81
dengan etnis yang sama tetapi di luar komunitas, orang dengan etnis yang berbeda baik di dalam maupun di luar komunitas, aparat pemerintah, kepolisian, tokoh
masyarakatadat, tokoh agama, pihak luar LSMswasta, instansi-instansi terkait dengan pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat serta tingkat
kepercayaan masyarakat dalam hal pinjam-meminjam uangbarang. Tingkat kepercayaan petani responden tersaji pada Tabel 28.
Tabel 28 Tingkat kepercayaan petani responden
No Sub unsur
kepercayaan Tingkat
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Skor
Jumlah orang
Persentase Skor
1. Kepercayaan
terhadap orang sekitar
komunitas Tidak Percaya
0,00 0,00
Percaya 57
100,00 114
58 100,00
116 Jumlah
57 100,00
114 58
100,00 116
2. Kepercayaan
terhadap orang dengan
etnis yang sama
Tidak Percaya 0,00
0,00 Kurang Percaya
4 7,02
8 8
13,79 16
Percaya 53
92,98 159
50 86,21
150 Jumlah
57 100,00
167 58
100,00 166
3. Kepercayaan
terhadap orang dengan
etnis yang berbeda
Tidak Percaya 0,00
0,00 Kurang Percaya
14 24,56
28 17
29,31 34
Percaya 43
75,44 129
41 70,69
123 Jumlah
57 100,00
157 58
100,00 157
4. Kepercayaan
terhadap aparat
pemerintah Tidak Percaya
0,00 0,00
Kurang Percaya 2
3,51 4
7 12,07
14 Percaya
55 96,49
165 51
87,93 153
Jumlah 57
100,00 169
58 100,00
167 5.
Kepercayaan terhadap
aparat kepolisian
Tidak Percaya 0,00
0,00 Kurang Percaya
0,00 1
1,72 2
Percaya 57
100.00 171
57 98,28
171 Jumlah
57 100,00
171 6.
Kepercayaan terhadap
tokoh masyarakatad
at Tidak Percaya
0,00 0,00
Kurang Percaya 0,00
1 1,72
2 Percaya
57 100,00
171 57
98,28 171
Jumlah 57
100,00 171
58 100,00
173 7.
Kepercayaan terhadap
tokoh agama Tidak Percaya
0,00 0,00
Kurang Percaya 0,00
0,00 Percaya
57 100,00
171 58
100,00 174
Jumlah 57
100,00 171
58 100,00
174
82
Tabel 28 Tingkat kepercayaan petani ...............................lanjutan
No Sub unsur
kepercayaan Tingkat
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Skor
Jumlah orang
Persentase Skor
8. Kepercayaan
terhadap pihak luar
LSMswasta Tidak Percaya
0.00 5
8.62 5
Kurang Percaya 23
40.35 46
43 74.14
86 Percaya
34 59.65
102 10
17.24 30
Jumlah 57
100,00 148
58 100,00
121 9.
