Perdagangan Kayu Rakyat Analysis Of Problems And Management Strategies Of Old Wells In The Cepu Block (A Case Study Of Petroleum In The Mining Village Of Wonocolo, Bojonegoro)

16 hutan rakyat dijual dalam bentuk kayu olahan seperti papan, usuk, kusen, dan balkon. Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk barang dan jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Sebuah saluran pemasaran melaksanakan tugas memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Hal itu mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari orang- orang yang membutuhkan Kotler 1997. dalam hal ini kayu rakyat dari produsenpetani ke konsumen. Lembaga perantara pemasaran yang terlibat didalam pemasaran kayu rakyat diantaranya pedagang pengepul ditingkat desakecamatan pengepul dan pemasok supplier. Secara rinci lembaga pemasaran kayu rakyat dapat dijelaskan sebagai berikut Kemenhut 2011: 1. Pedagang kecil bakulfirst agent adalah lembaga perantara pemasaran yang membeli kayu rakyat dari petani dan biasanya bertempat tinggal di desa yang sama dengan petani. Bakul membeli kayu milik petani dalam bentuk tegakan, sehingga sering disebut penebas. 2. Pedagang pengepul pengepulsecond agent adalah lembaga pemasaran yang membeli kayu rakyat dari pedagang kecilbakul dan juga sering disebut pangkalan atau depo. Pengepul ini memiliki penampungan dan biasanya menjual kayu kepada pemasok atau ke industri penggergajian, karena tidak dapat langsung menjual ke industri, tetapi harus melalui pemasok. 3. Pemasok supplier adalah lembaga perantara yang mendapatkan kontrak kerja penyediaan bahan baku kayu untuk industri. 4. Panjang pendek saluran pemasaran tergantung dari jumlah lembaga perantara pemasaran yang terlibat didalamnya. Hardjanto 2003 menyebutkan ada beberapa pola distribusi kayu rakyat terjadi di beberapa daerah yang secara singkat dapat dilihat pada Gambar 2. 17 Pola 1 Pola 2 Sumber: Hardjanto 2003 Gambar 2 Pola pemasaran dan distribusi kayu rakyat

2.4 Modal Sosial

2.4.1 Konsep Modal Sosial

Konsep modal sosial muncul dari pemikiran bahwa anggota masyarakat tidak mungkin dapat secara individu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Diperlukan adanya kebersamaan dan kerjasama yang baik dari segenap anggota masyarakat yang berkepentingan untuk mengatasi masalah tersebut. Pemikiran seperti inilah yang pada awal abad ke 20 mengilhami seorang pendidik di Amerika Serikat bernama Lyda Judson Hanifan untuk memperkenalkan. konsep Petani Penebas Pengepul Suplier Industri Petani Tengkulak Pohon Industri Penggergajian Industri Pengolahan Barang Jadi Pengrajin Pedagangsuplier Konsumen 18 modal sosial social capital pertama kalinya. Dalam tulisannya berjudul The Rural School Community Centre pada tahun 1916, ia mengatakan bahwa modal sosial, bukanlah modal dalam arti biasa seperti harta kekayaan atau uang, tetapi lebih mengandung arti kiasan, namun merupakan aset atau modal nyata yang penting dalam hidup bermasyarakat Hasbullah 2006 Menurut Bourdieu dalam Winter 2000, modal sosial merupakan wujud nyata sumberdaya dari suatu institusi kelompok. Modal sosial merupakan jaringan kerja yang bersifat dinamis dan bukan alamiah. Modal sosial merupakan investasi strategis baik secara individu maupun kelompok. Sadar ataupun tidak sadar bahwa modal sosial dapat menghasilkan hubungan sosial secara langsung dan tidak langsung dalam jangka pendek maupun jangka panjang Bourdieu 1986. Hubungan ini dapat dilakukan dalam hubungan tetangga, teman kerja tempat kerja, maupun hubungan keluarga. Bourdieu menggambarkan bahwa modal sosial merupakan kumpulan sumberdaya yang dimiliki setiap keanggotaan dalam suatu kelompok yang digunakan secara bersama-sama. Sebagai contoh, ketersediaan jaringan sosial dalam masyarakat dapat membantu peningkatkan produksi dan ekonomi anggota melalui pemanfaatan koneksi sosial pemasaran hasil. Menurut Bourdieu, modal ekonomi merupakan sumberdaya dasar, namun modal sosial berperan besar dalam meningkatkan modal ekonomi seseorang individu. Jika dibandingkan dengan Bourdieu, Coleman menggunakan terminologi berbeda dalam menggambarkan modal sosial. Coleman menggambarkan modal sosial bukan dari sesuatu yang terlihat hasilnya tetapi lebih kepada sesuatu yang dilakukan atau dengan kata lain fungsi dari modal sosial itu sendiri. Ia memandang bahwa modal sosial memiliki nilai yang terkandung di dalamnya terutama dalam struktur sosial. Oleh karena itu, Coleman 1988, menyebut modal sosial sebagai sumberdaya karena ia dapat memberi kontribusi terhadap kesejahterran individu dan masyarakat seperti halnya dengan sumberdaya lain alam, ekonomi dan sumberdaya manusia Gambar 3.