4.5.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh yang mendalam mengenai obyek penelitian, sehingga dari pengamatan ini kita
dapat mengetahui kondisi riil perusahaan, baik internal maupun eksternal perusahaan. Hasil analisis ini disajikan dalam bentuk tabel, gambar maupun
persentase sesuai hasil yang diperoleh. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas promosi produk susu kuda organik Asambugar yang telah
dilakukan oleh DH Organik.
4.5.2. Proses Hirarki Analitik
Proses Hirarki Analitik PHA merupakan suatu metode pengambilan keputusan berdasarkan penilaian, pertimbangan logis, dan sistematis. Metode ini
dilakukan untuk merumuskan dan menganalisis alternatif strategi promosi produk susu kuda Sumbawa organik Asambugar yang sesuai dijalankan oleh DH Organik
dalam upaya meningkatkan penjualan dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan saat ini. PHA memiliki aspek kualitatif dan kuantitatif.
Metode PHA didasarkan pada penilaian orang yang ahli di bidang yang sedang dikaji untuk dicari pemecahannya. Secara ringkas, tahapan pengolahan data
dengan metode PHA yaitu: 1.
Penyusunan matriks perbandingan berpasangan antar faktor dan antar alternatif keputusan dalam setiap faktor.
2. Penghitungan bobot weight.
3. Penghitungan rasio kekonsistenan consistency ratio.
Setelah matriks
perbandingan antar
elemen dibuat,
dilakukan pembandingan berpasangan antar setiap elemen pada baris ke-i, dengan setiap
elemen pada kolom ke-j. Perbandingan berpasangan antar elemen tersebut dilakukan dengan pernyataan “seberapa kuat elemen baris ke-i didominasi atau
dipengaruhi, dipenuhi, dan diuntungkan oleh fokus di puncak hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-j?”.
Metode pengolahan data dengan menggunakan PHA dilakukan dengan mengikuti tujuh langkah kerja utama yaitu:
1. Mendefinisikan permasalahan dan merinci pemecahan permasalahan.
2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang pengambil kebijakan.
3. Mengumpulkan semua pertimbangan yang dilakukan dari hasil
perbandingan. Apabila elemen-elemen yang diperbandingkan merupakan suatu
peluang atau waktu, maka pertanyaannya adalah “seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-i dibandingkan dengan elemen kolom ke-j, sehubungan
dengan elemen di puncak hirarki?”. Skala banding digunakan untuk menganalisis matriks berpasangan Tabel 5.
Tabel 5.
Nilai Skala Banding Berpasangan
Intensitas Kepentingan
Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama
pentingnya. Dua elemen menyumbang
sama besar pada sifat itu.
3 Elemen yang satu
sedikit lebih penting daripada yang lainnya.
Pengalaman dan pertimbangan sedikit mendukung satu elemen
atas lainnya.
5 Elemen yang satu sangat
penting daripada elemen lainnya.
Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat mendukung satu
elemen atas elemen lainnya.
7 Satu elemen jelas lebih
penting daripada elemen lainnya.
Satu elemen yang kuat didukung dan didominasinya.
9 Satu elemen mutlak
lebih penting daripada elemen lainnya.
Bukti yang mendukung elemen yang satu atas yang lainnya
memiliki tingkat yang mungkin menguatkan.
2,4,6,8 Nilai-nilai di antara dua
pertimbangan yang berdekatan.
Kompromi diperlukan di antara dua pertimbangan.
Kebalikannya Jika untuk aktifitas i mendapatkan satu angka bila
dibandingkan dengan aktifitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i.
Sumber: Saaty 1991
4. Memasukkan nilai kebalikan beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama.
Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma reciprocal
artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka elemen j harus sama dengan 13 kali pentingnya dibanding elemen i. Di
samping itu, perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka
1, artinya sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi lebih mendominasi atau
mempengaruhi sifat fokus puncak dirarki X, dibandingkan dengan Fj. Sedangkan bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat
fokus puncak hirarki X dibandingkan dengan Fj maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai
kebalikannya. Contoh : Bila F
12
memiliki nilai 3 maka nilai F
21
adalah 13. 5.
Melaksanakan langkah 3,4, dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut.
Matriks perbandingan dalam metode PHA dibedakan menjadi: 1 Matriks Pendapat Individu MPI, 2 Matriks Pendapat Gabungan MPG.
