Landasan Hukum Pengelolaan Sumur Tua

1 Kegiatan penambangan yang mereka lakukan tidak terlindungi secara hukum, sehingga mereka seringkali memilih untuk menyembunyikan kehadiran mereka dan main kucing-kucingan dengan aparat pemerintah dalam melakukan aktivitas penambangan. Kondisi ini berdampak pada tidak optimalnya usaha yang mereka lakukan sehingga merugikan mereka secara ekonomi. 2 Kemampuan modal mereka yang terbatas dan tanpa adanya payung hukum yang jelas berdampak pada adanya tindakan eksploitasi yang mereka alami, baik oleh para pemodal maupun oknum aparat. 3 Menimbulkan persoalan bagi negara atau pemerintah karena terjadinya kerusakan lingkungan tanpa adanya pihak yang bertanggungjawab untuk melakukan pencegahan dampak kerusakan lingkungan. 4 Berkurangnya potensi penerimaan negara karena sebagian besar kegiatan masyarakat yang menambang tidak berbadan hukum sehingga tidak memberikan kontribusi berupa royalti kepada negara. 2.2.4 Faktor Teknologi dan Pengelolaan Lingkungan Aspek teknologi meliputi teknik penambangan dan pengolahan, sedangkan aspek pengelolaan lingkungan lebih terfokus kepada persoalan-persoalan penanganan limbah penambangan dan pengolahan. Sejumlah masalah, baik yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja maupun yang menimbulkan kerugian ekonomi dan lingkungan, ditimbulkan oleh kegiatan masyarakat yang menambang, baik yang disebabkan oleh teknologi penambangan dan pengolahan yang belum efisien maupun oleh cara pengelolaan lingkungan yang belum berwawasan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat yang melakukan penambangan belum melakukan atau bahkan belum memberikan perhatian terhadap pengelolaan lingkungan. Kalaupun ada kegiatan mereka yang terlihat bersentuhan dengan pengelolaan limbah, maka pada dasarnya kegiatan tersebut dilandaskan pada keinginan untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi dan bukan karena kesadaran akan pentingnya melakukan pengelolaan lingkungan. Pada sebagian besar kegiatan masyarakat yang menambang, terutama di wilayah barat Indonesia, para penambang hampir selalu membuang limbah baik air maupun ampas pengolahannya langsung ke sungai.

2.3. Landasan Hukum Pengelolaan Sumur Tua

Pada tahun 2001 diterbitkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi pada bab II pasal 2 menyebutkan “Penyelenggaraan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi berasaskan pada ekonomi kerakyatan, keterpaduan, manfaat, keadilan dan keseimbangan, pemerataan, kemakmuran bersama dan kesejahteraan rakyat banyak, keamanan, keselamatan dan kepastian hukum serta berwawasan lingkungan, kemudian pada pasal 3 UU No. 22 tahun 2001 kegiatan bertujuan sebagai berikut : 1 Terlaksana dan terkendalinya Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam dan sumber daya pembangunan yang bersifat strategis dan tidak terbarukan. 2 Mendukung dan menumbuh kembangkan kemampuan nasional untuk lebih mampu bersaing secara wajar, sehat dan transparan 3 Meningkatnya pendapatan negara dan memberikan kontribusi yang sebesar- besarnya bagi perekonomian nasional, mengembangkan dan memperkuat industri dan perdagangan Indonesia; 4 Menciptakan lapangan kerja, memperbaiki lingkungan, meningkatnya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Secara khusus dasar hukum dari pertambangan minyak Bumi pada sumur- sumur tua adalah s ebagaimana diatur dalam Permen ESDM no. 1 tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada sumur-sumur tua, bahwa sumur tua boleh diusahakan melalui Koperasi Unit Desa maupun Badan Usaha Milik Daerah. Sumur tua adalah sumur-sumur Minyak Bumi yang dibor sebelum tahun 1970 dan pernah diproduksi serta terletak pada lapangan yang tidak diusahakan pada suatu Wilayah Kerja yang terikat Kontrak Kerja Sama dan tidak diusahakan lagi oleh Kontraktor. Filosofi pengelolaan pertambangan minyak rakyat adalah; a. Optimalisasi pemanfaatan sumur-sumur tua; b. Memberdayakan ekonomi rakyat disekitar lokasi sumur tua, hal ini menunjukan bahwa kegiatan pertambangan minyak bumi pada sumur-sumur tua tidak termasuk kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang melampaui batas dan dapat diusahakan oleh masyarakat melalui prosedur dan tata cara yang sesuai dengan peraturan yang ada.

2.4. Landasan Teori