizh Jalaludin Abul Fadl Abdu ar-Rahman ibn Abi Bakr Muhammad al-Khudhairy
as-Suyuthi as-Syafi’i, kitab al-Jami’ al-Azhar karya al-Imam al-Hafizh Abdu ar- Rauf ibn Taju ad-Diin Ali ibn al-Haddady al-Manawy al-Qahiry asy-Syafi’i, dan
kitab Hidayat al-Baary karya as-Sayyid Abdur-Rahim ibn ‘Anbar ath-Thahawy. 2. Metode takhrij hadis menurut lafal-lafal yang terdapat dalam hadis.
Kitab yang digunakan untuk kegiatan ini adalah kitab al-Mu’jam al- Mufahras Li Alfaazh al-Hadits an-Nabawy karya A. J. Wensinck dan kawan-
kawan, yang diterjemahkan oleh Muhammad Fuad Abdu al-Baqy. 3. Metode takhrij hadis menurut perawi terakhir.
Kitab yang digunakan untuk kegiatan ini adalah kitab Musnad Ahmad bin Hambal
4. Metode takhrij hadis menurut tema hadis. Kitab yang digunakan untuk kegiatan ini adalah Kitab Kanzu al-ummaal
oleh al-Hindy, Kitab Muntakhab Kanzu al-Ummaal oleh al-Hindy, kitab Miftah Kunuz al-Sunnah oleh Wensinck, Kitab al-Mughny ‘An Hamli al-Asfar oleh al-
‘Iraqy, kitab Nashbu al-Rayah oleh al-Zayla’iy, kitab al-Dirayah oleh Ibnu Hajar, kitab al-Talkhish al-Habir oleh Ibnu Hajar, kitab Muntaqaa al-Akhbar oleh Ibnu
Taimiyah, kitab Bulugh al-Maram oleh Ibnu Hajar, kitab Taqrib al-Asanid oleh a-‘Iraqi, kitab al-Targhib Wa al-Tarhib oleh al-Mundziry, kitab al-Zawajir oleh
Ibnu Hajar al-Haitamy, kitab al-Durr al-Mantsur oleh al-Suyuthi, kitab Fath al-
Qadir oleh al-Syaukany, kitab Tafsir ibnu Katsir, kitab al-Kaaf al-Syaaf oleh Ibnu Hajar, kitab al-Khashaaish al-Kubra oleh al-Suyuthi, kitab Manahil al-
Shafaa oleh al-Suyuthi, kitab Siirah Ibnu Katsir, dan kitab Subul al-Huda Wa al-Rasyad oleh al-Syaamy.
5. Metode takhrij hadis menurut klasifikasi jenis hadis. Kitab yang digunakan untuk kegiatan ini adalah Kitab al-Azhaar al-
Mutanaatsirah Fii al-Akhbar al-Mutawaatirah karya Imam as-Suyuti, Kitab al- Ittihaafaat al-saaniyah Fii al-Ahaadits al-Qudsiyah karya al-madani, kitab al-
Ahaadits al-Qudsiyah dari Lembaga al-Qur’an dan Hadis, Kitab al-Maqashid al- Hasanah karya Imam Sakhawi, Kitab Kasyfu al-Khafaa karya al-‘Ijluuni, Kitab
al-Maraasiil karya Imam Abu Daud, Kitab Tanziih al-Syari’ah karya Ibnu ‘Iraq, dan Kitab al-Mashnuu’ karya al-Qaari.