Menurut  Tjiptono  2008,  terdapat  tiga  unsur  pokok  komunikasi pemasaran  yaitu  pelaku  komunikasi,  media  komunikasi,  dan  proses  komunikasi.
Pelaku  komunikasi  terdiri  dari  pengirim  sender  atau  komunikator  yang menyampaikan pesan dari penerima receiver atau komunikan pesan. Dalam hal
ini,  komunikatornya  adalah  produsenperusahaan,  sedangkan  komunikannya adalah  khalayak  pasar  pribadi,  pasar  organisasi,  masyarakat  umum.  Media
komunikasi pemasaran  yang digunakan adalah gagasan materi pokok pengirim, pesan  message,  media  pembawa  pesan  komunikasi,  response  reaksi
pemahaman  pesan  oleh  penerima,  feedback  umpan  balik,  gangguannoise hambatan  dalam  penyampaian  pesan.  Proses  komunikasi  merupakan  proses
penyampaian  pesan  dari  pengirim  ke  penerima  maupun  pengiriman  kembali respon  dari  penerima  ke  pengirim  yang  memerlukan  dua  kegiatan  yaitu
encoding fungsi mengirim dan decoding fungsi menerima. Ketiga unsur pokok
tersebut  menjadi  unsur  penting  dalam  pelaksanaan  bauran  promosi  produk  dari suatu perusahaan.
Jadi,  komunikasi  pemasaran  merupakan  aktivitas  pengiriman  pesan pemasaran marketing message dari pemasar sender kepada konsumen sasaran
receiver;  dengan  menyeleksi,  memilih,  dan  menggunakan  media  tertentu ditinjau dari aspek biaya dan kesesuaiannya dalam upaya mendapatkan  response
dan feedback dari receiver, serta mengantisipasi dan menghadapi gangguannoise yang mungkin terjadi selama pengiriman message tersebut berlangsung.
3.1.3.  Definisi Promosi dan Jenis - Jenis Bauran Promosi
Dalam  upaya  merumuskan  dan  menganalisis  strategi  promosi,  penting untuk  mengetahui  definisi  promosi  dan  jenis-jenis  bauran  promosi.  Kedua  hal
tersebut dijelaskan sebagai berikut.
3.1.3.1.  Definisi Promosi
Definisi  promosi  menurut  Kotler  dan  Andreasan  1995  adalah  berbagai kegiatan  yang  dilakukan  oleh  produsen  untuk  menyampaikan  manfaat  dari
produknya,  serta  membujuk  dan  mengingatkan  para  konsumen  sasaran  agar membeli produk tersebut. Bauran promosi merupakan penentu keberhasilan suatu
strategi  pemasaran;  selain  bauran  produk,  bauran  harga,  dan  bauran  distribusi.
Betapa  pun  berkualitasnya  suatu  produk,  bila  konsumen  belum  pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka,
maka mereka tidak akan pernah membelinya. Tjiptono 2008 menyatakan bahwa promosi  sangat  penting  untuk  mendukung  kegiatan  pemasaran  karena  promosi
bertujuan untuk
menginformasikan, mempengaruhi,
membujuk, serta
mengingatkan pelanggan sasaran tentang produk dan perusahaan. Jadi  promosi  dapat  didefinisikan  sebagai  salah  satu  aktivitas  pemasaran
yang memperkenalkan dan menginformasikan keberadaan produk dan perusahaan kepada  konsumen  sasaran;  serta  mempengaruhi,  membujuk,  dan  mengingatkan
mereka  akan  produk  dan  perusahaan  tersebut.  Selain  itu  dalam  pelaksanaannya, bauran  promosi  berkaitan  erat  dengan  pelaksanaan  bauran  pemasaran  lainnya
seperti bauran produk, bauran harga, dan bauran tempatdistribusi.
3.1.3.2.  Jenis - Jenis Bauran Promosi
Menurut  Tjiptono  2008  terdapat  lima  jenis  bauran  promosi  yaitu periklanan,  promosi  penjualan,  hubungan  masyarakat  dan  publisitas,  pemasaran
langsung,  dan  penjualan  pribadi.  Berikut  penjelasan  dari  masing-masing  bauran promosi tersebut.
