Proses Pertambangan Rakyat Minyak Bumi di Desa Wonocolo.

dan sejak saat inilah masyarakat tidak lagi menjual produksi minyak mentahnya kepada koperasi.

4.4 Proses Pertambangan Rakyat Minyak Bumi di Desa Wonocolo.

A. Perbaikan Sumur Tua. 4 Proses pembukaan sumur tua membutuhkan waktu yang cukup lama dari satu bulan hingga satu tahun bahkan lebih. Pada masa-masa awal pembukaan inilah yang dirasakan sangat berat bagi para penambang. Selain menanggung resiko kegagalan, mereka belum menikmati hasilnya sama sekali. Masyarakat Desa Wonocolo yang tergabung dalam kelompok penambang mengatur jadwal kerja pembukaan sumur tua disesuaikan dengan pekerjaan lainnya. Dinamakan Sumur Tua, karena sumur-sumur minyak yang rata-rata dibor pada jaman sebelum kemerdekaan. Sumur-sumur tersebut sebagian besar rusak dan ditutup secara permanen oleh pemerintah kolonial Belanda. Gambar 8 Proses Perbaikan Sumur Secara Tradisional Dengan Menggunakan Tenaga Manusia. Sumber: Hasil survey, 2011. Beberapa kendala untuk memproduksikan sumur tua, adalah; ada masalah kandungan lumpur dan pasir; terjadi water blocking; pipa rusak; sumur terlalu banyak kotoran tanah, kayu, batu. Pada umumnya sumur tua telah turun kemampuan produksinya dan lokasinya berada didaerah terpencil. B. Pengurasan Sumur. 5 Sumur tua yang sudah lama tidak diproduksi setelah dibersihkan mencapai kedalaman awalnya pada umumnya harus dilakukan pengurasan airlumpur. Disamping itu ada sumur-sumur yang telah diblokir air, sehingga pengurasan membutuhkan kecepatan dan ketelatenan operator, pada 4 Berdasarkan hasil wawancara pada lampiran 2 wawancara 1 dan 2 5 Berdasarkan hasil wawancara pada lampiran 2 wawancara 2 umumnya jika debit air yang terkuras makin banyak, kandungan minyaknya juga masih banyak. Sumur tua yang telah berhasil dibuka harus dibersihkan sebelum siap beroperasi. Pekerjaan ini dilakukan secara gotong royong sampai sumur mulai berproduksi yang diperhitungkan pada saat sudah dilakukan pengangkatan minyak. Pada tahap ini tidak semua anggota penambang ikut serta bekerja tetapi hanya dibutuhkan tenaga kerja 2-4 orang saja. Orang yang bekerja mengoperasikan tambang ini disebut operator yang terdiri dari sopir dan tukang nimbel. Sopir bertugas menarik timba dengan mobil dan timbel bertugas menumpahkan minyak ke bak penampung, penyiduk yakni orang yang tugas memisahkan minyak mentah dengan air dan tukang penjarangan yakni orang tugasnya melakukan pemekatan minyak mentah dengan cara perebusan. C. Pengambilan Minyak BumiMluntur. 6 Proses mluntur atau pengangkatan minyak merupakan proses pengambilan minyak mentah dengan cara di timba dengan menggunakan pipa besi berdiameter 8-12 inchi yang ditarik dengan sling menggunakan mesin mobiltruk yang telah dimodifikasi sehingga bisa digunakan untuk menarik timba minyak. Pada proses ini di dilakukan oleh beberapa orang dengan tugas yang berbeda. Operatorsopir bertugas mengoperasikan mobil untuk penarikan timba minyak, kemudian penimbeltukang timbel bertugas mengarahkan penumpahan timba minyak ke dalam kolam penampung. Setelah minyak mentah terkumpul di bak penampung, minyak dipisahkan dengan air dengan cara di saring atau diciduki oleh pekerja khusus yang bertugas memisahkan minyak mentah dengan air, selanjutnya proses terakhir yang dilakukan adalah melakukan pemekatan dengan cara perebusan minyak mentah yang sudah ditampung di dalam drum, proses ini bertujuan menguapkan campuran air yang masih terbawa dalam proses penyaringan dengan tujuan meningkatkan kualitas minyak mentah. 6 Berdasarkan hasil wawancara pada lampiran 2 wawancara 2 Gambar 9 Proses Pengambilan Minyak Mentah Dengan Teknologi Sederhana Pada Pengelolaan Sumur Tua. Sumber: Hasil survey, 2011. D. PengolahanPenyulingan Minyak Mentah 7 Proses penyulingan ini bertujuan untuk memperoleh hasil minyak berupa solar, minyak tanah dan bensin. Kegiatan ini dilakukan 2-4 orang pekerja termasuk pekerja yang bertugas mengangkut minyak mentah dari sumber ke lokasi penyulingan. Minyak mentah dimasukan ke dalam drum yang telah dimodifikasi sehingga volumenya menjadi 1.5 kali dari volume normal 200 liter sehingga volume drum penyulingan ini ±300 liter dengan tujuan agar pada saat