Matriks Pendapat Individu adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan individu. MPI memiliki elemen yang disimbolkan dengan a
ij
yaitu matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j Tabel 6.
Tabel 6. Matriks Pendapat Individu
X A1
A2 A3
... An
A1 A11
A12 A13
... A1n
A2 A21
A22 A23
... A2n
A3 A31
A32 A33
... A3n
.... ...
... ...
... ...
An An1
An2 An3
... Ann
Sumber: Saaty dalam Simorangkir 2009
Matriks Pendapat Gabungan MPG adalah susunan matriks baru dengan elemen g
ij
yang berasal dari rata-rata geometrik pendapat individu Tabel 7. Rasio inkonsitensinya lebih kecil atau sama dengan 10 persen.
Setiap elemen pada baris dan kolom sama, jadi MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik.
Tabel 7. Matriks Pendapat Gabungan
X G1
G2 G3
... Gn
G1 G11
G12 G13
... G1n
G2 G21
G22 G23
... G2n
G3 G31
G32 G33
... G3n
.... ...
... ...
... ...
Gn Gn1
Gn2 Gn3
... Gnn
1
Sumber: Saaty dalam Simorangkir 2009
6. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor
prioritas. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-
vektor prioritas, dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas, dari tingkat
bawah berikutnya dan seterusnya. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap yaitu pengolahan horisontal dan pengolahan vertikal. MPI dan
MPG diolah secara horisontal, dimana MPI dan MPG harus memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi tinggi.
a. Perhitungan Prioritas Kepentingan Setiap Elemen Pada Level yang Sama
Perhitungan prioritas kepentingan setiap elemen pada level yang sama dilakukan dengan metode pengolahan horisontal. Pengolahan ini
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu penentuan vektor prioritas vektor eigen, uji konsistensi, dan revisi MPI dan MPG yang memiliki rasio
inkonsistensi tinggi. 1
Perkalian baris Z dengan rumus
Zi =
n n
k
aij
∏
= 1
dengan i, j = 1, 2, 3, ..., n 2
Perhitungan vektor prioritas VP atau vektor eigen dengan rumus
Vpi =
∑ ∏
∏
= =
= i
i n
n k
n k
aij aij
n
1 1
1
VP = Vpi untuk i = 1,2,3, ..., n
3 Perhitungan nilai eigen maks
λ
maks
dengan rumus: VA = aij x VP
dengan VA = Vai
dengan VB = Vbi
dengan i = 1, 2, 3, ..., n
4 Perhitungan indeks inkonsistensi CI dengan rumus:
5 Perhitungan rasio inkonsistensi CR dengan rumus:
CR =
RI CI
RI = Indeks acak random index
Nilai rasio inkonsistensi CR yang lebih kecil atau sama dengan 10 persen merupakan nilai yang mempunyai tingkat inkonsistensi yang
baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dikarenakan CR merupakan tolok ukur bagi konsisten atau tidaknya suatu hasil
perbandingan dalam suatu matriks pendapat. RI merupakan nilai indeks acak yang berbeda sesuai orde-nya Tabel 8.
Tabel 8. Nilai Indeks Acak
Orde n Indeks Acak RI
Orde n Indeks Acak RI
1 0,00
8 1,41
2 0,00
9 1,45
3 0,58
10 1,49
4 0,90
11 1,51
5 1,12
12 1,48
6 1,24
13 1,56
7 1,32
14 1,57
Sumber: Saaty dalam Simorangkir 2009
b. Perhitungan Prioritas Kepentingan Setiap Elemen Terhadap Fokus
Perhitungan prioritas kepentingan setiap elemen terhadap fokus dilakukan dengan metode pengolahan vertikal. Pengolahan ini
merupakan pengolahan lanjutan setelah MPI dan MPG diolah secara horisontal. Pengolahan ini bertujuan untuk mendapatkan suatu prioritas
pengaruh setiap elemen, pada tingkat tertentu dalam suatu tingkat hirarki terhadap fokus atau tujuan utamanya. Prioritas-prioritas yang diperoleh
dalam pengolahan horisontal sebelumnya disebut prioritas lokal, karena hanya berkenaan dengan sebuah kriteria pembanding, yang merupakan
anggota elemen-elemen tingkat atasnya. Hasil akhir pengolahan vertikal adalah mendapatkan suatu bobot prioritas setiap elemen, pada tingkat
dalam suatu hirarki terhadap sasarannya. Apabila Cvij didefinisikan
A 1
− −
n n
maks
λ
sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran utama, maka:
dengan i = 1, 2, 3, ..., r
j = 1, 2, 3, ..., s t = 1, 2, 3, ..., p
Dimana : CH
ij
t, i-l = nilai prioritas pengaruh elemen ke-i terhadap elemen ke-t pada tingkat di atasnya i-l, yang diperoleh dari hasil
pegolahan horisontal. VWti-l = prioritas pegaruh elemen ke-t pada tingkat ke-i-l
terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari hasil perhitungan horisontal.
