Analisis Isi Kebijakan. Analysis Of Problems And Management Strategies Of Old Wells In The Cepu Block (A Case Study Of Petroleum In The Mining Village Of Wonocolo, Bojonegoro)

badan sungai yang mengalir di kawasan pertambangan rakyat. Hal ini juga terjadi pada lokasi kegiatan pengelolaan sumur tua di Desa Wonocolo. 16 Pasal 33 UUD 1945 hasil amandemen, sebagai dasar konstitusional pengelolaan sumberdaya alam termasuk sumberdaya alam pertambangan sudah mencakup perlindungan lingkungan hidup dalam ayat 4 yang intinya “prinsip pengelolaan sumberdaya alam nasional, berkeadilan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, serta kemandirian dan menjaga keseimbangan”.

5.3 Analisis Isi Kebijakan.

Analisis isi kebijakan mencakup deskripsi tentang kebijakan dan bagaimana ia berkembang dalam hubungannya dengan kebijakan sebelumnya Parsons, 2008. Berbagai kebijakan yang berkaitan tentang pengelolaan sumur tua diterapkan untuk dapat melihat bagaimana implementasi dan implikasinya di lapangan dapat membantu dalam penyusunan strategi kebijakan dalam pengelolaan sumur tua 17 5.3.1 Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. . Pada tanggal 23 Nopember 2001 telah diundangkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Pasal 4 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa penguasaan atas Migas tetap berada pada Negara, namun pelaksanaannya diselenggarakan oleh Pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5, Kuasa Pertambangan adalah wewenang yang diberikan Negara kepada Pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi. PERTAMINA sesuai dengan Undang-undang tersebut berperan sebagai pelaksana usaha mulai hulu sampai hilir. Secara khusus persoalan sumur tua di atur dalam Permen ESDM no. 01 tahun 2008 tentang Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua yang memberikan peluang kepada KUD atau BUMD untuk mengelola sumur tua setelah menjalin perjanjian kerjasama dengan kontraktor yang diketahui oleh Badan Pelaksana. Dalam Permen tersebut juga disebutkan bahwa semua produksi dari sumur tua harus diserahkan kepada kontraktor dengan mutu dan spesifikasi tertentu. Kedua hal tersebut sulit dilaksanakan saat ini karena kemampuan yang terbatas dari penambang tradisional dalam hal mutu hasil minyak mentah yang diproduksi. 16 Berdasarkan hasil wawancara pada lampiran 2 wawancara 1 17 Lihat lampiran 6 Analisis Isi Kebijakan Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua di Blok Cepu Desa Wonocolo. Lahirnya Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral ini dilandasi oleh keinginan menertibkan pengelolaan sumur tua melalui pembinaan dan penyempurnaan serta kemungkinan pengembangannya melelui wadah Koperasi dan Badan Usaha Milik Daerah sehingga perlu memberi landasan hukum bagi pengusahaannya. Pada kasus pertambangan rakyat di Desa Wonocolo pengelolaan sumur tua dilakukan secara kelompok dan tidak menjalin kerjasama dengan koperasi hal ini disebabkan karena kesalahan menejemen koperasi dan masyarakat tidak mau menyetorkan hasil produksinya kepada koperasi di sebabkan tidak adanya kesepakatan harga dan cara pembayaran 18 . Pada saat ini pembayaran atas hasil produksi minyak produksi penambang dilakukan secara tunai dan harga ditentukan oleh harga pasar dikawasan tambang tersebut. 19 Pemerintah daerah harus berupaya untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan persoalan ini dengan berupaya menjalin kerjasama dengan PERTAMINA dalam hal finansial. Upaya pemeberian talangan dana kepada koperasi agar sistem pembayaran dalam pembelian minyak mentah dari penambang dilakukan dengan cara tunai dan berkaitan dengan harga perlu dilakukan melalui negosiasi dengan para penambang. 