18
modal sosial social capital pertama kalinya. Dalam tulisannya berjudul The Rural School Community Centre pada tahun 1916, ia mengatakan bahwa modal
sosial, bukanlah modal dalam arti biasa seperti harta kekayaan atau uang, tetapi lebih mengandung arti kiasan, namun merupakan aset atau modal nyata yang
penting dalam hidup bermasyarakat Hasbullah 2006 Menurut Bourdieu dalam Winter 2000, modal sosial merupakan
wujud nyata sumberdaya dari suatu institusi kelompok. Modal sosial merupakan jaringan kerja yang bersifat dinamis dan bukan alamiah. Modal sosial merupakan
investasi strategis baik secara individu maupun kelompok. Sadar ataupun tidak sadar bahwa modal sosial dapat menghasilkan hubungan sosial secara langsung
dan tidak langsung dalam jangka pendek maupun jangka panjang Bourdieu 1986. Hubungan ini dapat dilakukan dalam hubungan tetangga, teman kerja tempat
kerja, maupun hubungan keluarga. Bourdieu menggambarkan bahwa modal sosial merupakan kumpulan
sumberdaya yang dimiliki setiap keanggotaan dalam suatu kelompok yang digunakan secara bersama-sama. Sebagai contoh, ketersediaan jaringan sosial
dalam masyarakat dapat membantu peningkatkan produksi dan ekonomi anggota melalui pemanfaatan koneksi sosial pemasaran hasil. Menurut Bourdieu, modal
ekonomi merupakan sumberdaya dasar, namun modal sosial berperan besar dalam meningkatkan modal ekonomi seseorang individu. Jika dibandingkan
dengan Bourdieu, Coleman
menggunakan terminologi
berbeda dalam
menggambarkan modal sosial. Coleman menggambarkan modal sosial bukan dari sesuatu yang terlihat hasilnya tetapi lebih kepada sesuatu yang dilakukan atau
dengan kata lain fungsi dari modal sosial itu sendiri. Ia memandang bahwa modal sosial memiliki nilai yang terkandung di dalamnya terutama dalam struktur
sosial. Oleh karena itu, Coleman 1988, menyebut modal sosial sebagai sumberdaya karena ia dapat memberi kontribusi terhadap kesejahterran
individu dan masyarakat seperti halnya dengan sumberdaya lain alam, ekonomi dan sumberdaya manusia Gambar 3.
19
Sumber: Edwad 2004 dalam Suandi 2007
Gambar 3 Modal sosial sebagai sumberdaya
Lebih lanjut Coleman 1988 melihat bahwa struktur sosial memiliki berbagai bentuk tindakan dan aturan yang dapat dimanfaatkan oleh individu dan
masyarakat, yakni: kewajiban obligation dan harapan, informasi, dan norma- norma yang dapat menghambat dan mendorong perilaku manusia.
Dampak Positif dan Negatif
Modal Alam
-
Cahaya matahari,
-
Atmosfir,
-
Air, tanah, mineral,
-
Flora dan fauna,
-
Sumber energi,
-
Fungsi Ekosistem,
-
Dan lain-lain
Modal Ekonomi
- Aset ekonomi: gedung, lembaga pemerintah, perusahaan,
- Infrastruktur: air, listrik, transportasi dan komunikasi,
- Fasilitas umum: kesehatan, dan pendidikan,
- Teknologi.
Modal sosial
- Jaringanhubungan, - Kepercayaan,
- Asosiasi, - Norma,
- Keimanan. - Tipe hubungan:
Bonding, bridging, dan linking
Modal Manusia
Kapasitas Personal
: -
Kesehatan,
-
Pendidikan,
-
Keterampilan dan
-
Ilmu Pengetahuan
Kesejahteraan Individu dan Masyarakat
- Kesehatan - Kejahatan dan keadilan
- Pendidikan dan pelatihan - Kependudukan
- Lapangan Pekerjaan - Kebudayaan dan leisure
- Rumahtangga - Kualitas lingkungan
- Fungsi keluarga dan masyarakat - Pertumbuhan ekonomi
- Sumberdaya ekonomi - Kepaduan sosial
20
Putnam 1993 berpendapat bahwa konsep modal sosial dapat berupa: hubunganjaringan, kepercayaan, dan norma-norma yang merupakan fasilitas
bersama dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Operasionalisasi konsep modal sosial menurut Putnam berbeda dengan konsep yang dikembangkan oleh Bourdieu
dan Coleman. Konsep modal sosial menurut Putnam, aplikasinya lebih menekankan pada tingkat wilayah regional, democratic institutions, dan
economic development. Walaupun terminologi modal sosial menurut Putnam agak berbeda dengan Bourdieu dan Coleman namun kepercayaan norma norms
of trust dan reciprocity dalam jaringan-jaringan atau hubungan sosialekonomi merupakan unsur terpenting dalam modal sosial dan merupakan sumberdaya.