p = jumlah tingkat hirarki keputusan. r = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i.
s = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-j. 7.
Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki. Langkah ini dilakukan dengan mengembalikan setiap indeks
konsistensi dengan prioritas-prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang
menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing- masing matriks. Untuk memperoleh hasil yang baik, rasio inkonsistensi harus
bernilai kurang dari atau sama dengan 10 persen. Jika rasio inkonsistensi mempunyai nilai lebih dari 10 persen, maka informasi harus ditinjau kembali
dan diperbaiki. Cara memperbaiki antara lain dengan memperbaiki cara mengajukan pertanyaan ketika melakukan pengisian ulang kuesioner dan
mengarahkan responden yang mengisi kuesioner dengan baik.
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Dr. Diana Hermawati
Perusahaan Dr. Diana Hermawati DH Organik dibentuk pada tahun 2006. Pendirian perusahaan berawal dari potensi dan peluang bisnis yang tampak
setelah Dr. Diana Hermawati menyelesaikan tesis pascasarjananya di Institut Pertanian Bogor dengan objek penelitian yakni susu kuda Sumbawa. Peluang
bisnis tersebut didukung pula oleh peranan beliau sebagai pembina kelompok tani Hidup Bersama yang memelihara kuda-kuda Sumbawa secara liar dilepaskan ke
hutan. Kelompok tani Hidup Bersama berlokasi di Desa Saneo, Kecamatan Woja
0373, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kelompok tani ini dibentuk berdasarkan Surat Keterangan Kepala Desa Saneo Tanggal 14 November
2003. Kelompok tani ini beranggotakan 36 orang yang dipimpin oleh Bapak Arifin. Pendirian Kelompok tani ini dimaksudkan sebagai wadah bagi petani
organik Desa Saneo untuk melakukan praktek produksi sistem pangan organik sesuai dengan standar yang berlaku.
Kuda-kuda Sumbawa yang dimiliki oleh kelompok tani tersebut berasal dari pembibitan ternak organik dan yang dapat bertahan hidup pada pola budidaya
organik. Bibit diperoleh dari indukan kuda asli Desa Saneo, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu. Anakan atau bibit menyusu pada indukan kuda organik.
Pakan ternak menggunakan bahan baku rumput dan dedaunan yang tumbuh di hutan tempat pelepasan kuda di perbukitan Madan Duru, Sori Nae, serta Sori
Mbara; di sekitar Desa Saneo, Kecamatan Wajo, Kabupaten Dompu. Air yang digunakan untuk membasuh ambing kelenjar berbentuk kantong berputing dua
atau lebih yang mengeluarkan air susu dan minum kuda, berasal dari sumber mata air langsung dari perbukitan tersebut.
Dalam pencegahan penyakit dan pemeliharaan kuda, diusahakan tidak membuat kuda menjadi stres saat pemerahan susu kuda. Apabila kuda sakit,
pengobatan menggunakan bahan nabati yang berasal dari kulit kayu songga dan kulit kayu pohon rida. Lokasi pemerahan harus higienis, pekerja harus bersih dan
mencuci tangan sebelum memerah susu kuda. Kuda yang sedang sakit mencret,
gatal-gatal harus diisolasi dan ditempatkan pada lokasi yang terpisah dari kuda yang sehat.