Kepercayaan terhadap dinas
lingkungan hidup,
kehutanan dan pertambangan
kabupaten Wonogiri
Tidak Percaya 0,00
0,00 Kurang Percaya
0,00 0,00
Percaya 57
100,00 171
58 100,00
174
Jumlah 57
100,00 171
58 100,00
174 10
Kepercayaan terhadap
BPDAS Solo Tidak Percaya
0,00 0,00
Kurang Percaya 0,00
0,00 Percaya
57 100,00
171 58
100,00 174
Jumlah 57
100,00 171
58 100,00
174 11
Kepercayaan dalam hal
pinjam- meminjam
baranguang Tidak Percaya
0,00 0,00
Kurang Percaya 0,00
0,00 Percaya
57 100,00
171 58
100,00 174
Jumlah 57
100,00 171
58 100,00
174 Jumlah skor sertifikasi dan non sertifikasi = 1.781 dan 1.769 rata-rata skor = 31,25 dan 30,50
Selang nilai kepercayaan dengan Xmax=32, Xmin=11 dan N=4 adalah 5,25 sehingga tingkat kepercayaan masyarakat dapat dibagi menjadi:
a. tingkat kepercayaan minimum jika skor ≤ 16
b. tingkat kepercayaan rendah jika skor 16 sd 21 c. tingkat kepercayaan sedang jika skor 22 sd 27
d. tingkat kepercayaan tinggi jika skor 27 Tabel 28 menunjukkan bahwa rata-rata petani hutan rakyat yang telah
tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi memiliki tingkat kepercayaan dalam kategori tinggi skor 31,25 dan 30,50. Seluruh responden menilai orang-
orang di sekitarnya dapat dipercaya, ini berarti masyarakat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap anggota komunitas. Hal ini dikarenakan petani
yang tinggal di lokasi penelitian merupakan penduduk asli. Bahkan petani responden akan mempercayai pendatang yang memiliki latar belakang etnis yang
berbeda, dengan catatan mereka harus menghormati adat-istiadat yang berlaku di
83
masyarakat dan menjaga kesopanan dalam bergaul. Sehingga tingkat kepercayaan dalam pergaulan masih menunjukkan tingkat yang positif.
Kepercayaan petani responden terhadap pemerintah tergolong tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh ketaatan mereka terhadap pemerintahan yang akan
menjalankan kegiatan-kegiatan atau program pemerintah. Selain percaya terhadap pemerintah, petani juga mempercayai tokoh
masyarakat atau pemuka agama. Tokoh masyarakat di lokasi penelitian yang sangat dipercaya adalah Kepala Dusun Kadus, dimana kadus ini memegang
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari di komunitas masyarakat. Selain itu Kadus juga merupakan penyambung lidah bagi pelaksanaan program-program
pemerintah di masyarakat. Dalam hal pinjam meminjam, sebagian besar petani responden meminjam
uang kepada keluarga dekat atau tetangga. Masyarakat masih sangat percaya kepada lingkungan sekitarnya untuk melakukan pinjam-meminjam barang dan
uang 100. Artinya masyarakat selama ini tidak pernah mengalami kesulitan untuk melakukan pinjam-meminjam uang atau barang dengan komunitas di
lingkungannya. Tingkat saling kepercayaan petani responden tersaji pada Tabel 29.
Tabel 29 Tingkat saling kepercayaan petani responden
No Kategori
Tingkat Kepercayaan
Selang Nilai
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
1. Minimum
16 0,00
0,00 2.
Rendah 16 – 21
0,00 0,00
3. Sedang
21 – 26 0,00
1 1,72
4. Tinggi
27 57
100,00 57
98,28 Jumlah
57 100,00
58 100,00
Tabel 29 menunjukkan bahwa tingkat saling kepercayaan petani responden pada umumnya berada pada kategori tinggi. Hal ini sesuai dengan teori Fukuyama
2007 yang menyebutkan bahwa kemakmuran akan dicapai pada masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang
memiliki kepercayaan yang rendah.
84
5.4.2 Jaringan Sosial
Jaringan sosial merupakan hubungan yang tersusun dalam suatu interaksi yang melibatkan orang, kelompok, masyarakat, informasi dan beragam pelayanan
sosial di dalamnya Sidu 2006. Tingkat jaringan sosial petani responden tersaji pada Tabel 30.
