VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Desa Tangkil dan Hambalang mempunyai komoditas utama singkong dan jagung. Dengan adanya komoditas unggulan tersebut maka berpotensi untuk
mendirikan usahaindustri pengolahan singkong dan jagung. Kegiatan agribisnis di kedua desa memiliki berbagai hambatan, salah satunya yaitu masyarakat sulit
berpindah ke komoditas lain yang lebih bernilai ekonomi tinggi. Dengan kendala keterbatasan lahan untuk pertanian, model pemberdayaan ekonomi masyarakat yang
telah ada di Desa Tangkil dan Hambalang yaitu usaha produksi keset, usaha ini terbentuk atas bantuan program PNPM dari bank dunia.
Dengan mengidentifikasi dan menganalisa faktor internal dan faktor eksternal kegiatan agribisnis di Desa Tangkil dan Hambalang dapat diketahui kekuatan utama
yang dimiliki oleh kedua desa, yaitu mata pencaharian utama sebagai petani dengan jumlah skor 0,341 dan nilai rating sebesar 3,875. Sedangkan untuk kelemahan yang
paling utama adalah kepemilikan lahan pertanian bukan milik sendiri dengan nilai skor sebesar 0,435 dan rating sebesar 4,000. Pada faktor eksternal peluang yang
paling utama adanya program dari PNPM untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat desa dengan skor sebesar 0,454 dan nilai rating sebesar 3,875. Sedangkan untuk
ancaman terbesar adalah pengambilalihan lahan pertanian sewaktu-sewaktu oleh pemilik lahan dengan skor sebesar 0,494 dan nilai rating sebesar 4,000. Dari analisis
IFE dan EFE dihasilkan nilai rata-rata IFE sebesar 3,117 dan EFE sebesar 2,951. Strategi pengembangan sektor agribisnis dapat ditunjang dengan merumuskan
alternatif strategi terbaik untuk memberdayakan ekonomi masyarakat di Desa Tangkil dan Hambalang. Berdasarkan hasil penilaian dari matriks QSP, maka diperoleh
prioritas strategi dengan nilai TAS sebesar 5,296 yaitu Penanaman sayuran di pekarangan atau di dalam pot Tambulapot yang bertujuan untuk dapat memenuhi
kebutuhan gizinya secara mandiri, tidak harus membeli di pasar bahkan diharapkan dapat memasarkannya dengan harga yang cukup baik.
8.2. Saran