Teknik produksi sistem pangan organik tersebut dilakukan dalam menghasilkan produk susu kuda segar yang organik. Dr. Diana Hermawati selaku
pembina kelompok tani Hidup Bersama tidak hanya melakukan pembinaan dalam aplikasi teknik produksi sistem pangan organik tetapi juga mendukung pemasaran
produk susu kuda organik tersebut. Awalnya kerjasama antara Dr. Diana Hermawati dan kelompok tani Hidup Bersama tersebut hanya untuk tujuan
penelitian tetapi hubungan baik tersebut berlanjut hingga membentuk kemitraan dalam hal pemasaran dan pengawasan mutu. Oleh karena itu, Dr. Diana
Hermawati mendirikan sebuah perusahaan berbentuk perusahaan perseorangan. Sejak perusahaan mendapatkan sertifikat organik, perusahaan tersebut
menerbitkan logo bertuliskan DH Organik. Produk susu kuda Sumbawa organik yang dipasarkan oleh DH Organik diberi merek dagang yaitu Asambugar.
Produk Asambugar dijual dalam bentuk susu segar. Pengertian susu segar dijelaskan dalam Standar Nasional Indonesia SNI Susu Segar Nomor 01-3141-
1998 bahwa susu segar adalah susu murni yang tidak mendapatkan perlakuan apapun kecuali proses pendinginan dan tanpa mempengaruhi kemurniannya.
Dr. Diana Hermawati mendapatkan susu segar dari kuda Sumbawa betina yang dimiliki oleh Kelompok Tani Hidup Bersama di Kabupaten Dompu Pulau
Sumbawa dengan menjalin hubungan kemitraan. Selain membantu dalam sertifikasi organik, pengemasan, dan pemasaran; Dr. Diana Hermawati juga
menjadi pembina serta pengawas mutu dan keamanan pangan produk tersebut. Menurut Hermawati 2005, susu kuda sejak lama telah dikonsumsi oleh
masyarakat di daerah Asia Tenggara, Mongolia, Eropa Timur, dan Rusia. Susu kuda umumnya dikonsumsi dalam bentuk susu fermentasi sebagai minuman
sehari-hari maupun untuk pengobatan. Buckle et al 1978 mengemukakan bahwa susu mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup anak mamalia. Zat-zat gizi tersebut diantaranya adalah lemak, protein, karbohidrat laktosa, vitamin, mineral, dan air. Komponen dan
karakteristik zat gizi dalam susu memungkinkan zat gizi susu mudah diserap oleh tubuh.
Terdapat perbedaan antara kadar lemak, protein, gula, abu dan air pada komposisi susu dari beberapa hewan ternak dan manusia. Kadar lemak susu kuda
sebesar 1,59 persen; kadar lemak susu sapi sebesar 3,90 persen; sedangkan kadar lemak susu manusia sebesar 3,80 persen Tabel 9. Hal ini menunjukkan bahwa
kadar lemak susu kuda lebih rendah dibanding susu sapi maupun susu manusia sehingga susu kuda relatif tidak menyebabkan kegemukan.
Tabel 9. Komposisi Kandungan Zat Gizi pada Susu Kuda, Susu Hewan Ternak
Lain dan Susu Manusia
Jenis Lemak
Protein Laktosa Abu Air
Kambing 4,09
3,71 4,20
0,79 87,81
Ikan Paus 22,24
11,90 1,79
1,66 63,00
Kelinci 13,60
12,95 2,40
2,55 68,50
Kerbau 7,40
4,74 4,64
0,78 82,44
Kuda 1,59
2,00 6,14
0,41 89,86
Domba 8,28
5,44 4,78
0,90 80,60
Anjing Laut 54,20
12,00 -
0,53 34,00
Sapi 3,90
3,40 4,80
0,72 87,10
Manusia 3,80
1,20 7,00
0,21 87,60
Sumber: Buckle et al 1978
Susu kuda memiliki nilai energi lebih rendah dibandingkan susu sapi maupun air susu ibu ASI. Seratus gram susu kuda, susu sapi, dan ASI
mengandung energi sebesar 44, 64, dan 70 kkal. Hal tersebut sangat menguntungkan bagi orang yang berdiet rendah kalori.
20
Susu kuda lebih cocok diberikan pada bayi dibandingkan susu sapi karena kemiripan komposisi zat gizi susu kuda dengan ASI. Susu sapi segar tidak cocok
bagi bayi karena kandungan casein-nya tinggi dan akan menggumpal di dalam perut bayi sehingga sulit dicerna. Selain itu, proses fermentasi pada susu kuda liar
adalah mengubah laktosa menjadi asam. Dalam proses itu, terjadi perubahan komponen menjadi asam lemak yang berfungsi melancarkan pencernaan. Proses
fermentasi juga menghindari penggumpalan protein.