5.3.2 Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi. Usaha hilir minyak bumi meliputi pengolahan, pemurnian, pengangkutan, penyimpanan dan niaga seperti yang ditentukan oleh Undang-undang no. 22 tahun 2001 pada pasal 23. Dalam undang-undang tersebut disebutkan PERTAMINA merupakan pelaksana usaha dari kegiatan sesuai yang disebutkan pasal 23. Penyulingan yang dilakukan oleh masyarakat pada kasus pengelolaan sumur tua di Desa Wonocolo pada dasarnya merupakan usaha pengolahan seperti yang disebutkan pada Undang-undang no 22 tahun 2001. Usaha ini secara kebijakan hanya bisa dilakukan oleh PERTAMINA sebagai kuasa pertambangan di Wilayah blok Cepu, oleh karena itu semua usaha penyulingapengolahan minyak mentah hasil pertambangan rakyat di desa Wonocolo merupakan kegiatan ilegal. Distrusipengangkutan dan niagaperdagangan minyak olahan juga merupakan kegiatan usaha hilir dari pertambangan minyak bumi yang telah diatur dalam pasal 23 Undang-undang no. 22 tahun 2001. Usaha hilir ini juga menetapkan bahwa PERTAMINA merupakan pelaksana usahanya. Masalah yang terjadi bukan masalah kegiatan pengangkutan dan perdagangannya saja akan tetapi masalah standart mutu minyak hasil olahan yang dilakukan secara 18 Berdasarkan hasil wawancara pada lampiran 2 wawancara 7 19 Berdasarkan hasil wawancara pada lampiran 2 wawancara 2 dan 7 tradisional ini belum pernah dilakukan pengujian, jika ternyata standart mutunya tidak sesuai dengan standart mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah hal ini akan merugikan konsumen dan jika hal tersebut terjadi maka PERTAMINA sebagai badan usaha yang berwenang akan menjadi pihak yang dirugikan. 20 5.3.3 Pencemaran Lingkungan Kegiatan pengelolaan sumur tua di Desa Wonocolo telah menyebabkan pencemaran logam berat pada tanah dan air serta pencemaran udara Priyanto, 2010. Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup pada usaha pertambangan inilah pemerintah mengeluarkan Undang- undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada Bab VI Pasal 18 ayat 1 menyebutkan; “Setiap usaha danatau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup untuk memperoleh izin melakukan usaha danatau kegiatan”. Kemudian di sebutkan juga pada Bab V pasal 13 ayat 3 bahwa “Pengendalian pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan penanggung jawab usaha danatau kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran, dan tanggung jawab masing-masing. Mewujudkan kondisi pengelolaan sumber daya alam bukan merupakan hal yang mudah antara lain karena upaya pencegahan eksploitasi secara tidah sah mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup terhambat dengan pelaksanaan penegakan hukum yang lemah. 21 Hingga saat ini belum ada kasus pengelolaan tambang minyak bumi rakyat dan dampak pencemaranya yang telah mendapat penanganan hukum yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Beberapa hambatan yang ada adalah tidak jelasnya intitusi yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan sumur tua, terkooptasinya aparat keamanan oleh pihak yang mengelola sumur tua penambang, pengulah dan pedagang dengan menggunakan uang suap, terlibatnya aparat baik aparat sipil maupun keamanan dalam bisnis pengelolaan sumur tua menyebabkan kegiatan pengelolaan sumur bisa berjalan dengan aman dan lancar Kontras, 2004. Permasalahannya adalah dalam kasus pengelolaan sumur tua di Desa Wonocolo tidak ada pemrakarsapenanggungjawab usaha sehingga akan 20 Berdasarkan hasil wawancara pada lampiran 2 wawancara 8 21 Berdasarkan hasil wawancara pada lampiran 2 wawancara 7 menyulitkan dalam penindakan pelanggaran dibidang hukum lingkungan karena kegiatan dilakukan oleh kelompok masyarakat yang tidak berbadan hukum. 22 5.3.4 Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan Sektor Minyak dan Gas Bumi tidak dapat Dipungut. Undang-undang UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Penerimaan Pertambangan Gas Bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dibagi dengan imbangan: 69,5 enam puluh sembilan setengah persen untuk Pemerintah Pusat ; 30,5 tiga puluh setengah persen untuk daerah. Selanjutnya dari 30 tersebut di bagikan dengan ketentuan; a. 6 enam persen dibagikan untuk provinsi yang bersangkutan; b. 12 dua belas persen dibagikan untuk kabupatenkota penghasil; c. 12 dua belas persen dibagikan untuk kabupatenkota lainnya dalam provinsi bersangkutan. Pada kasus pengelolaan sumur tua di Desa Wonocolo Pemerintah daerah tidak mempunyai data mengenai jumlah produksi dari sumur tua karena hasil produksi tidak disetorkan ke PERTAMINA. Para penambang lebih suka menjual ke penyuling atau dilakukan penyulingan sendiri sehingga hasilnya akan lebih tinggi. Data produksi minyak mentah ytang disetorkan ke PERTAMINA merupakan dasar untuk menghitung dana perimbangan yang akan diperoleh oleh Pemda.

5.4 Analisis Stakeholders