Tabel 30 Tingkat jaringan sosial petani di lokasi penelitian
No Sub unsur
jaringan sosial
Kategori Sertifikasi
Non Sertifikasi Jumlah
orang Persentase
Skor Jumlah
orang Persentase
Skor 1
Kepadatan organisasi
jumlah anggota
Keluarga yang terlibat
Minimum 0,00
0,00 Rendah
2 3,51
4 1
1,72 2
Sedang 26
45,61 78
29 50,00
87 Tinggi
29 50,88
116 28
48,28 112
Jumlah 57
100,00 198
58 100,00
201 2
Keragaman keanggotaan
organisasi Minimum
0,00 0,00
Rendah 0,00
1 1,72
2 Sedang
27 47,37
81 28
48,28 84
Tinggi 30
52,63 120
29 50,00
116 Jumlah
57 100,00
201 58
100,00 202
3 Partisipasi
dalam kelompok
Tidak pernah 0,00
0,00 Jarang
0,00 4
6,90 8
Sering 57
100,00 171
54 93,10
162 Jumlah
57 100,00
171 170
4 Kerelaan dalam
membangun jaringan
Tidak Rela 0,00
0,00 Kurang Rela
1 1,75
2 0,00
Rela 56
98,25 168
58 100,00
174 Jumlah
57 100,00
170 58
100,00 174
5 Kerjasama
kelompok dengan
kelompok lain di luar
komunitas Tidak pernah
0,00 0,00
Jarang 2
3,51 4
1 1,72
2 Sering
55 96,49
165 57
98,28 171
Jumlah 57
100,00 169
58 100,00
173 6
Kerjasama kelompok
dengan kelompok lain
di luar komunitas
Tidak pernah 4
7,02 4
9 15,52
9 Jarang
35 61,40
70 27
46,55 54
Sering 18
31,58 54
22 37,93
66
Jumlah 57
100,00 128
58 100,00
129 7
Kebersamaan inisiatif
anggota menjadi ketua
sementara Rendah
0,00 0,00
Sedang 34
59,65 68
32 55.,17
64 Tinggi
23 40,35
69 26
44,83 78
Jumlah 57
100,00 137
58 100,00
142 Jumlah skor sertifikasi dan non sertifikasi = 1.174 dan 1. 191 rata-rata skor = 20,60 dan 20,53
85
Selang nilai untuk tingkat jaringan sosial dengan Xmax=23 dan Xmin=7 dengan N=4 adalah 4, sehingga tingkat jaringan sosial dapat dibagi menjadi
a. Minimum bila skor jaringan sosial 10 b. Rendah bila skor jaringan sosial 11 sd 14
c. Sedang bila skor jaringan sosial 15 sd 18 d. Tinggi bila skor jaringan sosial 18
Tabel 30 menunjukkan bahwa skor rata-rata jaringan sosial petani responden adalah 20,60 di lokasi hutan rakyat tersertifikasi dan 20,53 di lokasi
hutan rakyat non-tersertifikasi yang termasuk dalam kategori tinggi. Tingkat jaringan sosial petani responden tersaji pada Tabel 31.
Tabel 31 Tingkat jaringan sosial petani responden
No Kategori
Tingkat Kepercayaan
Selang Nilai
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
1. Minimum
10 0,00
0,00 2.
Rendah 10 – 13
0,00 0,00
3. Sedang
14 – 18 12
21,05 9
15,52 4.
Tinggi 18
45 78,95
49 84.48
Jumlah 57
100,00 58
100,00
Tabel 31 menunjukkan bahwa jaringan sosial petani responden memiliki tingkat jaringan sosial yang tinggi 78,95 dan 84,48. Menurut Hasbullah
2006 bahwa salah satu kunci keberhasilan membangun modal sosial terletak pada kemampuan sekelompok orang dalam suatu asosiasi atau perkumpulan
dalam melibatkan diri dalam suatu jaringan hubungan sosial. Kemampuan anggota masyarakat untuk selalu menyatukan diri dalam
suatu pola hubungan yang sinergis, akan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan kuat atau tidaknya modal sosial yang terbentuk Hasbullah 2006.
Kemampuan tersebut adalah kemampuan untuk berpartisipasi guna membangun sejumlah asosiasi serta membangun jaringannya melalui berbagai variasi
hubungan yang saling berdampingan dan dilakukan atas prinsip kesukarelaan voluntary, kesamaan equality, kebebasan freedom dan keadaban civility.