21
- B 7 7
C7 D
3 3
87 33
E E E E 9
7 ,
7 7 C7 F
; 1
3 B
? 5700
; ; 9
7 ,
Menurut peneliti utama pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Departemen Kesehatan Indonesia, Dr. Hermana MSc. APU. 2001, susu kuda
termasuk susu kuda Sumbawa, lebih cocok dikonsumsi bayi karena komposisi kandungan gizinya sangat mendekati ASI.
22
Selain itu, susu kuda Sumbawa khususnya Asambugar memiliki banyak kandungan gizi sehingga terbukti mampu
menjaga stamina dan kesehatan jasmani Tabel 10.
Tabel 10. Kandungan Gizi Susu Kuda Asambugar Per 100 Gram
Jenis Kandungan Gizi Kadar dalam gram
Protein 2,26000
Lemak 1,68000
Laktosa 4,31000
Ca 0,11400
Vitamin C 0,13500
Fe 0,00064
Provitamin A 0,69000
Protein Kasein 1,30000
Protein Whey 1,20000
Sumber: Hermawati 2009
23
Selain dikenal sebagai minuman kesehatan, susu kuda Sumbawa juga sangat dikenal sebagai obat alternatif karena berkhasiat menyembuhkan berbagai
penyakit seperti penyakit saluran pencernaan, maag, asam urat, diabetes, lever, ginjal, tuberculosis TBC, anemia, radang paru-paru dan kanker.
24
Permintaan akan khasiat tersebut cenderung meningkat seiring peningkatan jumlah penderita
TBC di Indonesia. Menurut data dari World Health Organization 2009, Indonesia menempati posisi ketiga terbesar di dunia setelah India dan China,
dengan angka insiden sebesar 107 per 100 ribu penduduk Siwang 2009. Selain itu, keunggulan lain dari susu kuda Sumbawa adalah aktivitas
antimikrobanya yang kuat, dan tidak ditemukan pada susu kuda bukan Sumbawa dan susu sapi. Susu kuda pacu turunan kuda Sumbawa masih mempunyai aktivitas
F .
+ 7 7
C7 D
7 7 7 7
7 7 7? 7
? ?
7? 0 +
,
24
Hermawati D. 2009. Susu Kuda dan Madu Organik. http:www.susukudamadu_organik. indonetwork.co.id [1 Desember 2009].
antimikroba meskipun lebih lemah daripada susu kuda Sumbawa murni. Susu kuda Sumbawa mengandung senyawa antimikroba alami galaktoferin yang dapat
menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri sehingga tidak menggumpal atau rusak. Meskipun tanpa pengawetan, susu kuda Sumbawa dapat bertahan
disimpan pada suhu kamar selama lima bulan Hermawati 2004. Susu kuda Sumbawa memiliki beberapa kelebihan antara lain kadar lemak
yang lebih rendah, kadar protein yang lebih tinggi, dan kadar antimikroba yang lebih tinggi dibandingkan susu kuda pacu. Kadar lemak susu kuda Sumbawa
sebesar 1,68 persen; sedangkan susu kuda pacu memiliki kadar lemak yang lebih tinggi sebesar 2,0 persen. Kadar protein susu kuda Sumbawa sebesar 2,26 persen;
sedangkan kadar protein susu kuda pacu lebih sedikit sebesar 1,70 persen. Selain itu, kadar antimikroba susu kuda Sumbawa berada dalam rentang 14-23 mm;
sedangkan susu kuda pacu memiliki kadar antimikroba yang lebih sedikit yakni 12,4-13,37 mm Tabel 11. Perbedaan komposisi tersebut menunjukkan bahwa
kualitas susu kuda Sumbawa terbukti lebih unggul dibandingkan susu kuda pacu.