1  Periklanan Advertising Kebutuhan  akan  adanya  periklanan  berkembang  seiring  dengan
pertumbuhan  penduduk  dan  pertumbuhan  kota-kota  yang  dipenuhi  oleh  banyak toko,  restoran,  dan  pusat-pusat  perdagangan  besar.  Hal  lain  yang  turut
mempengaruhi  perkembangan  periklanan  adalah  tumbuhnya  pola-pola  produksi secara  massal  di  berbagai  pabrik,  terbukanya  jaringan  komunikasi  darat  dalam
bentuk  jalan  raya  dan  rel-rel  kereta  api  yang  mengalirkan  berbagai  barang  dari satu tempat ke tempat lain, serta terbitnya surat-surat kabar populer yang menjadi
tempat menarik untuk memasang iklan Jefkins 1997. Menurut Jefkins 1997, iklan adalah pesan penjualan produk barang atau
jasa  yang  bersifat  persuasif  dan  terarah  kepada  calon  pembeli  yang  paling potensial  dengan  biaya  yang  serendah  mungkin,  sedangkan  periklanan  adalah
proses  komunikasi  yang  membawa  konsumen  ke  informasi  penting  iklan  yang memang  perlu  mereka  ketahui.  Periklanan  meliputi  cara  menjual  melalui
penyebaran  informasi  yang  perlu  dikemukakan  karena  tidak  semua  informasi merupakan iklan. Selain itu, periklanan pada umumnya bertujuan untuk mengubah
atau mempengaruhi sikap-sikap konsumen; sedangkan periklanan yang komersial bertujuan  untuk  membujuk  konsumen  untuk  membeli  produk  perusahaan  bukan
produk  pesaing,  serta  mempromosikan  produk  perusahaan  agar  konsumen berminat  membeli  untuk  untuk  seterusnya  asumsi  bahwa  konsumen  tidak  akan
sekaligus membeli produk perusahaan dan produk pesaing. Sementara  menurut  Tjiptono  2008,  iklan  adalah  komunikasi  tidak
langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan
yang  akan  mengubah  pikiran  seseorang  untuk  melakukan  pembelian;  sedangkan periklanan  adalah  seluruh  proses  yang  meliputi  penyiapan,  perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan iklan. Selain itu, iklan memiliki empat fungsi utama yaitu  menginformasikan  kepada  konsumen  mengenai  seluk  beluk  produk
informative, mempengaruhi
konsumen untuk
membeli persuading,
menyegarkan  informasi  yang  telah  diterima  konsumen  reminding,  dan menciptakan  suasana  yang  menyenangkan  sewaktu  konsumen  menerima  dan
mencerna  informasi  entertainment.  Sedangkan  sifat-sifat  iklan  meliputi  public presentation
memungkinkan  setiap  orang  menerima  pesan  iklan  yang  sama, pervasiveness
pesan  iklan  yang  sama  diulang-ulang  untuk  memantapkan penerimaan  informasi,  amplified  expressiveness  iklan  mampu  mendramatisasi
perusahaan  dan  produknya  melalui  gambar  dan  suara  untuk  menggugah  dan mempengaruhi  perasaan  konsumen,  dan  impersonality  iklan  tidak  memaksa
konsumen  untuk  memperhatikan  dan  menanggapinya  karena  merupakan komunikasi monolog atau komunikasi satu arah.
Dalam  periklanan  penting  menerapkan  prinsip-prinsip  VIPS  yang  terdiri dari  visibilitas,  identitas,  janji  promise,  dan  pikiran  yang  terarah
singlemindedness.  Sebuah  iklan  harus  visible  yaitu  mudah  dilihat  atau  mudah menarik  perhatian.  Identitas  pengiklan,  serta  produk  barang  dan  jasanya  harus
dibuat  sejelas  mungkin  dan  tidak  tertutup  oleh  pernak-pernik  hiasan  atau rancangan  yang  serampangan.  Janji  perusahaan  kepada  konsumen  juga  harus
dibuat  sejelas  mungkin.  Untuk  mencapai  semua  hal  tersebut,  maka  kegiatan
periklanan  harus  berkonsentrasi  sepenuhnya  pada  tujuan  utama,  dan  tidak terpancing untuk mengemukakan hal-hal yang sesungguhnya tidak perlu Jefkins
1997. Klasifikasi  iklan  menurut  Jefkins  1997  yaitu  iklan  lini  atas  above  the
line dan  iklan  lini  bawah  below  the  line.  Iklan  lini  atas  adalah  iklan  yang
mengharuskan adanya komisi, misalnya dengan memanfaatkan biro iklan. Media iklan lini atas berupa media pers surat kabar, majalah, jurnal, dan buku tahunan,
radio,  televisi,  televisi  alternatif  televisi  kabel,  televisi  satelit,  video  cassette recorder
,  video  games;  bioskop;  serta  media  iklan  luar  ruang  dan  iklan transportasi poster-poster di tempat pemberhentian alat transportasi maupun pada
alat transportasi itu sendiri. Sementara  iklan  lini  bawah  merupakan  iklan  yang  tidak  menggunakan
pembayaran  komisi.  Media  iklan  lini  bawah  berupa  literatur  penjualan  leaflet, folder
,  brosur,  broadsheet,  katalog,  jadwal  perjalanan  atau  timetable,  kartu  pos bergambar,  peralatan  tulis  menulis,  sisipan  atau  stuffer,  agenda,  catatan  nomor
telepon, kartu jaminan, kartu-kartu garansi, daftar harga dan formulir pemesanan, serta formulir sayembara; benda-benda pajangan di tempat penjualan alat peraga
bergerak,  poster,  stiker,  contoh  kemasan,  produk  sisa,  stand  kasa,  jam  dinding, maskottokoh  iklan,  pajangan  berlampu;  media  iklan  di  udara  seruan  melalui
udara, proyeksi iklan di langit dengan sinar laser, pesawat, balon udara, atau balon bercahaya;  kalender  bergambar,  gulung,  kalender  caturwulan;  tas-tas  iklan;
iklan tubuh kaos, topi; bendera; media iklan buku; dan lencana Jefkins 1997. Jefkins 1997 mengemukakan bahwa dalam upaya menciptakan iklan dan
pemilihan  media  yang  terbaik,  maka  beberapa  tindakan  penting  yang  perlu diperhatikan  sebelum  iklan  diterbitkan  antara  lain  1  meneliti  pasar,  produk,
nama  atau  merek,  harga  dan  pengemasan,  melalui  kelompok  diskusi  yang anggotanya  dinilai  mewakili  seluruh  konsumen  sasaran  sehingga  hasil  diskusi
diharapkan  dapat  menunjukkan  contoh  iklan  yang  paling  menarik  minat  seluruh konsumen,  kemudian  dilakukan  uji  contoh  iklan  di  beberapa  media  dan
menemukan  kelemahan  dan  kekuatan  iklan  misalnya  dengan  menyeleksi  dan mewawancarai  pembaca  koran  yang  membaca  dan  melihat  iklan  dimana  mereka
dapat  mewakili  seluruh  pembaca  yang  mencermati  iklan;  2  meneliti  survei-
survei  yang  berhubungan  dengan  apa,  bagaimana,  mengapa,  dan  dimana  para konsumen membeli untuk menemukan motif-motif pembelian  yang tersembunyi;
3  meneliti  pergerakan  stok  persediaan  barang  untuk  mengidentifikasi  pengaruh iklan terhadap penjualan produk.
