7.1.2. Kelemahan Weakness
a Kepemilikan lahan pertanian bukan milik sendiri
Lahan pertanian yang selama ini digunakan untuk bercocok tanam oleh masyarakat desa sebagian sudah beralih fungsi menjadi bangunan markas Pusat Misi
Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia PMPP TNI dan tanah-tanah yang dikuasai perdesaan-perdesaan dan juga pengembang. Hal ini dikarenakan lahan
pertanian bukan hak milik masyarakat, melainkan milik pihak ketiga.
b Kurangnya pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
masyarakat desa Kurangnya sarana pendidikan di perdesaan menyebabkan rendahnya kualitas
SDM di Desa Tangkil dan Hambalang. Selain itu kesadaran masyarakat atas pentingnya pendidikan masih dirasa kurang. Dengan kurangnya pendidikan,
pengetahuan dan keterampilan masyarakat desa dapat menghambat pembangunan perekonomian perdesaan, maka diperlukan perhatian seluruh lapisan masyarakat akan
pentingnya pendidikan yang berkualitas. Untuk bidang pendidikan di Desa Tangkil sekolah tidak ada sama sekali bahkan
untuk Sekolah Dasar SD. Sedangkan di bidang kesehatan, tidak ada puskesmas dan hanya ada Posyandu, akan tetapi, masyarakat Desa Tangkil sedikit terbantu dengan
mendapat bantuan dari Indocement untuk pengobatan gratis 1 tahun sekali dan penyuluhan kesehatan 1 tahun sekali. Selama ini yang menjadi kendala untuk
mendirikan sarana pendidikan adalah ketidak tersediaannya lahan. Saat ini Desa Tangkil sudah memiliki 1 PAUD dan 1 MI. PAUD ini biayanya
gratis, sehingga tidak ada uang untuk menggaji guru yang bekerja disana. Selain itu untuk pengadaan buku pelajaran maka dilakukan dengan cara swadaya. Banyak anak
yang putus sekolah dan tidak melanjutkan kembali ke SMP atau SMA dan hanya sampai SD saja. Hal ini karena memang mereka tidak lulus atau karena ongkos yang
mahal karena jarak sekolah yang jauh. Bidang pendidikan di Desa Hambalang lebih baik dari Desa Tangkil karena
sudah terdapat SD Negeri dan SMP Swasta, namun saat ini Desa Hambalang belum
memiliki sekolah setingkat SMA. Menurut perangkat desa saat ini sudah ada rencana untuk mendirikan SMA di Desa Hambalang, namun masih menunggu adanya
bantuan dari pemerintah atau donatur.
c Kurangnya modal untuk memulai dan mengembangkan usaha
Modal usaha bagi bidang pertanian dan kelompok usaha kecil merupakan permasalahan yang cukup pelik. Sebagian besar pelaku usaha di Desa Tangkil dan
Hambalang memiliki modal awal yang kecil yaitu di bawah Rp. 1juta. Kecilnya modal ini tidak hanya menghambat kelangsungan bisnis tetapi bisa mejadi penyebab
gagalnya usaha yang tengah dirintis. Hal yang menjadi faktor utama yang menghambat pengembangan agribisnis di Desa Tangkil dan Hambalang yaitu
kesulitan pendanaan, hal ini dikarenakan akses yang dan juga masyarakat yang enggan dan kurang tertarik menggukanan jasa pendanaan dari bank.
d Kurangnya sarana transportasi umum dan kondisi jalan yang rusak
Ketiadaan sarana transportasi umum seperti angkutan desa yang menjangkau kedua desa cukup meyulitkan masyarakat yang ingin bepergian. Selama ini
masyarakat menggunakan ojeg untuk dapat mencapai lokasi yang mereka tuju, sedangkan ongkos ojeg relatif mahal yaitu sekitar Rp. 7.000 sekali jalan. Kondisi
jalan yang rusak juga dapat menghambat arus barang dan jasa dari dan menuju kedua desa.
e Belum adanya kelembagaan seperti koperasi yang dapat mendukung kegiatan
agribisnis Tidak terdapatnya lembaga ekonomi pertanian seperti KUD di kedua desa
menyebabkan ketergantungan masyarakat dengan tengkulak atau pedagang pengumpul. Hal ini tentunya kurang menguntungkan bagi petani karena harga jual
hasil pertanian sebagian besar ditentukan oleh tengulak, meski tidak semua tengkulak yang menetapkan harga di bawah harga pasar. Ketiadaan koperasi juga menyulitkan
masyarakat tani yang membutuhkan berbagai macam keperluan atau pendanaan untuk
kegiatan perekonomiannya. Maka kedepannya diharapkan untuk mendirikan koperasi agar dapat menunjang kegiatan agribisnis di kedua desa.
f Skala usaha yang relatif kecil
Dari hasil pengamatan secara langsung dan survey ke Desa Tangkil dan Hambalang dapat dilihat bahwa skala usaha masyarakat desa relatif kecil, hal ini juga
didukung oleh data dari pemerintah desa bahwa sebagian besar kepemilikan lahan pertanian di bawah 1 ham
2
. Dengan skala usaha yang kecil cukup menyulitkan untuk mengembangkan kegiatan agribisnis karena banyak sumber daya yang dibutuhkan
untuk pengembangannya.
7.2. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman