Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia PMPP TNI. Akibatnya masyarakat kehilangan mata pencaharian dan harus beralih ke sektor usaha lain.
Pada sektor peternakan, mayoritas masyarakat Desa Tangkil beternak ayam kampung dan kambing. Adapun bantuan dari pemerintah yaitu pemberian sapi yang
dikelola oleh satu kelompok tani yang diketuai oleh H. Obing. Sapi pemberian dari pemerintah dikelola secara bergantian oleh anggota kelompok tani tersebut kemudian
hasilnya dibagi sesuai dengan proporsinya. Berikut ini data jenis ternak dan
populasinya yang terdapat pada Tabel 11. Tabel 11.
Jenis Ternak dan Perkiraan Jumlah Populasinya di Desa Tangkil Tahun 2009
Jenis Ternak Jumlah Pemilik
Perkiraan Jumlah Populasi
Sapi 1 kelompok tani
5 ekor Ayam Kampung
75 orang 225 ekor
Kambing 22 orang
66 ekor Sumber : Profil dan Potensi Desa Tangkil
Kegiatan perikanan di Desa Tangkil sangat sedikit dan sulit untuk berkembang karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan untuk budidaya di
bidang perikanan. Lahan yang berbukit-bukit menyebabkan cukup sulit untuk usaha di bidang perikanan dengan skala besar. Bidang perkebunan dan kehutanan juga
sangat sulit untuk berkembang di Desa Tangkil karena sulitnya lahan. Perhatian dari pemerintah terhadap sektor perkebunan dan kehutanan yaitu pemberian bibit tanaman
diantaranya : • Mahoni
: 875 bibit • Sengon
: 875 bibit • Melinjo
: 50 bibit • Durian
: 75 bibit • Rambutan
: 150 bibit
5.3.2. Desa Hambalang
Mayoritas masyarakat di Desa Hambalang bermatapencaharian sebagai petani, tetapi jumlah keluarga yang tidak memiliki lahan pertanian sangat besar yaitu
berjumlah 1.965 keluarga, sedangkan yang memiliki lahan pertanian berjumlah 771 keluarga dengan 764 keluarga hanya memiliki lahan kurang dari 1 ha. Ini
menandakan bahwa mayoritas penduduk berprofesi sebagai buruh tani dengan skala usaha yang relatif kecil, dan hanya sebagian kecil masyarakat Desa Hambalang yang
memliliki lahan di lebih dari 1 ha. Komoditas utama tanaman pangan di Desa Hambalang yaitu singkong dan
jagung serta sudah terdapat industri pengolahan singkong yaitu penggilingan dari singkong menjadi aci atau bahan setengah jadi untuk kemudian diproses kembali
menjadi tepung tapioka. Harga komoditas singkong kupas sekitar Rp.700 per kg dan jagung berkisar antara Rp.1.000 – Rp. 1.500 per kg.
Pemasaran dari hasil tanaman pangan dan tanaman buah-buahan sebagian besar dijual melalui tengkulak atau pengecer, namun ada juga yang dijual langsung ke
pasar maupun ke konsumen. Ketiadaan lembaga perekonomian agribisnis seperti KUD membuat harga jual komoditas sebagian besar ditentukan oleh tengkulak.
Keberadaan tengkulak bagi petani mempunyai hubungan simbiosis mutualisme atau saling membutuhkan, petani mendapatkan bantuan modal atau saprotan dari
tengkulak sehinnga petani di Desa Hamblang terikat dengan tengkulak. Di Desa Hambalang terdapat perkebunan milik swasta dengan komoditas
utama cengkeh, kelapa dan coklat sedangkan perkebunan milik rakyat didominasi tanaman cengkeh, kelapa dan pala. Tumbuhnya komoditas perkebunan milik rakyat
merupakan peran serta dari pemerintah melalui penyuluh pertanian di kecamatan dengan memberikan bantuan bibit tanaman cengkeh hampir 20.000 bibit tanaman.
Selain itu pemerintah juga memberikan bantuan tanaman keras lainnya dengan tujuan penghijauan seperti mahoni, sengon, jati, durian, nangka dan rambutan.
Di sektor peternakan, masyarakat di Desa Hambalang mayoritas berternak kambing dengan rata-rata kepemilikan 2-3 ekor per orang. Berikut ini data jenis
ternak dan populasinya yang terdapat pada Tabel 12.
Tabel 12. Jenis Ternak dan Perkiraan Jumlah Populasinya di Desa Hambalang Tahun
2011
Jenis Ternak Jumlah Pemilik
orang Perkiraan Jumlah Populasi
ekor
Sapi 524
1.247 Kerbau
239 481
Ayam kampung 1.811
11.740 Ayam broiler
127 619
Bebek 14
70 Kambing
1.519 3.049
Domba 78
150 Angsa
37 79
Sumber : Profil dan Potensi Desa Hambalang Kegiatan perikanan di Desa Hambalang tidak terlalu besar, di dalam data
hanya terdapat luas empangkolam sebesar 4 ham
2
. Terhambatnya kegiatan perikanan mungkin disebabkan karena topografi Desa Hamblang yang berbukit-bukit
dan terletak di pegunungan. Selain itu juga kurangnya pengetahuan masyarakat tentang budidaya ikan yang mempunya nilai ekonomi tinggi.
5.4. Identifikasi Potensi Agribisnis di Kedua Desa