Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

distribusi geografi, pencampuran etnis serta distribusi pendapatan. Melihat dinamisnya perubahan yang global mengikuti trend, bukan hanya secara domestik.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Proses penentuan Strategi Pemberdayaan Agribisnisi Perdesaan diawali dengan melihat program serta visi misi dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga visi misi di kedua desa. Lalu penelitian ini dilakukan dengan melihat gambaran umum perekonomian, karakteristik masyarakat serta kegiatan agribisnis dan permasalahannya di Desa Tangkil dan Hambalang, Kemudian peneliti mengidentifikasi potensi di kedua desa. Setelah itu mengidentifikasikan faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perkembangan agribisnis di Desa Tangkil dan Hambalang. Pada tahap ini dilakukan analisis faktor internal dan eksternal agar dapat menggali potensi sektor pertanian, untuk meningkatkan kinerja dan daya saingnya. Analisis lingkungan internal di kedua desa berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam sektor agribisnis. Sedangkan analisis eksternalnya berguna untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh kedua desa. Pengidentifikasian ini menggunakana pendekatan Kerangka Penghidupan Berkelanjutan Sustainable Livelihoods SL Framework dilanjutkan dengan memilih faktor strategis bagi Desa Tangkil dan Hambalang didalam bentuk matriks IFE Internal Factor Evaluation yang sebelumnya dilakukan analisis S-W Strength- Weakness dan EFE External Factor Evaluation yang sebelumnya dilakukan analisis O-T Opportunity-Threat. Pengidentifikasian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kekuatan yang dimiliki lebih besar dari kelemahan atau sebaliknya dan apakah potensi perdesaan terutama sektor agribisnis yang dimiliki oleh kedua desa mampu memanfaatkan peluang untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Lalu dari hasil matriks IFE dan EFE dilakukan penentuan alternatif strategi dengan analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat. Penentuan alternatif strategi ini terdiri dari empat alternatif strategi yaitu strategi penyesuaian kekuatan dan peluang, strategi penyesuaian kelemahan dan peluang, strategi penyesuaian kekuatan dan ancaman, serta strategi penyesuaian kelemahan dan ancaman. Keempat alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks akan dipilih strategi yang terbaik untuk dapat diterapkan dalam pemberdayaan ekonomi perdesaan dengan analisis yang lebih objektif dengan intuisi yang baik dalam matriks QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix dengan alat analisis ini nantinya dapat diketahui prioritas strategi yang akan diterapkan di kedua desa tersebut dilihat dari nilaiskor totalnya Weighted Actractiveness ScoreWAS. Hasil matriks QSPM di Desa Tangkil dan Hambalang akan diperlihatkan dari perolehan skor. Skor yang tertinggi menunjukkan bahwa altermatif strategi tersebut penting sebagai prioritas utama untuk diterapkan dan perolehan skor terendah menunjukkan bahwa alternatif strategi tersebut merupakan prioritas terakhir yang dipilih untuk dilaksanakan oleh sektor pemberdayaan ekonomi di kedua desa. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Pengumpulan data mengenai kegiatan perekonomian dan permasalahannya di Desa Tangkil dan Hambalang Identifikasi potensi dan model pemberdayaan agribisnis di kedua desa Analisis Lingkungan Perdesaan Faktor Internal dengan Matriks IFE Analisis S-W Faktor Eksternal dengan Matriks EFE Analisis O-T Formulasi Strategi Pemilihan Strategi Terbaik Untuk Pemberdayaan Agribisnis Perdesaan Rekomendasi Strategi Pemberdayaan Agribisnis Perdesaan Matriks SWOT Matriks QSPM Program serta visi misi dari tingkat kabupaten, kecamatan dan visi misi di kedua desa Pendekatan Sustainable Livelihoods SL Framework

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah studi kasus dan sengaja dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa kedua desa ini merupakan desa yang tergolong miskin dan kurang berkembang di sektor agribisnisnya. Pengambilan data ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2011. Berikut ini adalah peta lokasi Desa Tangkil dan Hambalang yang dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Peta Desa Tangkil dan Hambalang Sumber : Google Map, 2011