Lebih lanjut Putnam mengukur modal sosial terfokus pada sistem perilaku perkembangan ekonomi dan politik pada tingkat regional dan negara. Kemudian,
aspek yang dikaji tentang modal sosial menurut Putnam yaitu berkaitan dengan sistem norma yang berlaku pada bidang ekonomi dan politik. Pengukuran
modal sosial menurut Putnam harus melibatkan beberapa asosiasi dan institusi formal yang diakui secara sah.
Fukuyama 2007, mendefinisikan modal sosial adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau di bagian-
bagian tertentu darinya. Dalam konsep ini modal sosial adalah serangkaian nilai dan norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok
yang memungkinkan terjadinya kerjasama di antara mereka. Hubungan-hubungan yang tercipta dan norma-norma tersebut membentuk kualitas dan kuantitas
hubungan sosial dalam masyarakat, yaitu sebagai perekat sosial yang menjaga kesatuan anggota masyarakat secara bersama-sama.
Lawang 2005 menggambarkan perbedaan dari inti definisi modal sosial menurut Bourdeu, Colemen, Putman, Fukuyama, Bank Dunia, Turner dan Lawang
sendiri tersaji pada Tabel 1.
21
Tabel 1 Beberapa pengertian modal sosial
Penulis Tertambat Pada
Kapital Sosial Independen
Variabel Dependen
Bourdieu Hubungan
secara kelembagaan
Seluruh sumberdaya baik aktual maupun
materi Keanggotaan
individu dalamPetani
Coleman Struktur sosial,
hubungan sosial, institusi
Fungsi kewajiban, harapan, layak percaya,
saluran, norma, sangsi, jaringan organisasi
Tindakan aktor atau actor dalam
badan hukum
Putman Institusi Sosial
Jaringan, Norma, kepercayaan
Keberhasilan ekonomi,
demokrasi
Fukuyama Agama, filsafat
Kepercayan, nilai Kerjasama
keberhasilan ekonomi
Bank Dunia Institusi, norma,
hubungan Tindakan sosial
Turner Hubungan sosial pola
organisasi yang diciptakan individu
Kekuatan Potensi
perkembangan ekonomi
Lawang Struktur sosial
mikro, mezzo, makro Kekuatan sosial
komunikasi bersamakapital-kapital
lainnya Efisiensi dan
efektifitas dalam pengatasan
masalah
Sumber: Bourdieu 1986, Lawang 2005, Hasbullah 2006
2.4.2 Dimensi dan Tipologi Modal Sosial
Putnam Winter 2000 mengidentifikasikan modal sosial menjadi enam dimensi, yakni: 1 kebiasaan tipe perjanjian: formal dan informal, 2 tujuan
bersama antar institusi saling hormat menghormati, 3 hubungan dalam pergaulan “bridging” trust dan reciprocity saling membangun secara bersama-
sama, 4 modal sosial sebagai perantara kepercayaan dapat membangun sistem kedekatan antar individu, 5 intensitas hubungan intensitas hubunga n antar
individu merupakan kekayaan dan keuntungan ganda dalam Petani, dan 6 lokasi sosial menjalin hubungan kekerabatan tetangga dengan baik dapat
membangun sumberdaya modal sosial. Haddad 2000 membagi modal sosial kedalam tiga dimensi, yakni: 1 tingkat partisipasi rumahtangga dalam
22
kelompok, 2 fungsi kelompok bagi rumahtangga, dan 3 tingkat kepercayaan rumah tangga dalam kelompok.