Selama iklan diterbitkan, pemasar dapat mengetahui efektifitas iklan dalam mempengaruhi  penjualan  produk  yaitu  dengan  cara  1  membagi  biaya  ruang  di
media  dengan  jumlah  masuknya  pertanyaan  sehingga  langsung  dapat  diketahui biaya  setiap  pengulangan  iklan  dan  hal  ini  perlu  dilakukan  untuk  mendapatkan
angka  biaya  periklanan  yang  mengiringi  setiap  perubahan  dalam  penjualan;  2 mengukur  dan  membandingkan  data  tentang  jumlah  penerimaan  respon  atau
pesanan baru atas produk pada saat sebelum dan setelah iklan diterbitkan; dan 3 menganalisis  informasi  penjualan  produk  dari  laporan  audit  berlangganan
perusahaan  yang dibuat oleh agen penjualan pada saat sebelum dan setelah iklan diterbitkan.  Informasi  yang  diperoleh  dari  laporan  audit  agen  penjual  dapat
dimanfaatkan  untuk  menghasilkan  sebuah  grafik  efek  iklan  selama  masa peredarannya.  Berdasarkan  data  tersebut,  perusahaan  dapat  menyusun  target
penjualannya  seperti  memperkirakan  persentase  peningkatan  total  penjualan  dan perluasan  pangsa  pasar  yang  dapat  dicapai  oleh  produk  yang  diiklankan,
dibandingkan merek pesaing Jefkins 1997. Kotler  1983  mengukur  pengaruh  iklan  terhadap  penjualan  berdasarkan
pendekatan  sejarah  dan  percobaan  periklanan.  Berdasarkan  pendekatan  sejarah, anggaran  iklan  dan  hasil  penjualan  di  masa  lalu  dibandingkan  dengan  anggaran
iklan  dan  hasil  penjualan  saat  ini.  Percobaan  periklanan  dilakukan  untuk memperkirakan  fungsi-fungsi  reaksi  penjualan  untuk  berbagai  segmen  pasar  dan
wilayah-wilayah  penjualan  dalam  mempengaruhi  biaya  iklan,  misalnya  dengan membagi  suatu  wilayah  dengan  space  iklan  yang  berbeda.  Hasil  dari  percobaan
iklan biasanya menunjukkan bahwa tingkat pengeluaran iklan  yang paling tinggi pada  space  iklan  yang  paling  banyak  berdampak  pada  peningkatan  penjualan
dengan kecepatan yang berkurang Kotler 1983. Menurut  Jefkins  1997,  dampak  dari  iklan  bukanlah  hal  yang  konstan.
Setelah iklan selesai dilaksanakan, dampaknya cepat atau lambat akan mengalami kemunduran  karena  setiap  harinya  konsumen  sasaran  dihadapkan  pada  begitu
banyak  iklan  sehingga  mereka  tidak  dapat  diharapkan  untuk  mengingat  sebuah iklan  secara  permanen.  Kondisi  tersebut  mendukung  pemasar  untuk
mempertahankan  pemasangan  iklan  dalam  jangka  waktu  relatif  lama.  Namun perlu  disadari  bahwa  iklan  tidak  mungkin  diterbitkan  terlalu  lama  karena  iklan
yang  sama  diulang  secara  terus  menerus  akan  mencapai  tingkat  kejenuhan  dan berakibat  pada  penurunan  popularitas  produk.  Untuk  itu,  pemasar  dituntut  untuk
menentukan  waktu  yang  tepat  untuk  menyiarkan  iklan  demi  mencapai  dampak maksimal dan sejauh mungkin memperlambat penurunan dampak tersebut. Dalam
mengefektifkan biaya periklanan, pemasar dapat memilih teknik menyiarkan iklan seperti  teknik  tetesan  disiarkan  sedikit  demi  sedikit  dalam  waktu  lama  atau
teknik ledakan disiarkan secara mendadak dan besar-besaran. Dari  keseluruhan  uraian  mengenai  periklanan  tersebut,  maka  dapat
disimpulkan  bahwa  periklanan  adalah  salah  satu  bentuk  promosi  yang menggunakan  komunikasi  satu  arah  sehingga  harus  visible  menarik  perhatian
dan  bersifat  persuasif  melalui  pemilihan  waktu,  media,  teknik  penerbitan  dan tampilan  iklan  yang  tepat;  dengan  memperhatikan  kesesuaian  iklan  ditinjau  dari
segi  biaya  pemasangan  iklan,  serta  karakteristik  dan  motif-motif  pembelian  dari konsumen  sasaran.  Peningkatan  penjualan  mungkin  saja  terjadi  bukan  karena
iklan  tetapi  adanya  promosi  penjualan  seperti  penawaran  produk  secara  gratis, yang dilaksanakan dalam waktu bersamaan.