Tabel 11. Komposisi dan Sifat Susu Kuda Sumbawa dan Susu Kuda Pacu
Komposisi Susu Kuda Sumbawa
Susu Kuda Pacu
Kadar Lemak persen 1,68
2,0 Kadar Protein persen
2,26 1,70
Kadar Laktosa persen 4,31
5,80 Bahan kering tanpa lemak persen
8,75 8,40
Kadar abu persen 0,41
1,15 pH
2,73 – 4,28 7,00
Antimikroba mm 14 – 23
12,4 – 13,37
Sumber : Hermawati et al 2005
Susu kuda Sumbawa berwarna putih, aroma khas, encer, dan rasanya asam. Rasa asam pada susu kuda Sumbawa bukan karena pembusukan. Sekurang-
kurangnya ada lima faktor yang bisa mempercepat proses pembusukan susu segar, yaitu cara pemerahan yang tidak higienis, kontainer susu dari jerigen plastik yang
digunakan tidak steril, proses penampungan sampai mencapai volume yang cukup untuk dikirim memerlukan waktu yang lama dalam temperatur kamar, jarak
tempuh dari tempat pemerahan maupun tempat penampungan sampai ke tempat pengemasan yang sangat jauh, dan fluktuasi temperatur yang sangat tinggi dari
sejak pemerahan sampai ke tempat pengemasan. Namun kenyataannya susu kuda
Sumbawa yang telah melalui kelima faktor tersebut tetap tidak busuk dan hanya mengalami penurunan pH yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan adanya
suatu senyawa anti pembusukan di dalam susu kuda tersebut yang ada hubungannya dengan bakteri pembentuk asam yang biasa disebut dengan bakteri
asam laktat Riyadh 2003. Susu kuda Sumbawa mengalami autofermentasi sehingga pH-nya rendah dan membuat rasanya sangat asam Hermawati 2004.
Keunggulan produk Asambugar dibandingkan produk susu kuda Sumbawa lainnya adalah Asambugar telah memiliki sertifikat organik yang merupakan
produk susu kuda Sumbawa pertama dan hingga saat ini masih satu-satunya di Indonesia yang bersertifikat pangan organik. Produk Asambugar telah mendapat
sertifikat organik dari Lembaga Sertifikasi Organik Inofice dengan nomor registrasi: 014INOFICE2008. Sertifikasi organik tersebut merupakan bukti
formal bahwa produsen pangan organik tersebut telah mengimplementasikan secara konsisten SNI 01-6729-2002 Sistem Pangan Organik Tabel 12.
Tabel 12. Standar Nasional Indonesia SNI Sistem
No. Judul Standar
Nomor SNI
1.
Lembaga Inspeksi
SNI 19-17020-1999 2.
Sistem HACCP
SNI 01-4852-1999 3.
Sistem Manajemen Laboratorium PengujiKalibrasi
SNI 19-17025-2005 4.
Sistem Manajemen Mutu
SNI 19-9000-2000 5.
Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002
Sumber: Departemen Pertanian 2006
25
Dalam menjalankan bisnisnya, Dr. Diana Hermawati senantiasa menerapkan manajemen mutu produk dengan baik sehingga memudahkan beliau
dalam memperoleh sertifikat dari Departemen Kesehatan, Badan POM, dan Nomor Kontrol Veteriner Jawa Barat untuk lokasi pengemasan susu.
Dr. Diana Hermawati juga telah berhasil mendapatkan sertifikat pangan organik dari Inofice Indonesian Organic Farming Certification. Sertifikasi
organik untuk produk susu kuda Sumbawa tersebut merupakan yang pertama dan masih satu-satunya di Indonesia. Susu kuda Sumbawa Kabupaten Dompu yang
25
[Deptan] Departemen Pertanian. 2006. Standar Nasional Indonesia. http:agribisnis. deptan.go.idxploreview.php?file=MUTUSTANDARISASISTANDARMUTUStandar_nasionalSNI
20 index.pdf [1 Desember 2009].
diproduksi dengan merk dagang AsambugarDara Jaro tersebut memiliki nomor registrasi organik: 014INOFICE2008. Produk Asambugar ini adalah susu segar
organik yang berasal dari ambing kuda betina yang sehat tanpa ditambah atau dikurangi zat apapun. Manfaat sertifikasi organik antara lain melindungi produsen
organik dari penipuan produk non-organik yang diakui organik; melindungi konsumen dari segala bentuk kecurangan serta klaim produk organik yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan; memberikan jaminan bahwa semua tahapan produksi, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran mematuhi
kaidah sistem produksi pangan organik; dan menjadi alat pemasaran yang tangguh.