Menurut Woolcock 1998 dalam Thomas dan Heres 2004, modal sosial dapat dilihat dari tiga tipe ikatan hubungan atau koneksi type of
networks. Pertama, modal kekerabatan bonding capital, yaitu ikatan hubungan yang berkaitan dengan hubungan kekerabatan emosional tinggi yakni:
hubungan antar anggota keluarga, teman dekat, dan tetangga. Kedua, modal pergaulan bridging capital, yaitu tingkat kekerabatan relatif lebih jauh
seperti: teman kerja, dan kolega. Ketiga, hubungan kelembagaan linking capital, yaitu ikatan hubungan yang lebih renggang lagi dibandingkan kedua
ikatan hubungan sebelumnya. Hubungan kelembagaan hanya dapat terjadi pada ikatan hubungan secara formal formal institutions baik untuk kepentingan
individu maupun kepentingan masyarakat luas. Berkenaan dengan itu, menurut Edward 2004 dalam Suandi 2007 bahwa modal sosial dapat berkontribusi
dalam meningkatkan keakraban dan kebersamaan dalam kehidupan masyarakat. Apalagi seorang individu atau kelompok masyarakat dalam menjalinkan interaksi
sosial dapat mengembangkan nilai- nilai atau norma- norma yang mereka miliki di masyarakat baik antar sistem jaringan bonding, bridging maupun sistem
jaringan linking dengan struktur yang terbuka dan komunikatif. Namun demikian, Edward menambahkan bahwa keefektifan proses komunikasi antar
individu atau kelompok masyarakat harus didukung oleh kondisi politik yang kondusif, menegakkan supremasi hukum, adanya kelembagaan good
governance dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan. Ketiga pandangan tersebut merupakan prinsip yang menjadikan dasar
dalam pengelompokan modal sosial sebagai, social bonding perekat sosial, merupakan modal sosial yang lebih banyak bekerja secara internal dan solidaritas
yang dibangun karena menimbulkan kohesi sosial yang lebih bersifat makro komunal, maka hubungan yang terbangun didalamnya lebih bersifat eksklusif
nilai, kultur, presepsi, tradisi dan adat istiadat. Sedangkan social bridging jembatan sosial timbul sebagai reaksi atas berbagai macam karakteristik
kelompok yang lebih banyak menjalin jaringan dengan potensi eksternal yang
23
melekat. Social linking merupakan hubungan sosial dari diantara beberapa level dari kekuatan sosial dalam masyarakat tanpa membedakan kelas dan status sosial
tersebut Ramli 2007; LP UNPAD 2008.
Beberapa ahli telah menyebutkan berbagai unsur-unsur pembentuk modal sosial misalnya Putnam 1993 menyebutkan kepercayaan, norma-norma dan
jaringan-jaringan, Flassy et al. 2009 menyebutkan bahwa kepercayaan merupakan unsur utama dalam modal sosial, sedangkan unsur lainnya yaitu
partisipasi dalam jaringan, resiprocity, norma sosial, nilai-nilai sosial dan tindakan proaktif merupakan syarat kecukupan dari modal sosial.
2.4.3 Unsur-Unsur Modal Sosial
Uphoof 2000 menyebutkan bahwa unsur modal sosial terbagi dalam dua kategori yaitu modal sosial struktural yang merupakan hubungan sosial yang
mengakibatkan tindakan bersama saling menguntungkan dan kategori modal sosial kognitif yang merupakan proses proses mental dan ide-ide yag berbasis
pada ideologi dan budaya dengan unsur-unsur norma, nilai, sikap, keyakinan, kepercayaan solidaritas, kerjasama dan kedermawanan. Unsur-unsur modal sosial
berdasarkan kategori struktural dan kognitif tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Kategori modal sosial
Kategori Struktural
Kognitif Sumber dan manifestasi
Peranan dan aturan jaringan dan hubungan interpersonal
lainnya Prosedur dan preseden
Norma, nilai, sikap dan keyakinan
Domain Organisasi sosial
Budaya sipil Faktor dinamis
Hubunganketerkaitan horizontal dan vertikal
Kepercayaan, solidaritas, kerjasama dan
kedermawanan
Unsur-unsur umum Ekspektasi yang mengarah pada perilaku kooperatif dan
memberimanfaat untuk semuan
Sumber: Uphoff 2000
Uphoff 2000 membagi modal sosial dalam empat tingkatan kontinuum yaitu minimum, rendah, sedang dan tinggi sebagaimana tersaji pada Tabel 3.