2  Promosi Penjualan Sales Promotion Promosi penjualan memiliki kesamaan dengan periklanan yaitu berdampak
pada  rentang  waktu  jangka  pendek  dimana  penjualan  hanya  meningkat  selama kegiatan  promosi  penjualan  atau  periklanan  berlangsung.  Namun  promosi
penjualan  menghasilkan  tanggapan  yang  lebih  cepat  daripada  iklan  Tjiptono 2008. Selain itu, dibandingkan dengan iklan, promosi penjualan merupakan suatu
bentuk komunikasi pemasaran yang sifatnya lebih personal Jefkins 1992. Tjiptono  2008  mendefinisikan  promosi  penjualan  sebagai  bentuk
persuasi langsung yang diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera danatau  meningkatkan  jumlah  barang  yang  dibeli  pelanggan.  Sementara  Jefkins
1997  mengemukakan  bahwa  promosi  penjualan  terdiri  atas  langkah-langkah jangka  pendek  yang  biasanya  dilakukan  saat  penjualan  berlangsung  untuk
memperkenalkan  produk  baru,  ataupun  mempertahankan  dan  mempertinggi volume penjualan. Perkembangan promosi penjualan yang pesat disebabkan oleh:
a. hasrat pemasang iklan untuk menemukan bentuk-bentuk promosi yang lebih
hemat biaya karena mahalnya media iklan misalnya televisi yang meningkat jauh lebih pesat daripada laju inflasi;
b. meningkatnya kebutuhan untuk mendongkrak penjualan, baik untuk meraih
cashflow yang memuaskan para pengecer maupun untuk menyerap output
produksi pabrik yang bervolume tinggi; c.
promosi penjualan dilakukan lebih langsung dan lebih bersifat personal sehingga dalam pelaksanaannya, pihak perusahaanpabrik dan para pedagang
pengecer dituntut untuk saling membantu yang menjadikan lebih akrab; d.
dalam promosi penjualan biasanya terdapat unsur permainan dan hiburan yang dapat dinikmati oleh para pembeli; dan
e. promosi penjualan dapat lebih merangsang seseorang untuk membeli atau
mencoba produk, khususnya produk berunit kecil dan harganya relatif murah; Menurut  Tjiptono  2008,  melalui  promosi  penjualan,  perusahaan  dapat
menarik  pelanggan  baru,  mempengaruhi  pelanggannya  untuk  mencoba  produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi
pesaing,  meningkatkan  impulse  buying  pembelian  tanpa  rencana  sebelumnya, atau mengupayakan kerjasama  yang lebih erat dengan pengecer. Selain itu, sifat-
sifat  promosi  penjualan  antara  lain  komunikasi  mampu  menarik  perhatian  dan memberi  informasi  yang  memperkenalkan  produk  kepada  pelanggan,  insentif
memberi  keistimewaan  dan  rangsangan  yang  bernilai  bagi  pelanggan,  dan invitation
atau  undangan  mengundang  konsumen  untuk  membeli  saat  itu  juga. Aneka  kegiatan  promosi  penjualan  menurut  Jefkins  1997  antara  lain  undian
tanpa  syarat  dan  sayembara;  penawaran  harga  cuci  gudang;  penawaran  hadiah lewat  pos;  hadiah  dalam  kemasan;  kartu-kartu  bergambar;  kupon-kupon
berhadiah;  hadiah  uang  tunai;  pencocokan  potongan  kupon;  voucher  potongan harga;  produk  ukuran  jumbo  atau  ganda;  produk  gabungan;  kemasan-kemasan
bertanda khusus; demonstrasi penggunaan produk di dalam toko; permainan yang bersifat promosi; dan menawarkan harga promo untuk produk baru.
Jefkins  1997  mengemukakan  bahwa  kegagalan  promosi  penjualan biasanya  diakibatkan  oleh  1  habisnya  persediaan  karena  besarnya  permintaan
yang melebihi perkiraan; 2 pengiriman barang yang tertunda atau diantar terlalu lama; 3 cacatnya barang-barang yang diterima konsumen; dan 4 pengumuman
pemenang  yang  tidak  efisien  dalam  undian  berhadiah.  Keterampilan  utama  yang paling  diperlukan  dalam  menjalankan  promosi  penjualan  adalah  kemampuan
untuk memperkirakan permintaan yang akan terjadi. Jika permintaan aktual lebih tinggi  dari  perkiraan  sehingga  persediaan  tidak  mendukung,  reputasi  perusahaan
bisa  terancam.  Jika  perkiraan  permintaan  lebih  tinggi  dari  permintaan  aktual sehingga  banyak  stock  yang  tidak  terjual,  perusahaan  bisa  mengalami  kerugian.