minyak mendidih tidak tumpah. Drum ini kemudian diisi dengan minyak mentah sebanyak 7 tujuh jerigen kapasitas 35 liter. . Proses selanjutnya adalah merebus drum yang berisi minyak mentah, setelah mendidih drum tersebut ditutup dan ditimbun dengan tanah agar uapnya tidak keluar. Drum penyuling dihubungkan dengan pipa 0,5 inci dan di lewatkan dibawah kolam pendingin. Ujung pipa pengeluaran hasil kondensasi uap minyak mentah di beri drum penampung hasil penyulingan. Proses penyulingan ini berlangsung selama 3-5 jam dan dari proses penyulingan ini diperoleh minyak tanah 1satu jerigen sebanyak 35 liter dan solar 4empat jerigen sebanyak 140 liter. Kelompok penyuling terdiri atas dua kelompok yakni: kelompok yang merupakan anggota kelompok penambang, bahan baku minyak mentah hanya bisa diperoleh dari kelompok penambangnya. Kelompok penyuling yang lain adalah kelompok indpendence, kelompok ini bukan anggota dari kelompok penambang, jika dilihat dari asalnya pada kelompok ini pada umumnya berasal 7 Berdasarkan hasil wawancara pada lampiran 2 wawancara 3 Pengangkatan Minyak Pemisahan Penampungan Pemekatan Minyak Mentah Pengangkutan dari luar Desa Wonocolo, bahan baku lantungminyak mentah diperoleh dari para penambang yang lantungnya tidak dikeloladisuling sendiri. Kelebihan dari minyak hasil olahan ini adalah dari sisi harganya lebih murah dibandingkan harga minyak resmi. Setiap jerigen berisi 35 liter untuk minyak solar dihargai Rp.100.000,- yang berarti berharga Rp. 2.860,-liter sementara harga solar resmi bersubsidi adalah Rp. 4.500,-liter, untuk minyak tanah, 1 jerigen 35 liter dihargai Rp. 150.000,- yang berarti berharga Rp. 4.285,-liter dan harga minyak tanah resmi adalah Rp. 7.000,-liter. Perbedaan harga yang tinggi ini disebabkan karena biaya produksi pengolahan tradisional yang rendah dan bebas dari pajak. Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilapangan kendaraan bermotor yang menggunakan minyak solar dari pengolahan tradisional ini asap kendaraan lebih banyak dan lebih pekat serta tenaga mesin dari kendaraan lebih lemah dibandingkan dengan penggunaan solar resmi. Resiko lain dari penggunaan solar olahan tradisional ini juga akan menyebabkan kerusakan pada mesin kendaraan. 8 Gambar 10 Proses Pengolahan Minyak Mentah Menjadi SolarMinyak Tanah. E. Pemasaran Hasil Pengolahan 9 Pada proses penyulingan secara tradisional ini akan diperoleh hasil berupa solar dan minyak tanah. Pada dasarnya pemasaran minyak hasil penyulingan ini tidak mengalami masalah yang berarti bahkan jumlah permintaan lebih besar dari produksi yang dihasilkan para penyuling. . 8 Berdasarkan hasil wawancara pada lampiran 2 wawancara 8 9 Berdasarkan hasil wawancara pada lampiran 2 wawancara 4 Minyak Mentah Pengambilan Produk Utama Produk Lain Destilasi Perebusan Para pedagang minyak akan mendatangi lokasi penyulingan sehingga penyuling tidak mengeluarkan biaya tranportasi untuk pemasaran, bahkan seringkali terjadi perebutan untuk mendapatkan minyak solarminyak tanah antar pedagang. Kelompok pedagang ini sering disebut sebagai perengkek berasal dari luar Desa Wonocolo. Keberadaan para perengkek merupakan pendorong bagi kelompok penambang untuk melakukan penyulingan. Kelompok perengkek membeli minyak solar dari penambang tradisional ini ada yang di jual sendiri ada juga yang dijual kepada penampung besar baik yang ada di Kabupaten Tuban, Kabupaten Bojonegoro maupun Kabupaten Blora, mereka akan mendapatkan untung lebih besar jika bisa menjual sendiri sebagai campuran solar resmi dari SPBU tetapi untuk sistem ini diperlukan modal yang cukup besar. Kebanyakan kelompok ini berperan sebagai pemasok bagi penampung besar karena dengan sistem ini mereka tidak memerlukan modal yang besar dan sistem pembayarannya adalah kontan, sehingga dalam sehari mereka bisa membeli minyak solar ke penambang tradisional lebih dari sekali sehingga meskipun keuntungannya sedikit setiap tripnya tetapi jumlah yang diperoleh akan lebih besar. Gambar 11 Kelompok PerengkekPedagang Minyak Hasil Penyulingan. Sumber: Hasil survey, 2011

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Mekanisme Akses Pengusahaan Pertambangan Rakyat pada Sumur Tua di Desa Wonocolo.