24
Tabel 3 Tingkatan modal sosial
Tingkatan modal social Minimum
Rendah Sedang
Tinggi Tidak mementingkan
kesejahteraan orang lain; memaksimalkan
kepentingan sendiri dengan mengorbankan
kepentingan orang lain Hanya mengutamakan
kesejahteraan sendiri; Kerjasama terjadi
sejauh menguntungkan sendiri
Komitmen terhadap upaya bersama;
kerjasama terjadi bila memberi keuntungan
kepada orang lain Komitmen terhadap
kesejahteraan oranglain;Kerjasama
tidak terbatas pada kemanfaatan sendiri
tetapi juga untuk kebaikan bersama
Nilai-nilai: Hanya menghargai
kebesaran diri sendiri Nilai-nilai:
Efisiensi kerjasama Nilai-nilai:
Efektifitas kerjasama Nilai-nilai:
Altruism dipandang sebagai hal yang baik
Isu-isu pokok: Selfisness:
Bagaimana sifat seperti ini bisa dicegah agar
tidak merusak Petani secara keseluruhan
Isu-isu pokok: Biaya transaksi:
Bagaimana biaya ini bisa dikurangi untuk
meningkatkan manfaat bersih bagi masing-
masing orang Isu-isu pokok:
Tindakan kolektif: Bagaimana kerjasama
penghimpunan sumberdayabisa
berhasil berkelanjutan Isu-isu pokok:
Pengorbanan diri: Sejauh mana hal-hal
seperti patriotisme dan pengorbanan demi
fanatisme agama perlu dilakukan
Strategi: Jalan sendiri
Strategi :
Kerjasama teknis Strategi:
Kerjasama Strategis Strategi:
Bergabung atau melarutkan kepentingan
individu
Kepentingan bersama:
Tidak jadi pertimbangan
Kepentingan bersama:
Instrumental
Kepentingan bersama:
Intitusional
Kepentingan bersama:
Transedental
Pilihan: Keluar: bila tidak puas
Pilihan: Bersuara: berusaha
untuk memperbaiki syarat pertukaran
Pilihan: Bersuara: mencoba
memperbaiki keseluruhan
produktifitas Pilihan:
Setia: menerima apapunjika hal itu baik
untuk kepentingan bersama secara
keseluruhan
Teori permainan: Zero-sum
Tapi apabila kompetisi tanpa adanya hambatan
pilihan akan menghasilkan
negative-sum Teori permainan:
Zero-sum Pertukaran yang
memaksimalkan keuntungan sendiri
bisa menghasilkan positive-sum
Teori permainan: Positive-sum
Ditujukan untuk memaksimalkan
kepentingan sendiri dan kepentingan untuk
mendapatkan manfaat bersama
Teori permainan: Positive-sum
Ditujukan untuk memaksimalkan
kepentingan bersama dengan
mengesampingkan kepentingan sendiri
Fungsi utilitas: Independent
Penekanan diberikan bagi utilitas sendiri
Fungsi utilitas: Independent
Dengan utilitas bagi diri sendiri diperbesar
melalui kerjasama Fungsi utilitas:
Interdependent positive Dengan sebagaian
penekanan diberiikan bagi kemanfaatan
orang lain Fungsi utilitas:
Interdependent positive Dengan lebih banyak
penekanan diberikan bagi kemanfaatan orang
lain daripada keuntungan diri sendir
Sumber : Uphoff 2000
25
Hasbullah 2006 membagi unsur modal sosial menjadi enam yaitu kepercayaan, partisipasi dalam jaringan, resiprocity, norma sosial, nilai-nilai dan
tindakan yang proaktif.
a.
Kepercayaan atau rasa percaya mempercayai adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan sosialnya yang didasari oleh
perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam pola tindakan yang saling mendukung,
paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya Putnam 1993. Fukuyama 2007 berpendapat bahwa kepercayaan adalah sikap
saling mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dan memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial.
Kepercayaan merupakan warna dari suatu sistem kesejahteraan bangsa yang merupakan karakteristik yang menjadi prakondisi dari terciptanya kemampuan
berkompetisi.
Kepercayaan trust
Fu 2004 dalam Hasbullah 2006 membagi kepercayaan dalam tiga tingkatan yaitu 1 tingkatan individual yang merupakan kekayaan individu,
variabel personal dan karakteristik individu, 2 tingkatan relasi sosial yang merupakan atribut kolektif untuk mencapai tujuan kelompok dan 3 tingkatan
sistem sosial yang merupakan nilai publik yang perkembangannya difasilitasi oleh sistem sosial yang ada
Nahapit Ghosal 1998 dalam Hasbullah 2006 menyatakan bahwa kepercayaan pada tingkat individu berasal dari nilai-nilai yang yang bersumber
pada kepercayaan dan agama yang dianut, kompetensi seseorang dan keterbukaan yang telah menjadi norma-norma di dalam masyarakat, sedangkan pada tingkat
komunitas kepercayaan bersumber dari norma sosial yang telah melekat pada struktur sosial yang ada. Putnam 1993 memandang kepercayaan terkait dengan
perilaku dan ada atau tidaknya resiprocity dalam masyarakat. Pada tingkatan institusi sosial kepercayaan akan bersumber dari karakteristik sistem tersebut yang
memberi nilai tinggi pada tanggung jawab sosial setiap anggota kelompok. .
