tersebut diberikan bobot dalam menentukan prioritas faktor dari yang paling dipertimbangkan sebagai prioritas pertama, hingga yang kurang dipertimbangkan
sebagai prioritas terakhir Tabel 14.
Tabel 14. Prioritas Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan dalam Merumuskan
Strategi Promosi Susu Kuda Oganik Asambugar
Faktor Pertimbangan Bobot
Prioritas
Tujuan Promosi 0,029
5 Perusahaan
0,029 5
Karakteristik Produk 0,170
2 Perusahaan Pesaing
0,017 7
Konsumen 0,242
1
Dana Promosi 0,124
3 Distribusi
0,022 6
Lembaga Pendukung 0,043
4 Karakteristik Pasar
0,124 3
Manajemen Produksi 0,029
5 Sumberdaya Manusia
0,170 2
Rasio Inkonsistensi 0,02
Nilai rasio inkonsistensi pada pembobotan prioritas faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam merumuskan strategi promosi susu kuda organik
Asambugar adalah 0,02 atau 2 persen. Nilai tersebut kurang dari 10 persen artinya pembobotan yang dilakukan menunjukkan konsistensi dimana setiap faktor telah
dikelompokkan menurut homogenitas dan relevansinya, serta intensitas relasi antarfaktor yang didasarkan pada kriterianya masing-masing saling membenarkan
secara logis. Setiap faktor yang dipertimbangkan dalam merumuskan alternatif strategi
promosi susu kuda organik Asambugar tersebut terdiri atas beberapa subfaktor. Setiap subfaktor tersebut secara spesifik mempengaruhi perumusan dan
perumusan alternatif strategi promosi produk susu kuda organik Asambugar Lampiran 8.
7.2.1. Prioritas Pertama
DH Organik lebih memprioritaskan faktor konsumen sebagai faktor yang paling dipertimbangkan dalam merumuskan alternatif strategi promosi produk
Asambugar. Bobot dari faktor tersebut sebesar 0,242.
7.2.1.1. Faktor Konsumen dan Subfaktornya yang Dipertimbangkan dalam Merumuskan Strategi Promosi Susu Kuda Organik Asambugar
Faktor konsumen menjadi prioritas utama karena sasaran pelaksanaan strategi promosi itu sendiri ditujukan untuk konsumen. Selain itu, DH Organik
masih mengalami kendala dalam mempertahankan loyalitas pelanggan produk Asambugar. Sebagian besar pelanggan adalah mereka yang bermasalah dengan
kesehatan tubuhnya maupun keluarganya sehingga terbentuk kecenderungan karakteristik konsumen secara umum dimana setelah mereka sembuh akan
mengurangi konsumsi atau bahkan berhenti mengkonsumsi produk Asambugar. Kondisi tersebut menuntut perusahaan ini untuk tidak hanya mempertahankan
loyalitas pelanggan tetapnya tetapi juga harus senantiasa berupaya mendapatkan konsumen baru dan memudahkan konsumen dalam mencapai tahap kesiapan
untuk membeli produk. Bauran promosi yang sesuai dilakukan untuk mempertahankan pelanggan tetap adalah humas dan publisitas, pemasaran
langsung dan penjualan pribadi. Promosi penjualan dan periklanan sesuai digunakan untuk mendapatkan konsumen baru.
Subfaktor dari faktor konsumen ditetapkan berdasarkan situasi konsumen sasaran dalam pengambilan keputusan mengkonsumsi produk Asambugar saat ini
yang dipertimbangkan dalam perumusan strategi promosi. Subfaktor itu adalah karakteristik konsumen, loyalitas konsumen, dan kesiapan konsumen. Prioritas
subfaktor dari faktor konsumen dilakukan dengan pembobotan Tabel 15.
Tabel 15.
Prioritas Subfaktor dari Faktor Konsumen yang Dipertimbangkan dalam Merumuskan Strategi Promosi Asambugar
Faktor Subfaktor
Bobot Prioritas RI
Konsumen Karakteristik konsumen
0,092 3
0,00 Loyalitas konsumen
0,690 1
Kesiapan konsumen 0,218
2 Subfaktor yang menjadi prioritas pertama adalah loyalitas konsumen
dengan bobot sebesar 0,690. Loyalitas konsumen dipertimbangkan karena konsumen yang loyal cenderung akan melakukan pembelian ulang dan
mempromosikan produk kepada rekannya baik disadari maupun tidak disadari. Loyalitas tersebut menguntungkan DH Organik sehingga loyalitas tersebut harus
dipertahankan. Bauran pemasaran yang sesuai adalah promosi penjualan, humas
dan publisitas, pemasaran langsung, dan penjualan pribadi; karena menciptakan hubungan dan komunikasi langsung antara perusahaan dan konsumen. Perusahaan
ini jugadapat memberi pelayanan spesifik sesuai kebutuhan konsumen individual sehingga mereka puas dan loyal.
Subfaktor kesiapan konsumen menjadi prioritas kedua dengan bobot sebesar 0,218 karena DH Organik mengharapkan agar setiap konsumen yang
datang dapat menunjukkan kesiapan untuk mengkonsumsi produk Asambugar. Subfaktor tersebut dipertimbangkan karena perusahaan ini mengharapkan agar
strategi promosi yang dijalankan mampu membuat setiap pengunjung mencapai tahap kesiapan akhir untuk mengkonsumsi produknya. Selain itu, perusahaan ini
tidak bisa hanya bergantung pada pelanggannya yang masih ada saat ini tetapi juga dituntut untuk mendapatkan konsumen baru, sehingga kesiapan konsumen
penting terutama dalam pembentukan kesiapan calon konsumen baru untuk mengkonsumsi produk Asambugar. Bauran promosi yang sesuai adalah promosi
penjualan karena konsumen cenderung menyukai produk yang menawarkan kemudahan dalam menjangkau harga dan penawaran hadiah jika membeli dalam
jumlah banyak. Bauran promosi ini cenderung mendukung konsumen dalam mencapai tahap kesiapan akhir.
Prioritas terakhir adalah karakteristik konsumen dengan bobot sebesar 0,092 karena konsumen produk Asambugar saat ini terdiri atas berbagai jenis usia,
jenis kelamin, maupun lokasi yang berbeda-beda dan belum diklasifikasikan secara spesifik. DH Organik mengakui bahwa mayoritas konsumen tetapnya
adalah mereka yang membutuhkan produk untuk mengobati penyakitnya. Namun, perusahaan ini berharap agar konsumen yang sehat dengan berbagai karakteristik
yang dimilikinya juga menjadi pelanggan produk yang loyal. Oleh karena itu, karakteristik konsumen menjadi pertimbangan dalam merumuskan strategi
promosi produk Asambugar. Seluruh bauran promosi sesuai dengan subfaktor ini tetapi promosi penjualan cenderung diminati oleh DH Organik untuk menarik
minat konsumen yang sehat untuk mengkonsumsi produk Asambugar guna menjaga stamina dan kesehatan tubuh mereka.
Nilai rasio inkonsistensi pada pembobotan prioritas subfaktor dari faktor konsumen yang dipertimbangkan dalam merumuskan strategi promosi susu kuda
organik Asambugar adalah 0,00. Nilai tersebut menunjukkan konsistensi logis yang sempurna dalam pembobotan subfaktor dari faktor konsumen.
7.2.2. Prioritas Kedua