Jika promosi periklanan dilakukan melalui media cetak, maka daya jangkau media tersebut  terhadap  pembaca  yang  menjadi  konsumen  sasaran  juga  harus
diperhitungkan. Kegiatan  promosi  penjualan  dapat  dimanfaatkan  untuk  tujuan-tujuan
kehumasan  karena  dalam  pelaksanaannya  terkandung  aspek  kehumasan  seperti sambutan  baik  dari  konsumen  sasaran  terhadap  penawaran  potongan  harga,
penawaran  harga  khusus  yang  bisa  dinikmati  oleh  konsumen  sasaran,  dan  para pembeli terhibur dengan mengikuti undian berhadiah. Namun promosi penjualan
dan  humas  jelas  tidak  bisa  disamakan  meskipun  promosi  penjualan  mampu membawa dampak positif seperti yang dihasilkan humas, yakni semakin dekatnya
produsen  dengan  konsumennya.  Perbedaaannya  adalah  humas  harus  mampu merebut  kepercayaan  konsumen  agar  bersedia  menerima  produk  dan  perusahaan
Jefkins 1997. Berdasarkan  seluruh  uraian  tersebut,  dapat  disimpulkan  bahwa  promosi
penjualan  adalah  salah  satu  bentuk  promosi  yang  dapat  merangsang  konsumen sasaran  dalam  mengambil  keputusan  pembelian  secara  cepat  ataupun  membeli
lebih banyak sehingga meningkatkan penjualan dimana dampak tersebut biasanya hanya  berlaku  dalam  jangka  waktu  relatif  pendek.  Selain  itu,  meskipun  promosi
penjualan  mampu  memberi  dampak  positif  seperti  humas,  promosi  penjualan memiliki batas waktu dalam pelaksanaannya karena jika dilakukan terus menerus,
konsumen  sasaran  dapat  meragukan  kualitas  produk.  Sementara  humas  harus dilakukan  secara  terus  menerus  dalam  waktu  jangka  panjang  dalam  rangka
menciptakan  kredibilitas  produk  dan  perusahaan  dalam  benak  konsumen  sasaran agar mereka bersedia menerima produk dan perusahaan.
3 Hubungan Masyarakat dan Publisitas Public Relations Humas  dan  publisitas  memang  lebih  banyak  dibaca  dan  dipercayai
daripada periklanan. Selain itu, humas dan publisitas yang dikombinasikan dengan promosi  penjualan  akan  berdampak  potensial  pada  penjualan  dan  keuntungan
yang besar Kotler 1983. Public Relation News
dalam Cutlip et al 2005 mendefinisikan hubungan masyarakat  sebagai  fungsi  manajemen  yang  mengevaluasi  sikap  konsumen,
mengenali  perilaku  organisasi  dalam  menanggapi  kepentingan  konsumen,  dan merencanakan  serta  melaksanakan  program-program  untuk  mendapatkan
pengertian dan penerimaan konsumen. Pada intinya, humas senantiasa berkenaan dengan  kegiatan  penciptaan  pemahaman  melalui  pengetahuan,  dan  melalui
kegiatan-kegiatan  tersebut  diharapkan  akan  muncul  suatu  dampak  yakni perubahan  ke  arah  yang  diharapkan.  PR  adalah  bentuk  komunikasi  yang  berlaku
terhadap  semua  jenis  organisasi,  baik  yang  bersifat  komersial  maupun  non komersial,  di  sektor  publikpemerintah  maupun  privatswasta  Jefkins  1992.
Menurut Effendy 1992, ciri-ciri humas yakni: a.
humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik;
b. humas merupakan  penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh
manajemen suatu organisasi; c.
publik yang menjadi sasaran kegiatan humas adalah publik internal karyawan perusahaan dan pemegang saham dan publik eksternal pelanggan, komunitas,
pemerintah dan media massa; d.
operasionalisasi humas adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik
yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik. Menurut  Anggoro  2002,  manfaat  humas  antara  lain  membangun
kesadaran  produk  brand  awareness,  membangun  pengetahuan  produk  brand knowledge
,  mengembangkan  loyalitas  merek,  mencitrakan  kredibilitas,  sebagai pelopor  penjualan  dan  meningkatkan  efektivitas  promosi  lainnya  seperti  iklan,
serta  mendidik  konsumen  dan  masyarakat  mengenai  manfaat  produk  atau  jasa yang  ditawarkan.  Humas  juga  membantu  pemasaran  dalam  memotivasi  para
tenaga penjual, distributor dan pengecer. Menurut  Jefkins  1992,  humas  bukan  salah  satu  bentuk  periklanan.
Humas menyangkut seluruh komunikasi yang berlangsung pada suatu organisasi, sedangkan  periklanan  terbatas  hanya  pada  bidang  atau  fungsi  pemasaran  yang
berkaitan dengan penjualan dan pembelian. Jika berita mengenai suatu perusahaan atau  lembaga  muncul  di  halaman  depan  atau  kolom  editorial  suatu  surat  kabar,
nilainya tidak dapat dihitung hanya berdasarkan tarif iklan per kolom. Iklan tidak dilakukan  oleh  semua  organisasi  tetapi  semua  organisasi  tidak  dapat  lepas  dari
kehumasan.  Namun  dalam  prakteknya  terkadang  humas  memang  menggunakan iklan  sebagai  alatnya  karena  humas  berfungsi  menunjang  pendidikan  pasar
market  education  dengan  menjadikan  masyarakat  mengetahui  keberadaan  serta kegunaan produk perusahaan, dan hal ini sangat menentukan keberhasilan upaya-
upaya periklanan yang dijalankan oleh perusahaan. Menurut  Jefkins  1992,  humas  berbeda  dengan  publisitas  meskipun
keduanya  saling  berkaitan  erat.  Pada  dasarnya  humas  berfokus  pada  perilaku seseorang, suatu organisasi, suatu perusahaan, dan suatu produk; sedangkan hasil
dari  perilaku  tersebut  terkait  erat  secara  timbal  balik  dengan  baik-buruknya publisitas.  Namun  meski  berbeda,  humas  dan  publisitas  seringkali  masih
disamakan  karena  keduanya  saling  mempengaruhi  dan  dalam  aplikasinya cenderung sulit dipisahkan.