86
Organisasi yang ada di lokasi penelitian
Organisasi yang berada di lokasi penelitian baik hutan rakyat yang tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi ada yang dibangun sendiri oleh
masyarakat ada pula organisasi yang dibangun oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat LSM. Organisasi yang terdapat di lokasi penelitian antara
lain: a. Kelompok Tani
Kelompok tani yang berada di lokasi penelitian, terbentuk seiring dengan adanya kegiatan pemerintah dalam program penghijauan atau penanaman hutan di
lokasi milik petani, setelah program berakhir, maka kegiatan berakhir pula kegiatan kelompok tani khususnya di lokasi yang belum tersertifikasi. Sedangkan
pada lokasi yang tersertifikasi, organisasi kelompok tani sampai saat ini masih berjalan. Kelompok tani pengelola hutan tersertifikasi terbagi dalam beberapa
kelompok, yaitu kelompok tani tingkat Kecamatan yang bernama Perkumpulan Pelestari Rakyat PPHR Catur Giri Manunggal yang terdiri dari Desa Sajati,
Desa Tirtosuworo, Desa Guotirto dan Kelurahan Girikikis. Untuk tingkat desa kelompok tani bernama Gabungan Pelestari Hutan Rakyat yang terdiri dari
kumpulan-kumpulan dusun yang ada di desa, sedangkan tingkat terendah adalah Kesatuan Pelestari Hutan Rakyat KPHR, yaitu kelompok tani yang berada di
tingkat dusun. Kelompok tani yang ada di lokasi tersertifikasi ini terbentuk pada tahun
2007 yang didampingi sebuah LSM yang bernama Perhimpunan untuk Studi dan Pengembangan Ekonomi dan Sosial PERSEPSI. Selaku pendamping masyarakat
PERSEPSI mengajukan ke PT. Mutu Agung Lestari MAL sebagai lembaga sertifikasi yang telah terakreditasi oleh Lembaga Ekolabel Indonesia LEI untuk
melakukan penilaian dan memberikan sertifikat Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Lestari PHBML.
Seiring berjalannya waktu kelompok tani baik yang berada di tingkat kecamatan, desa dan dusun tidak begitu maksimal dalam pelaksanaannya. Hal ini
87
dikarenakan sebagian besar kelompok tani yang terbentuk merupakan kelompok tani yang bersifat keproyekan. Oleh karena itu organisasi yang bergerak dalam
bidang pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat belum berjalan dengan baik.
b. Kelompok Arisan Kelompok arisan ini terbangun karena kesadaran petani di lokasi
penelitian secara sukarela atas inisiatif dari tokoh-tokoh masyarakat. Mayoritas anggota arisan adalah kepala rumah tangga. Kelompok arisan ini melakukan
pertemuan sebulan sekali yang diikuti oleh seluruh warga. Hal ini dilakukan selain untuk pengundian siapa yang mendapatkan arisan, pertemuan ini juga digunakan
untuk membahas kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan dilaksanakan di dusun tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut biasanya yang
menyangkut kegiatan untuk kepentingan bersamaumum. c. Koperasi
Koperasi berada di tingkat RT yang terbentuk seiring dengan program pemerintah Kabupaten Wonogiri melalui APBD. Bantuan itu berupa uang yang
digunakan untuk kegiatan simpan pinjam bagi masyarakat setempat. Pertemuan untuk koperasi ini dilaksanakan sepekan sekali. Pertemuan koperasi tidak banyak
membahas kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung dengan perkembangan dusun, karena koperasi ini hanya bergerak di lingkup RT saja.
d. Kelompok PKK Hampir di seluruh dusun-dusun di lokasi penelitian terdapat kegiatan ibu-
ibu dibawah naungan organisasi PKK. Kegiatan yang dilakukan PKK antara lain lomba-lomba tingkat desa maupun kecamatan dalam rangka memperingati hari
besar, kegiatan bersih-bersih khusus ibu-ibu, arisan dan pembagian raskin, posyandu yang salah satu kegiatan yang rutin berupa penimbangan untuk balita
dan lansia, dan pengarahan-pengarahan tentang kesehatan yang bekerjasama dengan instansi kesehatan terkait puskesmas. Kegiatan penimbangan dan
88
pengarahan pengarahan dilakukan setiap sebulan sekali, bertempat di rumah kepala dusun.