DH Organik melakukan pengemasan susu kuda organik untuk botol ukuran 500 ml dan 250 ml. Dalam kurun waktu satu bulan, perusahaan ini mampu
memproduksi sebanyak 3 – 4 kali produksi. Dalam sekali produksi, perusahaan ini menggunakan bahan baku sebanyak ± 60 liter. Rata-rata kapasitas produksi yang
dicapai perusahaan sebanyak ± 300 botol untuk botol ukuran 500 ml dan sebanyak ± 250 botol untuk botol ukuran 250 ml, dalam sekali produksi.
DH Organik termasuk dalam kriteria usaha kecil. Usaha kecil merupakan bagian dari usaha kecil menengah UKM. UKM saat ini telah menjadi salah satu
pilar utama stabilitas dan efisiensi perekonomian suatu negara. Misalnya saja, UKM di Swiss telah menyerap dua pertiga dari total tenaga kerja Swiss. Sekitar
99,7 persen bidang usaha di Swiss mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 250 orang, yang dikategorikan sebagai UKM di Swiss. Bahkan Swiss memfasilitasi
UKM di Indonesia melalui Swiss Import Promotion Program SIPPO dimana secara rutin setiap tahunnya UKM Indonesia dari berbagai sektor mendapat
kesempatan untuk mengikuti pameran bersama bertaraf internasional di berbagai kota di Eropa yang dikoordinasikan oleh SIPPO. Melalui program ini, produk-
produk Indonesia dari berbagai sektor banyak dikenal di pasaran.
26
UKM terbukti relatif lebih mampu bertahan menghadapi berbagai terpaan krisis ekonomi dibandingkan banyak usaha berskala besar. Hasil survei dan
perhitungan Badan Pusat Statistik BPS menunjukkan bahwa kontribusi UKM
41, 4
3 1 ; B
C 6
2CD ?
G70 ,
terhadap Produk Domestik Bruto tanpa sektor migas pada tahun 1997 ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, tercatat sebesar 62,71 persen.
27
UKM memberikan kontribusi Rp2.121,3 triliun atau 53,6 persen dari total Produk Domestik Bruto PDB Indonesia pada 2007 yang mencapai
Rp3.957,4 triliun. Menurut skala usahanya, pertumbuhan UKM mencapai 6,4 persen dan usaha besar tumbuh 6,2 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2006,
pertumbuhan PDB UKM sebesar 5,7 persen dan PDB usaha besar hanya 5,2 persen. Selain itu, pertumbuhan PDB UKM 2007 terjadi pada semua sektor
ekonomi. Jumlah populasi UKM pada 2007 mencapai 49,8 juta unit usaha atau 99,99 persen terhadap total unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah tenaga
kerjanya mencapai 91,8 juta orang atau 97,3 persen terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia.
28
Data statistik tersebut menunjukkan bahwa UKM memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia.
Bahkan kontribusi UKM terhadap PDB tahun 2009 sebesar 55,56 persen dari total PDB Indonesia. Besaran PDB Indonesia tahun 2009 mencapai
Rp5.613,4 triliun. Berdasarkan riset Citibank selama periode 2005-2008, jumlah unit UKM mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 8,16 persen per tahun.
Jumlah pelaku UKM pada 2012 diprediksi mencapai 4.479.132 unit. Estimasi pertumbuhan pelaku usaha tersebut mencerminkan bahwa setiap pertumbuhan
satu persen PDB akan menciptakan 42.797 pelaku usaha baru di Indonesia. Menurut Menteri Negara Koperasi dan UKM, Syarief Hasan 2009, kontribusi
UKM diharapkan meningkat pada tahun 2010 ini menjadi 60-65 persen. Sektor yang diutamakan adalah agribisnis, kelautan dan kerajinan.
29
Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kontribusi UKM menjadi harapan bagi
pertumbuhan perekonomian nasional. Dengan demikian, DH Organik secara tidak langsung juga ikut berkontribusi dalam pertumbuhan perekonomian nasional.
7 3 H
C 1
D 37
2DCD C
? ?1 0
? D
37 ?2DCD? G70
, C
C 7
2CD +1 F
I 0 7 7 ?7
? ?
?0 ?
? ? ?
0 7 0 G70
, 7 3 H
5.2. Lokasi dan Keadaan Perusahaan