Aktivitas  humas  menurut  Cutlip  2005  diantaranya  publikasi,  press agency
,  manajemen  isu,  dan  lobi.  Publikasi  meliputi  informasi  dari  sumber  luar yang digunakan oleh media karena informasi itu mempunyai nilai berita. Publikasi
merupakan  metode  penempatan  pesan  di  media  yang  tidak  dikendalikan  karena sumber  tidak  membayar  media  itu  untuk  penempatannya.  Press  agency  yakni
agen  pers  yang  menciptakan  cerita  dan  peristiwa  yang  layak  diberitakan  untuk menarik perhatian media dan mendapatkan perhatian publik. Manajemen isu yaitu
proses mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi dan merespon isu-isu yang mempengaruhi  hubungan  organisasi  dengan  publiknya.  Lobi  merupakan  bagian
khusus  dari  humas  yang  membangun  dan  memelihara  hubungan  dengan pemerintah dan lembaga lainnya yang berkaitan dengan perusahaan.
Menurut  Jefkins  1992,  penerapan  riset  pemasaran  mampu  mendukung aktivitas  humas.  Media-media  humas  yang  pokok  meliputi  media  pers  press,
audio visual slide, kaset video, dan film dokumenter, radio, televisi, penerbitan buku  khusus  sponsored  books,  pesan-pesan  lisan  spoken  word,  pemberian
sponsor  sponsorship,  jurnal  organisasi  house  journals,  ciri  khas  dan  identitas perusahaan,  serta  pameran  exhibition.  Pameran  exhibition  merupakan  sarana
yang  efektif  untuk  menyebarkan  suatu  pesan  karena  bersifat  informatif  dan persuasif.  Berdasarkan  pendapat  Jack  Dove,  seorang  ahli  Audio-Visual  Aid
AVA,  konsumen  akan  memperoleh  pengetahuan  dari  pameran  lebih  dari  90 persen  karena  pameran  mampu  menyajikan  pengetahuan  yang  dapat  diserap
dengan hampir semua indera Effendy 1992. Effendy  1992  mengemukakan  bahwa  pameran  yang  efektif  disebabkan
oleh  pengunjung  dapat  menyaksikan  peragaan  proses  benda  tertentu,  dapat bertanya  sepuas  hatinya,  bahkan  untuk  benda-benda  tertentu  dapat  mencobanya.
Oleh  karena  itu,  banyak  lembaga  atau  perusahaan  yang  memanfaatkan  pameran dalam  rangka  upaya  mempromosikan  produk  atau  jasanya.  Klasifikasi  pameran
berdasarkan  lingkup  geografisnya  yaitu  pameran  lokal,  pameran  nasional,  dan pameran internasional.
Karakteristik  pameran  antara  lain  mudah  menarik  perhatian,  banyak memakan  waktu,  pertemuan  tatap  muka,  demonstrasi  dan  pembagian  contoh
produk sample, serta suasana akrab dalam pameran Jefkins 1992. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk membuat pameran menarik yaitu menciptakan bentuk
istimewa,  memberi  warna  kontras,  menyajikan  suara  keras,  menciptakan  alat bergerak,  dan  menyebarkan  wangi-wangian.  Pengunjung  yang  mendatangi  suatu
pameran tidak mudah diperkirakan jumlah dan bobotnya karena dipengaruhi oleh jenis pameran itu sendiri Effendy 1992.