26
Hasbullah 2006 menyatakan bahwa kepercayaan memberikan nilai positif yang besar apabila memiliki rentang the radius of trust yang luas
Sehingga kelompok yang hanya berorientasi inward looking akan sulit untuk mengembangkan modal sosialnya. Sedangkan kelompok yang lebih terbuka akan
mempunyai potensi yang lebih baik untuk mengembangkan modal sosialnya.
b. Partisipasi dalam jaringan Sosial participant in social networking
Jaringan kerjasama antar manusia merupakan wujud dari infrastruktur dinamis modal sosial Putnam 1993. Wujud nyata dari jaringan adalah adanya
interaksi sehingga jaringan itulah yang disebut modal sosial Coleman 1988. Modal sosial yang kuat sebagai salah satu kunci keberhasilan
pembangunan tidak dibangun oleh satu individu tetapi terletak pada jaringan sosial yang kuat yang dibangun dengan prinsip-prinsip kesukarelaan voluntary,
kesamaan equality, kebebasan freedom dan keadaban civility. Tipologi dari jaringan sosial yang terbentuk di dalam masyarakat tergantung dari karakteristik
dan orientasi kelompok. Kelompok sosial yang membangun jaringan atas dasar keturunan, pengalaman sosial dan Kesamaan kepercayaan dan agama cenderung
akan membentuk jaringan dengan kohesifitas yang tinggi namun rentang jaringan maupun kepercayaan yang sempit, sedangkan kelompok masyarakat yang
membangun jaringan dengan dasar kesamaan orientasi dan tujuan dan ciri pengelolan organisasi yang lebih modern akan memiliki tingkat partisipasi dan
rentang jaringan yang lebih luas. Tipologi jaringan yang kedua inilah yang akan memberikan dampak positif bagi kemajuan kelompoknya dan masyarakat secara
luas Hasbullah 2006.
c. Hubungan Timbal Balik Resiprocity dan kepedulian terhadap sesama
dan lingkungan
Hubungan timbal balik adalah terjadinya pertukaran sumber daya dengan menyediakan pelayanan pada orang lain Lenggono 2004. Rudito dan Fabiola
2008 menambahkan bahwa modal sosial terbentuk dari adanya dua macam solidaritas yaitu solidaritas mekanik yang mengikat masyarakat karena adanya
rasa kebersamaan dan aturan dalam kelompok serta solidaritas organik yang
27
mengikat masyarakat karena adanya perbedaan keahlian antar individu sehingga saling membutuhkan antara individu satu dengan yang lainnya.
Modal sosial senantiasa diwarnai dengan kecenderungan untuk saling tukar kebaikan antar individu dalam kelompok maupun antar kelompak dengan
nuansa altruism. Namun masyarakat dengan tingkat resiprositas yang kuat belum tentu memberikan dampak positif yang cukup besar bagi kelompok lainnya
tergantung dari derajad keterbukaan masyarakat tersebut Hasbullah 2006.
d. Norma sosial social norm
Norma adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu Hasbullah 2006.
Norma terdiri dari pemahaman-pemahaman, nilai-nilai, harapan-harapan dan tujuan-tujuan yang diyakini dan dijalankan oleh sekelompok orang Suharto
2007. Norma sosial ini sangat berperan dalam mengontrol perilaku masyarakat. Norma-norma ini biasanya tidak tertulis tetapi dipahami oleh setiap anggota
masyarakat dan menentukan tingkah laku dalam konteks hubungan sosial. Hasbullah 2006 menyatakan bahwa norma merupakan salah satu unsur
modal sosial yang akan merangsang berlangsungnya kohesifitas sosial yang hidup dan kuat. Fukuyama 2007 menyatakan bahwa modal sosial dibentuk dari norma-
norma informal yang medukung kerjasama antar individu. Lawang 2005 juga memandang bahwa norma merupakan bagian penting dari modal sosial.
e. Tindakan yang proaktif
Salah satu unsur penting modal sosial adalah keinginan yang kuat dari anggota kelompok untuk tidak saja berpartisipasi tetapi mencari senantiasa jalan
bagi keterlibatan mereka dalam kegiatan masyarakat Hasbullah 2006. Anderson et al. 2002 dalam Lawang 2005 menyatakan bahwa keberadaan modal sosial
baik yang bersifat proses, pelumas maupun perekat tidak akan terjadi tanpa ada tindakan dari masyarakat. Lenggono 2004 menyebutkan bahwa proaktif sebagai
bagian dari modal sosial merupakan kerelaan warga sebagai subyek dalam suatu pembangunan.