Nilai-nilai values Karakteristik individu sebagai modal sosial

29 a. Umur Umur merupakan suatu indikator umum tentang kapan suatu perubahan harus terjadi. Umur menggambarkan pengalaman dalam diri seseorang sehingga terdapat keragaman tindakannya berdasarkan usia yang dimiliki. Kemampuan mental tumbuh lebih cepat pada masa anak-anak sampai dengan pubertas, dan agak lambat sampai awal dua puluhan, dan merosot perlahan-lahan sampai tahun- tahun terakhir. Umur berkorelasi dengan tingkat penerimaan suatu inovasi atau teknologi baru. Umur juga berkolerasi dengan produktivitas. Produktivitas akan merosot dengan bertambahnya usia seseorang. Keterampilan individu menyangkut kecepatan, kecekatan, kekuatan, dan kordinasi menurun seiring berjalannya waktu, dan kurangnya rangsangan intelektual semua berkontribusi terhadap menurunnya produktivitas. b. Pendikan FormalNonformal Salah satu faktor yang dapat mengubah pola pikir dan daya nalar petani adalah pendidikan. Pada hakekatnya merupakan usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia yang dilaksanakan di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan dengan demikian merupakan proses yang dijalani seseorang untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang kemudian menghasilkan perubahan perilaku. Pendidikan dalam penelitian ini dibatasi pada jumlah tahun pendidikan formal yang telah ditempuh oleh petani Sastraatmaja 1986 mengemukakan pendidikan non formal merupakan perpaduan dari kegiatan mengunggah minatkeinginan, menyebarkan pengetahuan, keterampilan dan kecakapan, sehingga diharapkan terjadinya perubahan perilaku sikap, tindakan dan pengetahuan. 30 c. Tingkat pendapatan Muhadjir 1982 dalam Siswiyanti 2006 mengatakan bahwa tingkat pendapatan akan mempengaruhi partisipasi karena warga yang memiliki pendapatan yang rendah akan mendapatkan kesempatan yang terbatas. d. Tingkat Kesehatan Kesehatan merupakan modal manusia yang menjadi fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia, dimana kesehatan ini merupakan inti dari kesejahteraan. e. Luas Lahan Usahatani Lahan merupakan sarana produksi bagi usahatani, termasuk salah satu faktor produksi dan pabrik hasil pertanian. Lahan adalah sumberdaya alam fisik yang mempunyai peranan penting dalam berbagai segi kehidupan manusia khususnya petani. Lahan usahatani merupakan asset bagi petani dalam menghasilkan produksi dan sekaligus sumber kehidupan. Pada umumnya, petani dengan kepemilikan lahan usaha yang lebih luas, menempati posisi sosial lebih tinggi di lingkungan sosialnya. Tjakrawiralaksana 1996 menyebutkan lahan merupakan manifestasi atau pencerminan dari faktor-faktor alam yang berada di atas dan di dalam bumi yang berfungsi sebagai 1 tempat diselenggarakan kegiatan pertanian, seperti bercocok tanam dan memelihara ternak atau ikan, 2 tempat pemukiman keluarga tani. Faktor yang mempengaruhi petani dalam meningkatkan produktivitas usahatani adalah luas lahan usahatani yang dikerjakan. Luas lahan juga mempengaruhi kecepatan petani dalam menerima suatu inovasi. Perbedaan status penguasaan lahan dapat menunjukkan perbedaan terhadap pengelolaan usahatani yang dilakukan. Status penguasaan pemilik cenderung mengelola usahatani dengan baik dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Pemilikan lahan usahatani hutan rakyat di Jawa umumnya sempit. Sempitnya kepemilikan lahan 31 setiap keluarga, mendorong pemiliknya untuk memanfaatkan seoptimal mungkin Hardjanto 2000 f. Lama Tinggal Setyowati 2010 mengemukakan bahwa tingkat lama tinggalnya individu dalam komunitas menunjukkan pengaruh yang positif, hal ini menunjukkan bahwa tingkat migrasi penduduk yang sangat kecil. Selaras dengan hal tersebut Lenggono 2004 mengemukakan kesadaran kolektif yang mengikat dalam komunitas karena kesamaan sejarah dan orientasi nilai budayaserta status sosial individu dalam komunitasnya. g. Status Sosial Status sosial menunjukkan tingkat penghargaan masyarakat kepada individu dalam kelompok organisasi atau baik berdasarkan aspek sosial maupun aspek ekonomi.

2.6 SWOT dan QSPM

Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weakness dan ancaman Threats. Hasil analisis SWOT biasanya digunakan dalam pengambilan keputusan, dan selama ini banyak digunakan oleh perusahaan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal dimana kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis Untuk dapat membandingkan antar unsur SWOT, maka perlu diketahui nilai masing-masing unsur SWOT. Selanjutnya nilai masing-masing unsur SWOT di tempatkan ke dalam diagram SWOT. Diagram SWOT merupakan perpaduan antara perbandingan kekuatan dan kelemahan diwakili garis horisontal dengan perbandingan peluang dan ancaman diwakili garis vertikal. Pada diagram SWOT. Analisis SWOT pada dasamya membandingkan antara faktor eksternal peluang Opportunities dan ancaman Threats dengan faktor internal kekuatan Strengths dan kelemahan Weakness Rangkuti 2008. 32 tersebut kekuatan dan peluang diberi tanda positif, sedangkan kelemahan dan ancaman diberi tanda negatif. Dengan menempatkan selisih nilai S kekuatan - W kelamahan pada sambu x, dan menempatkan selisih nilai antara O peluang - T ancaman pada y, maka ordinat x,y akan menempati salah satu set dari diagram SWOT. Letak nilai S - W dan O - T dalam diagram SWOT akan menentukan arah strategi yang akan ditempuh. Secara lengkap tersaji pada Gambar 4. Gambar 4 Diagram SWOT Tahap pengambilan keputusan merupakan tahap pemilihan strategi dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM atau matrik perencanaan stratejik kuantitatif untuk menentukan strategi alternatif yang terbaik untuk dipilih. QSPM adalah alat yang direkomendasikan untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara obyektif berdasarkan pada faktor-faktor kunci kesuksesan internal – eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya dengan menggunakan SWOT David 2009. Peluang O Kekuatan S Ancaman T Kelemahan W Sel 1 Sel 2 Sel 3 Sel 4