Jefkins  1992  mengemukakan  cara-cara  mengukur  keberhasilan  humas dan  publisitas  dalam  mempengaruhi  penjualan  produk  yaitu  1  berdasarkan
tingkat  liputan,  dengan  membandingkan  jumlah  liputan  dengan  perubahan  nilai penjualan pada saat sebelum dan setelah humas berlangsung; 2 berdasarkan data
statistik  dan  jumlah  penduduk,  dengan  mengkaji  volume  liputan  media,  jumlah pembaca  dan  kualitasnya,  dan  bobot  penekanan  dalam  menyampaikan  pesan
seperti  nada  acuh  tak  acuh,  penuh  permusuhan,  simpatik,  atau  netral; 3  berdasarkan  sumber,  dengan  menetapkan  bobot  atau  nilai  pada  setiap  media
yang  meliput  produk  ataupun  perusahaan  untuk  mengetahui  total  nilai  untuk setiap  pesan  humas  yang  disampaikan  melalui  masing-masing  media  dimana
media  dengan  bobot  tertinggi  yang  paling  efektif;  4  berdasarkan  pengumpulan pendapat,  dengan  mewawancarai  sejumlah  sampel  dari  populasi  konsumen
sasaran  yang  relevan  pada  interval  waktu  tertentu  misalnya  enam  bulan  sekali untuk diukur perubahan pendapat dan tingkat kesadaran mereka terhadap aktivitas
humas  dan  publisitas,  kemudian  dibandingkan  antara  target  dan  kondisi  aktual dimana  jika  kondisi  aktual  kurang  dari  target  maka  humas  kurang  berhasil,
sehingga  suatu  program  humas  dan  publisitas  hendaknya  dibagi  dalam  beberapa interval  yang  cukup  banyak  agar  kegagalan  yang  terjadi  di  interval  sebelumnya
dapat langsung dideteksi dan hasil interval selanjutnya dapat diusahakan menjadi lebih  baik;  serta  5  berdasarkan  umpan  balik  statistik  secara  langsung,  dengan
mengidentifikasi  apakah  tingkat  penjualan  telah  menjadi  lebih  baik  dengan dilancarkan program humas dan publisitas misalnya dengan mengukur efektivitas
humas berdasarkan jumlah pelanggan baru. Dari keseluruhan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa humas adalah
salah  satu  bentuk  promosi  yang  berdampak  jangka  panjang  dengan menyeimbangkan kepentingan perusahaan dengan kepentingan konsumen sasaran
sehingga  membentuk  pengertian  dan  hubungan  baik  antara  kedua  belah  pihak sekaligus  mengupayakan  penciptaan  citra  positif  produk  dan  perusahaan  dalam
benak  konsumen  sasaran.  Publisitas  merupakan  hasil  dari  aktivitas  humas  yang berupaya menjadikan produk dan perusahaan memiliki nilai berita guna  menarik
minat pers untuk secara sukarela meliput produk dan perusahaan sehingga mampu menekan  biaya  promosi  produk  dan  perusahaan  sekaligus  meningkatkan
kepercayaan  masyarakat  terhadap  produk  dan  perusahaan.  Meskipun  humas  dan publisitas  tidak  secara  langsung  menawarkan  produk  seperti  dalam  pemasaran
langsung,  aktivitas  humas  dan  publisitas  dapat  merangsang  pembelian  dan memperkuat  positioning  produk  maupun  perusahaan  dalam  benak  konsumen
sasaran  sehingga  mampu  mewujudkan  hasil  akhirnya  yaitu  meningkatkan penjualan dan keuntungan.
4 Pemasaran Langsung Direct Marketing Direct  marketing
adalah  sistem  pemasaran  yang  bersifat  interaktif,  yang memanfaatkan  satu  atau  beberapa  media  iklan  untuk  menimbulkan  respon
danatau  transaksi  di  sembarang  lokasi.  Dalam  direct  marketing,  komunikasi promosi  ditujukan  langsung  kepada  konsumen  individual,  dengan  tujuan  agar
pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan Tjiptono 2008. Tjiptono  2008  mengidentifikasikan  faktor-faktor  yang  menyebabkan
perkembangan  direct  marketing  antara  lain:  1  terjadinya  pengecilan  pasar, dimana  semakin  banyak  ceruk  pasar  market  niche  dengan  kebutuhan  serta
pilihan  yang  sangat  individual;  2  berkembangnya  sarana  komunikasi  yang mempermudah kontak dan transaksi dengan pasar melalui telepon atau surat; 3
banyaknya wanita yang bekerja sehingga semakin berkurang waktu mereka untuk berbelanja;  4  panjangnya  antrian  di  kasir  sehingga  konsumen  harus  sabar
menunggu sekian lama baru dilayani padahal waktu mereka sangat terbatas; serta 5 meningkatnya biaya transportasi, lalu lintas yang semakin padat, dan sulitnya
mencari  tempat  parkir  menyebabkan  orang  malas  berbelanja  di  toko-toko  atau supermarket.
Pemasaran  langsung  memiliki  keunggulan  dan  kelemahan.  Keunggulan pemasaran  langsung  bagi  konsumen  yaitu  penghematan  waktu  dalam  berbelanja
dan dapat berbelanja secara rahasia; sedangkan bagi penjual  yaitu dapat memilih calon  pembeli  secara  selektif,  menjalin  hubungan  jangka  panjang  dengan
pelanggannya,  dan  memperoleh  peluang  baru  yang  menguntungkan.  Kelemahan pemasaran langsung diantaranya orang dapat merasa terganggu privasinya karena
penjualan  yang  agresif,  timbulnya  citra  buruk  bagi  industri  bila  ada  salah  satu direct  marketer
yang  menipu  pelanggannya,  dan  terkadang  ada  direct  marketer yang  memanfaatkan  atau  mengeksploitasi  pembeli  yang  kurang  mengerti
teknologi  Tjiptono  2008.  Jefkins  1992  mengidentifikasi  berbagai  bentuk kegiatan  pemasaran  langsung  antara  lain  penjualan  katalog  dan  penjualan  lewat
katalog;  klub-klub  pembeli;  televisi;  penjualan  lewat  telepon;  dan  pelayanan telemarketing
.