5.4.3 Norma Sosial
Norma adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu Hasbullah 2006.
Norma sosial ini dapat berupa aturan-aturan tertulis formal maupun aturan- aturan yang tidak tertulis. Norma formal bersumber dari lembaga masyarakat yang
resmi dan umumnya tertulis, sedangkan norma informal biasanya tidak tertulis, umumnya berisi aturan-aturan dalam masyarakat pantangan, aturan keluarga dan
adat-istiadat setempat. Tingkat norma sosial petani responden tersaji pada Tabel 32.
Tabel 32 Kategori tingkat norma sosial petani responden
No Sub unsur
norma sosial Kategori
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Skor
Jumlah orang
Persentase Skor
1 Ketaatan
terhadap aturan tidak tertulis
normaadat istiadat
Tidak Taat 0,00
0.00 Kurang Taat
0,00 2
3.45 4
Taat 57
100,00 171
56 96.55
168 Jumlah
57 100,00
171 58
100,00 172
2 Ketaatan
terhadap aturan pemerintah
Tidak Taat 0.00
0,00 Kurang Taat
2 3.51
4 0,00
Taat 55
96.49 165
58 100,00
174 Jumlah
57 100,00
169 58
100,00 174
3 Kejujuran
dalam pergaulan
sehari-hari Tidak Jujur
0,00 0.00
Kurang Jujur 0,00
1 1.72
2 Jujur
57 100,00
171 57
98.28 171
Jumlah 57
100,00 171
58 173
4 Kesopanan
dalam pergaulan
sehari-hari Tidak Sopan
0,00 0,00
Kurang Sopan
0,00 0,00
Sopan 57
100,00 171
58 100,00
174 Jumlah
57 100,00
169 58
100,00 174
5 Kerukunan
dalam pergaulan
sehari-hari Tidak Rukun
0,00 0,00
Kurang Rukun
0,00 0,00
Rukun 57
100,00 171
58 100,00
174 Jumlah
57 100,00
171 58
100,00 174
Jumlah skor sertifikasi dan non sertifikasi = 853 dan 867 rata-rata skor = 14,96 dan 14,95
Selang nilai untuk tingkat norma sosial dengan Xmax=15 dan Xmin=5 dengan N=4 adalah 3, sehingga tingkat jaringan sosial dapat dibagi menjadi
a. Minimum bila skor jaringan sosial 8
89
b. Rendah bila skor jaringan sosial 8 sd 11 c. Sedang bila skor jaringan sosial 12 sd 14
d. Tinggi bila skor jaringan sosial 14 Dari Tabel 32 diatas diketahui bahwa skor rata-rata norma sosial petani di
lokasi penelitian baik yang tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi adalah 14,96 dan 14,95 yang masuk dalam kategori tinggi. Tingkat norma sosial petani
responden tersaji pada Tabel 33. Tabel 33 Tingkat norma sosial petani responden
No Kategori
Tingkat Norma Sosial
Selang Nilai
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
1. Minimum
8 0,00
0,00 2.
Rendah 8 – 11
0,00 0,00
3. Sedang
12 – 14 2
3,45 0,00
4. Tinggi
14 55
94,83 58
100,00 Jumlah
57 100,00
58 100,00
Tabel 33 menunjukkan bahwa petani yang ada di lokasi penelitian baik yang telah tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi termasuk dalam
kategori tinggi 94,83 dan 100,00. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat menjunjung tinggi norma yang berlaku baik norma sosial yang tertulis
maupun norma sosial yang tidak tertulis. Menurut Hasbullah 2006 tingginya norma sosial menjadi modal utama dalam suatu komunitas, karena norma yang
tumbuh dan dipertahankan secara kuat akan memperkuat petani dalam ikatan modal sosial yang kuat.
