Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. 3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna memadai di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

2.4. Penelitian Terdahulu

Pada kajian penelitian terdahulu, peneliti mengambil beberapa penelitian yang terkait dengan topik penelitian yaitu penelitian dengan topik strategi pengembangan dan topik pengembangan agribisnis. Selain topik, peneliti juga mengkaji penelitian terdahulu dengan melihat alat analisis yang digunakan yaitu EFE dan IFE, matriks analisis SWOT dan matriks QSP. Hal tersebut bertujuan untuk melihat perbandingan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini sehingga dapat menunjukkan adanya persamaan, keunggulan dan kelemahan pada penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Reza 2009 mengenai Analisis Strategi Pengembangan Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep. Berdasarkan hasil penelitian yang didasarkan pada EFE dan IFE, penulis dapat melihat dimana total skor bobot hasil dari matriks EFE sebesar 2,742 dan matriks IFE sebesar 2,364 sehingga menempatkan LPS pada matriks V. Berarti Strategi yang tepat adalah dengan melakukan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penulis juga melihat hasil dari matriks analisis SWOT diperoleh alternatif SO yaitu pemberdayaan potensi budaya dan pengembangan kegiatan ekonomi potensi wilayah. Strategi ST yaitu penetapan harga bersaing. Strategi WO yaitu perbaikan aksesbilitas dan perbaikan kualitas SDM. Strategi WT yaitu peberdayaan masyarakat lokal dan pengembangan strategi promosi. Setelah merusukan alternative strateig dalam matriks swot penulis juga melihat hasil matriks QSP diperoleh bahwa strategi pengembangan kegiatan ekonomi berbasis potensi wilayah merupakan strategi dengan nilai TAS terbesar yaitu 5.63. Dari tesis yang disusun oleh Budi Pamilih Kahana 2008 yang menganalisis mengenai strategi pengembangan agribisnis cabai merah di kawasan agropolitan Kabupaten Magelang. Penulis dapat melihat hasil analisis faktor-faktor strategis baik internal maupun eksternal yang terdiri dari faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Hasil analisis pada matrik SWOT diperoleh koordinat 0,2 ; 0,52 yang mana koordinat ini pada kuadran I yaitu Strategi Agresif. Maka strategi ini menunjukkan situasi yang sangat menguntungkan. Usahatani cabai merah memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada, strategi yang harus diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agnes Aulia Dwi Puspa 2009 mengenai Analisis Daya Saing dan Strategi Pengembangan Agribisnis Gandum Lokal di Indonesia. Penulis dapat melihat berbagai alternatif strategi hasil dari matriks analisis SWOT diperoleh alternatif SO yaitu optimalisasi lahan gandum lokal, membangun industri berbasis gandum lokal di perdesaan, penguatan kelembagaan dan melakukan bimbingan serta pembinaan bagi petani. Strategi ST yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gandum lokal serta pembatasan volume impor. Strategi WO yaitu menjalin kerjasama dengan industri makanan, membentuk kerjasama dengan lembaga permodalan serta memberdayakan kelompok tani, mengatur ketersediaan benih, menciptakan varietas gandum baru dan melakukan sosialisasi serta promosi tentang agribisnis gandum kepada petani dan masyarakat. Strategi WT yaitu menciptakan produk olahan gandum lokal yang berkualitas untuk segmen pasar tertentu. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Daud Taufik Ridho 2007 mengenai Industrialisasi Pedesaan dan Transformasi Tenaga Kerja Muda Dari Sektor Pertanian ke Non Pertanian Suatu Kasus di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. Dari penelitian ini penulis dapat melihat metode penelitian yang digunakan yaitu Cluster Random Sampling, dimana populasi yang dianalisis dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang relatif homogen. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor internal dari sektor pertanian yang menyebabkan transformasi tenaga kerja muda tersebut adalah keadaan lahan pertanian yang semakin sempit, tingkat upah yang rendah, pekerjaan yang tidak kontinyu, risiko usaha yang tinggi, terjadinya mekanisasi pertanian dan perubahan pandangan terhadap pekerjaan pertanian. Sedangkan dari faktor eksternalnya adalah adanya lapangan kerja sektor non pertanian dengan persyaratan pekerjaan yang mudah, tingkat upah dan kontinuitas pendapatan yang tinggi, dan fasilitas yang menunjang. Industrialisasi dan transformasi tenaga kerja yang terjadi tersebut telah menyebabkan tekanan penduduk yang tinggi terhadap lahan pertanian di desa tersebut dan juga telah mengakibatkan penurunan tingkat kesempatan kerja sektor pertanian. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penulis dengan melihat sektor pembangunan di perdesaan. Tesis dari Fauzi Saleh 2010 yang berjudul Strategi Pengembangan Industrialisasi Perdesaan Berbasis Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Di Kabupaten Kampar – Provinsi Riau. Dari hasil tesis ini penulis dapat melihat analisis SWOT yang dilakukan oleh peneliti dengan faktor-faktor strategis internal berupa kekuatan strengths, kelemahan weakness, peluang opportunity dan ancaman threat. Dalam rangka menumbuhkembangkan industrialisasi perdesaan berbasis tanaman pangan dan hortikulturan di Kabuapten Kampar, kebijakan dan strategi prioritas yang perlu ditempuh dalam upaya meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani tanaman pangan adalah strategi W-O yaitu strategi yang ditempuh untuk mengatasi kelemahan-kelemahan weaknesses yang ada selama ini agar mampu memanfaatkan peluang-peluang opportunities yang masih terbuka untuk pengembangan industri perdesaan berbasis pertanian tanaman pangan. Manfaat dari tesis ini penulis dapat melihat analisis SWOT tentang pengembangan suatu wialyah terutama wilayah perdesaan.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ”strategos” yang berarti kepemimpinan militer. Strategi adalah usaha untuk mencapai tujuan dengan melihat dan memadukan lingkungan internal serta eksternal sehingga menghasilkan rencana, keputusan dan tindakan yang tepat Yogi et all. 2007. Definisi lain dari strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai David, 2009. Dengan demikian srategi merupakan tindakan yang bersifat incremental senantiasa meningkat dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti core competencies maka perdesaan perlu mencari kompetensi inti yang di dalam bisnis yang dilakukan.

3.1.2. Lingkungan Organisasi

Lingkungan tempat organisasi dalam hal ini perdesaan, secara garis besar dibagi dalam dua kelompok yaitu lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal sifatnya berada dalam organisasi. Sedangkan lingkungan eksternal sifatnya berada diluar organisasi. Dengan mengetahui lingkungan internal dan lingkungan eksternal maka dapat dirumuskan bagaimana Strategi Pemberdayaan Agribisnisi Perdesaan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perdesaan.

3.1.3. Analisis Lingkungan Perdesaan

Analisis lingkungan dalam hal ini lingkungan perdesaan bertujuan untuk memantau lingkungan perdesaan dan juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk mlakukan pembenahan perdesaan secara gradual bahkan perubahan total dimasa