untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Kebijakan pemerintah dalam hubungannya dengan perdesaan dapat berubah sewaktu-
waktu sehingga tindakan pemerintah dapat mempengaruhi pilihan strategi usaha.
3. Teknologi
Untuk meningkatkan inovasi maka harus disadari akan perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian di perdesaan. Perkembangan
teknologi mendorong pada perkembangan teknik produksi suatu produk, terutama produk pertanian. Teknik budidaya merupakan bagian dari kegiatan agribisnis yang
harus berorientasi pada pasar. Artinya teknik budidaya dilakukan berdasarkan pada kualitas yang diinginkan oleh pihak konsumen sehingga produk tersebut dapat
dipasarkan dengan baik. Sehingga teknik budidaya harus mempunyai daya saing dan teknologi yang unggul.
4. Demografi
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat
secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
5. Sosial, Budaya, dan Lingkungan
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perdesaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari orang-orang di
lingkungan sekitar perdesaan. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologis, pendidikan dan kondisi etnis. Seandainya faktor sosial berubah
maka permintaan untuk berbagai produk dan aktivitas juga turut mengalami perubahan. Para pelaku ekonomi perdesaan juga harus dapat memperhatikan tentang
hal-hal yang menyangkut faktor demografi diantaranya adalah ukuran populasi,
distribusi geografi, pencampuran etnis serta distribusi pendapatan. Melihat dinamisnya perubahan yang global mengikuti trend, bukan hanya secara domestik.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Proses penentuan Strategi Pemberdayaan Agribisnisi Perdesaan diawali dengan melihat program serta visi misi dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga visi
misi di kedua desa. Lalu penelitian ini dilakukan dengan melihat gambaran umum perekonomian,
karakteristik masyarakat
serta kegiatan
agribisnis dan
permasalahannya di
Desa Tangkil
dan Hambalang,
Kemudian peneliti
mengidentifikasi potensi di kedua desa. Setelah itu mengidentifikasikan faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perkembangan agribisnis di Desa Tangkil
dan Hambalang. Pada tahap ini dilakukan analisis faktor internal dan eksternal agar dapat menggali potensi sektor pertanian, untuk meningkatkan kinerja dan daya
saingnya. Analisis lingkungan internal di kedua desa berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam sektor agribisnis. Sedangkan analisis
eksternalnya berguna untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh kedua desa.
Pengidentifikasian ini menggunakana pendekatan Kerangka Penghidupan Berkelanjutan Sustainable Livelihoods SL Framework
dilanjutkan dengan memilih faktor strategis bagi Desa Tangkil dan Hambalang didalam bentuk matriks
IFE Internal Factor Evaluation yang sebelumnya dilakukan analisis S-W Strength- Weakness dan EFE External Factor Evaluation yang sebelumnya dilakukan
analisis O-T Opportunity-Threat. Pengidentifikasian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kekuatan yang dimiliki lebih besar dari kelemahan atau sebaliknya dan
apakah potensi perdesaan terutama sektor agribisnis yang dimiliki oleh kedua desa mampu memanfaatkan peluang untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Lalu
dari hasil matriks IFE dan EFE dilakukan penentuan alternatif strategi dengan analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat. Penentuan alternatif
strategi ini terdiri dari empat alternatif strategi yaitu strategi penyesuaian kekuatan dan peluang, strategi penyesuaian kelemahan dan peluang, strategi penyesuaian