VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERDESAAN
Analisis lingkungan bertujuan untuk memantau lingkungan organisasi dalam hal ini organisasi perdesaan. Lingkungan perdesaan mencakup semua faktor yang
dapat memenuhi kelangsungan pencapaian tujuan yang diinginkan dalam kegiatan agribisnis. Secara garis besar analisis lingkungan dapat dibagi menjadi lingkungan
internal dan lingkungan eksternal perdesaan.
6.1. Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada dalam perdesaan tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung pada perdesaan. Analisis faktor
internal merupakan proses identifikasi terhadap faktor kelemahan dan kekuatan perdesaan.
Analisis lingkungan internal perdesaan di Desa Tangkil dan Hambalang menggunakan pendekatan kerangka Penghidupan Berkelanjutan yang diterjemahkan
dari bahasa Inggris Sustainable Livelihoods SL. Kelima aset modal dalam kerangka SL tersebut antara lain sebagai berikut.
6.1.1. Sumber Daya Manusia Human Asset
Sumber Daya Manusia SDM adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan
transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang
seimbang dan berkelanjutan. Saat ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai pengembangan SDM di perdesaan dimana perdesaan merupakan penopang ekonomi
perkotaan. Jika SDM di perdesaan dibangun dan diorganisasi serta diberi pendidikan dan
pelatihan yang baik, bukan tidak mungkin akan berkembang seperti SDM yang berada di perkotaan dimana mereka dapat menguasai teknologi. Sehingga diharapkan
jika SDM baik di perkotaan maupun perdesaan dapat berkembang dengan pesat dan baik, maka Negara Indonesia yang termasuk dalam lima besar negara berpenduduk
terbesar di dunia akan maju dan menjadi negara yang makmur dan sejahtera. Saat ini tingkat SDM di kedua desa yaitu Desa Tangkil dan Hambalang dapat dikatakan
rendah karena disebabkan tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah. Ketermapilan yang dimiliki oleh masyarakat di kedua desa mayoritas di bidang
agribisnis yaitu di bidang pertanian dan peternakan. Rendahnya kualitas SDM di Desa Hambalang dapat dilihat dari masih
banyaknya masyarakat desa yang tuna aksara dan masyarakat yang pendidikannya hanya tamat SD. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pendidikan menjadi faktor
utama rendahnya SDM di Desa Hambalang, terutama bagi kaum wanita yang tingkat pendidikannya lebih rendah dari pria. Rendahnya kualitas angkatan kerja di Desa
Hambalang dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Tingkat Kualitas Angkatan Kerja Desa Hambalang Tahun 2011
ANGKATAN KERJA PRIA
orang WANITA
orang
Penduduk usia 18-56 tahun yang buta aksara dan huruf angka latin
88 135
Penduduk usia 18 – 56 tahun yang tidak tamat SD 399
614 Penduduk usia 18 – 56 tahun yang tamat SD
1.714 1.728
Penduduk usia 18 – 56 tahun yang tamat SLTP 895
604 Penduduk usia 18 – 56 tahun yang tamat SLTA
298 217
Penduduk usia 18 – 56 tahun yang tamat Perguruan Tinggi
104 31
Jumlah 3.540
3.329
Sumber : Profil dan Potensi Desa Hambalang, 2011 Untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat desa berbagai
upaya dilakukan oleh berbagai pihak, upaya-upaya tersebut antara lain adanya pelatihan membuat tas dari daur ulang plastik, pelatihan budidaya jamur, pelatihan
menjahit helem, pelatihan dan pendampingan usaha produksi keset, dan berbagai pelatihan lainnya. Merurut pihak perangkat desa kandala dari adanya berbagai
pelatihan yaitu peserta yang tidak bisa hadir secara konsisten untuk mengikuti
pelatihan dikarenakan harus mencari nafkah untuk kebutuhan konsumsi keluarganya segari-hari.
Dalam hal bidang pendidikan di Desa Tangkil, sekolah tidak ada sama sekali bahkan untuk ukuran Sekolah Dasar SD sekalipun tidak ada dan untuk bidang
kesehatan, tidak ada puskesmas di desa ini yang ada hanya Posyandu. Banyak anak di desa ini yang putus sekolah dan tidak melanjutkan kembali ke SMP atau SMA dan
hanya sampai SD saja. Hal ini karena memang mereka tidak lulus atau karena ongkos yang mahal karena jarak sekolah yang jauh.
Saat ini di Desa Tangkil sudah memiliki 1 PAUD Pendidikan Anak Usia Dini dan 1 MI Madrasah Iftidaiyah dan keduanya tidak membebankan biaya pada
muridnya. Namun hal ini menyebabkan tidak ada dana untuk menggaji guru yang bekerja disana. Selain itu, untuk pengadaan buku pelajaran maka dilakukan dengan
cara swadaya.
6.1.2. Keuangan Financial Asset