Jadi  dapat  disimpulkan bahwa  pemasaran  langsung  merupakan  salah  satu bentuk promosi yang menawarkan produk secara langsung kepada setiap individu
dari  seluruh  konsumen  sasaran  potensial  melalui  media-media  telekomunikasi sehingga kesepakatan untuk bertransaksi pun dimungkinkan terjadi melalui media
tersebut  telepon  atau  internet  bahkan  pembayaran  pun  dapat  dilakukan  melalui transfer  ke  rekening  perusahaan  misalnya  dengan  menggunakan  fasilitas  ATM
mobile yang  tersedia  dalam  layanan  telepon  selular  dan  internet  saat  ini.  Namun
aktivitas  pemasaran  langsung  dapat  mengarah  pada  terganggunya  privasi konsumen  sasaran  dengan  aktivitas  pemasaran  langsung  yang  terlalu  gencar
sehingga  pemasar  perlu  memperhatikan  perubahan  sikap  konsumen  sasaran selama aktivitas direct marketing berlangsung.
5 Penjualan Secara Pribadi Personal Selling Penjualan  secara  pribadi  merupakan  komunikasi  langsung  tatap  muka
antara  penjual  dan  pelanggan  untuk  memperkenalkan  dan  menawarkan  suatu produk  kepada  pelanggan,  serta  membentuk  pemahaman  pelanggan  terhadap
produk  sehingga  pelanggan  berminat  untuk  mencoba  dan  membelinya  Tjiptono 2008.  Menurut  Tjiptono  2008,  personal  selling  memiliki  sifat-sifat  seperti
personal  confrontation ,  cultivation,  dan  response.  Personal  confrontation,  yaitu
adanya hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara dua orang atau lebih. Cultivation
,  yaitu  sifat  yang  memungkinkan  berkembangnya  segala  macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan
yang  lebih  akrab.  Response,  yaitu  situasi  yang  seolah-olah  mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan menanggapi.
Penjual  yang  ditugaskan  untuk  melakukan  personal  selling  harus memenuhi  kriteria-kriteria  sebagai  berikut  Tjiptono  2008:  1  salesmanship
yaitu  memiliki  pengetahuan  tentang  produk  dan  menguasai  seni  menjual,  seperti cara  mendekati  pelanggan,  memberikan  presentasi  dan  demonstrasi,  mengatasi
penolakan  pelanggan,  dan  mendorong  pembelian;  2  negotiating  yaitu mempunyai  kemampuan  untuk  bernegosiasi  tentang  syarat-syarat  penjualan;  dan
3 relationship marketing yaitu membina dan memelihara hubungan baik dengan para
pelanggan. Berdasarkan
tugas dan
posisinya, Tjiptono
2008 mengklasifikasikan  penjual  dalam  personal  selling  menjadi  enam  macam  tipe
yaitu: 1 deliverer driver sales person yaitu penjual yang mengantar produk ke tempat  konsumen;  2  order  getter  yaitu  penjual  yang  mencari  pembeli  atau
mendatangi  pembeli  sifat  kerjanya  di  luar;  3  order  taker  yaitu  penjual  yang melayani pelanggan di dalam outlet yang sifat kerjanya di dalam; 4  missionary
sales  people  merchandiser,  retailer yaitu  penjual  yang  mendidik,  melatih  dan
membangun  goodwill  dengan  pelanggan  atau  calon  pelanggan;  5  technical specialist
technician yaitu penjual yang memiliki atau memberikan pengetahuan teknis  kepada  pelanggan;  dan  6  demand  creator  yaitu  penjual  yang  melakukan
kreativitas  yang  unik  dan  menarik  dalam  menjual  produk  guna  menciptakan permintaan pelanggan terhadap produk.
Kelebihan  personal  selling  antara  lain  operasinya  lebih  fleksibel  karena penjual  dapat  mengamati  reaksi  pelanggan  dan  menyesuaikan  pendekatannya,
usaha  yang  sia-sia  dapat  diminimalkan,  pelanggan  yang  berminat  biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka panjang dengan
pelanggannya. Sedangkan kelemahan metode ini diantaranya metode ini biasanya mahal  karena  membutuhkan  armada  penjual  yang  relatif  besar  dan  spesifikasi
penjual yang diinginkan perusahaan mungkin sulit dicari. Namun, personal selling tetaplah penting dan biasanya dipakai untuk mendukung metode promosi lainnya
Tjiptono 2008. Berdasarkan  uraian  tersebut,  dapat  disimpulkan  bahwa  penjualan  pribadi
merupakan  salah  satu  bentuk  promosi  yang  mengupayakan  pelayanan  maksimal terhadap  setiap  konsumen  sasaran  secara  individu  dalam  rangka  menciptakan
hubungan  kekerabatan  yang  lebih  dekat  antara  perusahaan  dan  pelanggannya sehingga  pelanggan  tidak  akan  sempat  berpikir  untuk  beralih  pada  produk  atau
perusahaan  pesaing  bahkan  cenderung  menjadi  tidak  peduli  dengan  aktivitas promosi  pesaing.  Meskipun  penjualan  pribadi  relatif  mahal,  loyalitas  dan
kepuasan  pelanggan  relatif  mampu  meningkatkan  penjualan  dan  keuntungan karena  pelanggan  tersebut  cenderung  akan  memotivasi  rekannya  untuk  ikut
mengkonsumsi  produk  perusahaan  dengan  menonjolkan  keunggulan  produk  dan perusahaan serta menceritakan pengalamannya selama mengkonsumsi produk.
3.1.4.  Evaluasi Aktivitas Promosi Susu Kuda Organik Asambugar