Kerangka Penghidupan Berkelanjutan Sustainable Livelihoods Matriks IFE dan EFE

mengevaluasi dan kemudian memilih strategi terbaik, yang paling cocok dengan kondisi internal perdesaan serta lingkungan eksternal. Untuk itu alat analisis yang dapat digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM.

4.5.2. Kerangka Penghidupan Berkelanjutan Sustainable Livelihoods

Framework Sebagai kerangka kerja, sustainable livelihood berusaha memberikan gambaran kenyataan atau potret yang lebih utuh dengan realitas penghidupan unit komunitas tertentu yang diamati. Beranjak dari konteks tersebut, strategi penghidupan perdesaan terdiri dari berbagai aktifitas yang dibagi dalam dua kategorisasi yakni aktifitas penghidupan berbasis sumber daya alam seperti pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan berbagai komoditas lainnya dan aktifitas non-SDA seperti perdagangan, jasa, industri dan manufaktur. Dampak pada capaian keamanan penghidupan perdesaan seperti tingkat pendapatan yang stabil, risiko yang berkurang dan capaian keberlanjutan ekologis yakni kualitas tanah, hutan, air serta keragaman hayati yang terpelihara memberikan ilustrasi bahwa suatu unit perdesaan tertentu melangsungkan hidup dan penghidupannya dengan bertumpu pada berbagai asset yang dimilikinya. Aset tersebut meliputi modal sosial, modal manusia SDM, modal finansial ekonomi, modal sumber daya alam dan lingkungan serta modal fisik infrastruktur.

4.5.3. Matriks IFE dan EFE

Menurut David 2009 tahapan dalam membuat matriks IFEEFE adalah sebagai berikut : 1 Menuliskan daftar semua kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman suatu perdesaan dengan dibuat secara rinci pada kolom pertama. 2 Memberikan bobot terhadap daftar yang telah dibuat untuk menunjukkan relatif tingkat kepentingan faktor dalam menuju kesuksesan organisasi. Pembobotan berkisar antara 0.00 tidak penting sampai 1.00 sangat penting yang diletakkan pada kolom kedua. Total bobot yang diberikan harus sama dengan satu. 3 Menentukan rating tiap faktor yang menunjukkan keefektifan strategi suatu organisasi dalam merespon faktor-faktor tersebut pada kolom ketiga. Untuk matriks IFE, 1 = kelemahan utama, 2 = kelemahan minor, 3 = kekuatan minor dan 4 = kekuatan utama sedangkan untuk matriks EFE, 4 = respon tinggi, 3 = respon diatas rata-rata, 2 = respon rata-rata dan 1 = respon kurang. Setiap rating digandakan dengan masing-masing bobot untuk memperoleh skor pembobotan. 4 Menjumlahkan skor tersebut sehingga diperoleh total skor pembobotan. Total skor pembobotan antara 1 sampai dengan 4 dengan nilai 1 pada matriks IFE menunjukkan kondisi internal perdesaan yang sangat buruk, sedangkan nilai 4 mengindikasikan bahwa situasi internal perdesaan sangat baik. Nilai 2.5 pada matriks IFE menunjukkan bahwa situasi perdesaan berada pada tingkat rata-rata sedangkan nilai 2.5 menggambarkan perdesaan mampu merespon situasi eksternal secara rata-rata untuk matriks EFE. Nilai 1 pada matriks EFE menunjukkan bahwa perdesaan tidak mampu memanfaatkan peluang untuk menghindari ancaman. Nilai 4 mengindikasikan bahwa perdesaan saat ini telah dengan sangat baik memanfaatkan peluang untuk menghadapi ancaman. Contoh Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 3 dan Matriks EFE pada Tabel 4 . Tabel 3. Bentuk Matriks IFE Internal Factor Evaluation Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor Pembobotan Kekuatan 1. 2. dst… Kelemahan 1. 2. dst… Total Sumber : David, 2009 Tabel 4. Bentuk Matriks EFE Eksternal Factor Evaluation Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Skor Pembobotan Peluang 1. 2. dst… Ancaman 1. 2. dst… Total Sumber : David, 2009

4.5.4. Penentuan Bobot Setiap Variabel