Ekonomi Politik dan Kebijakan Pemerintah

6.2. Analisis Faktor Eksternal

Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada diluar lingkungan perdesaan yang secara langsung ataupun tidak, dapat mempengaruhi kegiatan agribisnis dan perekonomian di Desa Tangkil dan Hambalang. Adapun yang termasuk lingkungan eksternal diantaranya faktor ekonomi, politik dan kebijakan pemerintah, teknologi, demografi, serta sosial, budaya, dan lingkungan.

6.2.1. Ekonomi

Keadaan ekonomi suatu daerah akan dapat mempengaruhi perekonomian di perdesaan. Perekonomian yang stabil dan berkembang akan diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat. Peran serta masyarakat terutama dunia usaha telah mampu mendorong berkembangnya pembangunan ekonomi Kabupaten Bogor. Dengan keberhasilan Pembangunan di bidang ekonomi sangat memberikan dukungan dan dorongan terhadap pembangunan di berbagai sektor lainnya. Hal ini juga menjadi peluang bagi perluasan kesempatan kerja yang turut medukung peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah. Hal ini dapat dilihat dari realisasi indikator makro ekonomi menurut PDRB yang terdapat pada Tabel 18. Tabel 18. Realisasi Indikator Makro Ekonomi Menurut PDRB Berdasarkan Harga Berlaku Tahun 2007-2009 Sektor 2007 2008 2009 Primer 3.023.730 3.326.210 3.638.330 Sekunder 35.652.250 40.350.940 44.856.010 Tersier 12.604.230 14.712.260 16.718.360 Sumber: Diskominfo Kabupaten Bogor, 2011 Daerah perdesaan seperti Desa Tangkil dan Hambalang mempunyai sumberdaya pertanian yang sangat besar, namun produk pertanian umumnya mudah busuk, tidak efisien dalam tempat, dan musiman. Sehingga konsumen saat ini dan yang akan datang akan cenderung mengkonsumsi produk agribisnis yang sehat, dengan kualitas yang baik maka peranan agroindustri akan dominan. Kondisi perekonomian Kabuapten Bogor yang labil secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian dalam di kedua desa.

6.2.2. Politik dan Kebijakan Pemerintah

Kondisi politik di Kabupaten Bogor belakangan ini terjadi euforia Otonomi Daerah Otda. Banyak masyarakat yang ingin mengembangkan wilayahnya menjadi berdiri sendiri, seperti mendirikan kecamatan baru atau kelurahan baru. Hal ini terkadang menimbulkan konflik baik horizontal maupun vertikal. Menurut sumber yaitu Kodim Kabupaten Bogor konflik yang terjadi di Kabupaten Bogor mengandung muatan politik. Demikian juga bila dilakukan Pilkada, selalu menimbulkan pro dan kontra, serta berakhir dengan keributan atau konflik. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman pegangan petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan programkegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi instansi pemerintah. Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, Kebijakan adalah arahtindakan yang diambil oleh Pemerintah PusatDaerah untuk mencapai tujuan. Berikut ini Kebijakan di Kabupaten Bogor dalam rangka mengarahkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Misi Pertama yaitu: Meningkatkan fasilitasi penataan infrastruktur wilayah. Misi Kedua yaitu: Meningkatkan fasilitasi dan aksesibilitas perekonomian serta iklim usaha yang kondusif, serta meningkatkan revitalisasi pertanian. Misi Ketiga yaitu: Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik serta meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan Kecamatan dan Desa.

6.2.3. Teknologi