5.4.4 Tindakan Proaktif
Salah satu unsur modal sosial yang penting adalah tindakan proaktif yang terwujud dalam keinginan untuk tidak saja berpartisipasi tetapi selalu mencari
jalan bagi keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan sosial masyarakat Hasbullah 2006. Tingkat tindakan proaktif petani responden tersaji pada Tabel 34.
90
Tabel 34 Kategorisasi tingkat tindakan yang proaktif petani responden
No Sub unsur
tindakan yang proaktif
Kategori Sertifikasi
Non Sertifikasi Jumlah
orang Persentase
Skor Jumlah
orang Persentase
Skor 1
Keinginan berbagi
informasi Tidak Pernah
2 3,51
2 0,00
Jarang 29
50,88 58
26 44,83
52 Sering
26 45,61
78 32
55,17 96
Jumlah 57
100,00 138
58 100,00
148 2
Keinginan berbagi
pengetahuan dan
pengalaman Tidak Pernah
3 5,26
3 6
10,34 6
Jarang 42
73,68 84
36 62.07
72 Sering
12 21,05
36 16
27,59 48
Jumlah 57
100,00 123
58 100,00
126 3
Keinginan memungut
sampah di tempat umum
Tidak Pernah 0,00
0,00 Jarang
6 10,53
12 2
3,45 4
Sering 51
89,47 153
56 96,55
168 Jumlah
57 100,00
165 58
100,00 172
4 Keinginan
membersihka n lingkungan
tempat tinggal
Tidak Pernah 0,00
0,00 Jarang
0,00 0,00
Sering 57
100,00 171
58 100,00
174 Jumlah
57 100,00
171 58
100,00 174
5 Keinginan
menjaga keamanan
bersama Tidak Pernah
0,00 0,00
Jarang 7
12,28 14
7 12,07
14 Sering
50 87,72
150 51
87,93 153
Jumlah 57
100,00 164
58 100,00
167 6
Partisipasi warga
mendukung pembangunan
untuk kepentingan
bersama Tidak Pernah
0,00 0,00
Jarang 6
10,53 12
3 5,17
6 Sering
51 89,47
153 55
94,83 165
Jumlah 57
100,00 165
58 100,00
171 7
Keinginan saling
mengunjungi dalam rangka
berbagi informasi
Tidak Pernah 1
1,75 1
5 8,62
5 Jarang
35 61,40
70 27
46,55 54
Sering 21
36,84 63
26 44,83
78
Jumlah 57
100,00 134
58 100,00
137 8
Keaktifan dalam
menyelesaika n konflik
Tidak Pernah 29
50,88 29
17 29,31
17 Jarang
19 33,33
38 30
51,72 60
Sering 9
15,79 27
11 18,97
33 Jumlah
57 100,00
94 58
100,00 110
Jumlah skor sertifikasi dan non sertifikasi = 1.154 dan 1. 205 rata-rata skor = 20,25 dan 20,78
Selang nilai untuk tingkat tindakan yang proaktif dengan Xmax=24 dan Xmin=8 dengan N=4 adalah 4, sehingga tingkat jaringan sosial dapat dibagi
menjadi:
91
a. Minimum bila skor jaringan sosial 12 b. Rendah bila skor jaringan sosial 12 sd 15
c. Sedang bila skor jaringan sosial 16 sd 19 d. Tinggi bila skor jaringan sosial 19
Dari Tabel 34 diketahui bahwa skor rata-rata tindakan yang proaktif petani di lokasi penelitian baik yang tersertifikasi maupun yang belum
tersertifikasi adalah 20,25 dan 20,78 yang termasuk dalam kategori tinggi. Tingkat tindakan proaktif petani responden tersaji pada Tabel 35.
Tabel 35 Tingkat tindakan proaktif petani responden
No Kategori
Tindakan yang proaktif
Selang Nilai
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
1. Minimum
12 0,00
0,00 2.
Rendah 12 – 15
2 3,51
4 6,90
3. Sedang
16 – 19 32
56,14 24
41,38 4.
Tinggi 19
23 40,35
30 51,72
Jumlah 57
100,00 58
100,00
Berdasarkan Tabel 35 terlihat bahwa petani responden memiliki tindakan proaktif dalam kategori sedang 56,14 sedangkan kategori tindakan proaktif
petani responden di lokasi yang belum tersertifikasi termasuk dalam kategori tinggi 51,72. Hal ini menunjukkan bahwa dalam modal sosial juga
dipengaruhi oleh tindakan proaktif dari petani dalam transfer pengetahuan dan informasi yang dapat mendukung kegiatan pengelolaan maupun perdagangan
kayu rakyat.
5.4.5 Kepedulian
Kepedulian merupakan semangat membantu yang lain tanpa mengharapkan imbalan seketika, melainkan suatu kombinasi jangka pendek dan
jangka panjang dalam semangat untuk membantu kepentingan orang lain alturism. Menurut Hasbullah 2006, kelompok masyarakat yang mempunyai
tingkat kepedulian yang tinggi akan mempunyai modal sosial yang kuat dan lebih memungkinkan untuk mengatasi berbagai masalah sosial seperti kemiskinan.
Tingkat kepedulian petani responden tersaji pada Tabel 36.
92
Tabel 36 Kategorisasi tingkat kepedulian petani responden
No Sub unsur
kepedulian Kategori
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Skor
Jumlah orang
Persentase Skor
1 Kepedulian
terhadap sesama
Minimum 0,00
0,00 Rendah
0,00 0,00
Sedang 0,00
0,00 Tinggi
57 100,00
228 58
100,00 232
Jumlah 57
100,00 128
58 100,00
232 2
Keinginan berbagi
pengetahuan dan
pengalaman Minimum
0,00 0,00
Rendah 0,00
0,00 Sedang
2 3,51
6 7
12,07 21
Tinggi 55
96,49 220
51 87,93
204 Jumlah
57 100,00
226 58
100,00 225
Jumlah skor sertifikasi dan non sertifikasi = 454 dan 457 rata-rata skor = 7,96 dan 7,88
Selang nilai untuk tingkat kepedulian dengan Xmax=8 dan Xmin=2 dengan N= 4 adalah 1,5, sehingga tingkat kepedulian dapat dibagi menjadi:
a. Minimum bila skor jaringan sosial 4 b. Rendah bila skor jaringan sosial 4 sd 5
c. Sedang bila skor jaringan sosial 6 sd 7 d. Tinggi bila skor jaringan sosial 7
Dari Tabel 36 diketahui bahwa skor rata-rata kepedulian petani di lokasi penelitian baik yang tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi adalah 7,96
dan 7,88 yang masuk dalam kategori tinggi. Tingkat kepedulian petani responden tersaji pada Tabel 37.
Tabel 37 Tingkat kepedulian petani responden
No Kategori
Kepedulian Selang Nilai
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
1. Minimum
4 0,00
0,00 2.
Rendah 4 – 5
0,00 0,00
3. Sedang
6 – 7 2
3,51 7
12,07 4.
Tinggi 7
55 96,49
51 87,93
Jumlah 57
100,00 58
100,00
Tabel 37 menunjukkan kepedulian petani yang ada di lokasi penelitian yang telah tersertifikasi maupun lokasi yang belum tersertifikasi masuk dalam
kategori tinggi 96,49 dan 87,93. Hal ini menunjukkan kepedulian petani
93
terhadap sesama sangat bagus, mereka mau berbagi dengan orang disekitarnya dan mereka mau menolong tetangga yang ada disekitarnya. Dari tingkat
kepedulian yang tinggi ini diharapkan dapat mampu mengatasi masalah sosial yang terjadi di lingkunganya.
Tingkat kepedulian petani dengan lingkungan juga termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini mereka tunjukkan dalam pengelolaan hutan rakyat yang
ada di lingkungannya, berbagi bibit dengan petani lain yang membutuhkan, selalu mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat gotong royong dalam memperbaiki
lingkungan sekitar, bahkan mereka sering mengikuti pertemuan-pertemuan yang membahas kemajuan dan perkembangan lingkungan yang ada di sekitarnya. Hal
ini sesuai dengan Hasbullah 2006 yang menyatakan bahwa masyarakatpetani yang memiliki sifat terbuka akan memberikan nilai yang positif yang lebih luas ke
lingkungan di sekitarnya.
5.5 Tingkat Modal Sosial Petani dalam Pengelolaan Hutan Rakyat dan
Perdagangan Kayu Rakyat
Berdasarkan unsur-unsur pembentuk modal sosial petani di lokasi penelitian baik yang telah tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi maka
didapatkan skor modal sosial. Tingkatan modal sosial petani responden tersaji pada Tabel 38.
Tabel 38 Tingkatan modal sosial petani responden
No Unsur
Modal Sosial Sertifikasi
Non Sertifikasi Nilai
Maximum - Minimum
Skor Rata-rata
Skor Rata-rata
1. Kepercayaan
1.781 31
1.769 31
32 – 11 2.
Jaringan Sosial 1.174
21 1.191
21 23 – 7
3. Norma Sosial
853 15
867 15
15 – 5 4.
Tindakan yang Proaktif
1.154 20
1.205 21
24 – 8 5.
Kepedulian 454
8 457
8 8 – 2
Jumlah 5.416
95 5.489
96 102 - 33
Berdasarkan persamaan selang nilai, yaitu: Selang Nilai = Xmax – Xmin = 102 – 33
N 4 = 17
94
Skala penilaian yang diperoleh untuk tingkatan modal sosial pada petani di lokasi penelitian baik yang tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi adalah
sebagai berikut: a. Modal sosial petani minimum apabila jumlah skor
≤ 5 0, dalam konteks pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat maka sangat sulit
untuk dikembangkan jika dilihat dari modal sosial yang dimiliki. b. Modal sosial petani rendah apabila jumlah skor antara 51 – 67, dalam konteks
pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat maka sulit untuk dikembangkan jika dilihat dari modal sosial yang dimiliki.
c. Modal sosial petani sedang apabila jumlah skor antara 68 – 84, dalam konteks pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat maka mudah
untuk dikembangkan jika dilihat dari modal sosial yang dimiliki. d. Modal sosial petani tinggi apabila jumlah skor
≥ 84, dalam konteks
pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat maka sangat mudah untuk dikembangkan jika dilihat dari modal sosial yang dimiliki.
Tabel 38 menunjukkan bahwa modal sosial masyarakat di lokasi penelitian baik yang telah tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi berada pada
tingkat yang tinggi skor 95 dan 96. Tingkat modal sosial petani responden tersaji pada Tabel 39
Tabel 39 Sebaran tingkat modal sosial petani responden
No Kategori
Modal Sosial Selang Nilai
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
1. Minimum
≤ 50 0,00
0,00 2.
Rendah 51 – 67
0,00 0,00
3. Sedang
68 – 84 0,00
1 1,72
4. Tinggi
≥ 84 57
100,00 57
98,28 Jumlah
57 100,00
58 100,00
Modal sosial petani responden termasuk dalam kategori tinggi, untuk petani yang berada di lokasi tersertifikasi sebesar 100,00, sedangkan utuk petani
yang berada di lokasi yang belum tersertifikasi untuk kategori sedang sebesar 98,28. Dari pola-pola interelasi sosial yang terjadi dalam petani di lokasi
penelitian baik yang telah tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi