Menurut Tjiptono 2008, terdapat tiga unsur pokok komunikasi pemasaran yaitu pelaku komunikasi, media komunikasi, dan proses komunikasi.
Pelaku komunikasi terdiri dari pengirim sender atau komunikator yang menyampaikan pesan dari penerima receiver atau komunikan pesan. Dalam hal
ini, komunikatornya adalah produsenperusahaan, sedangkan komunikannya adalah khalayak pasar pribadi, pasar organisasi, masyarakat umum. Media
komunikasi pemasaran yang digunakan adalah gagasan materi pokok pengirim, pesan message, media pembawa pesan komunikasi, response reaksi
pemahaman pesan oleh penerima, feedback umpan balik, gangguannoise hambatan dalam penyampaian pesan. Proses komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan dari pengirim ke penerima maupun pengiriman kembali respon dari penerima ke pengirim yang memerlukan dua kegiatan yaitu
encoding fungsi mengirim dan decoding fungsi menerima. Ketiga unsur pokok
tersebut menjadi unsur penting dalam pelaksanaan bauran promosi produk dari suatu perusahaan.
Jadi, komunikasi pemasaran merupakan aktivitas pengiriman pesan pemasaran marketing message dari pemasar sender kepada konsumen sasaran
receiver; dengan menyeleksi, memilih, dan menggunakan media tertentu ditinjau dari aspek biaya dan kesesuaiannya dalam upaya mendapatkan response
dan feedback dari receiver, serta mengantisipasi dan menghadapi gangguannoise yang mungkin terjadi selama pengiriman message tersebut berlangsung.
3.1.3. Definisi Promosi dan Jenis - Jenis Bauran Promosi
Dalam upaya merumuskan dan menganalisis strategi promosi, penting untuk mengetahui definisi promosi dan jenis-jenis bauran promosi. Kedua hal
tersebut dijelaskan sebagai berikut.
3.1.3.1. Definisi Promosi
Definisi promosi menurut Kotler dan Andreasan 1995 adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menyampaikan manfaat dari
produknya, serta membujuk dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Bauran promosi merupakan penentu keberhasilan suatu
strategi pemasaran; selain bauran produk, bauran harga, dan bauran distribusi.
Betapa pun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka,
maka mereka tidak akan pernah membelinya. Tjiptono 2008 menyatakan bahwa promosi sangat penting untuk mendukung kegiatan pemasaran karena promosi
bertujuan untuk
menginformasikan, mempengaruhi,
membujuk, serta
mengingatkan pelanggan sasaran tentang produk dan perusahaan. Jadi promosi dapat didefinisikan sebagai salah satu aktivitas pemasaran
yang memperkenalkan dan menginformasikan keberadaan produk dan perusahaan kepada konsumen sasaran; serta mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan
mereka akan produk dan perusahaan tersebut. Selain itu dalam pelaksanaannya, bauran promosi berkaitan erat dengan pelaksanaan bauran pemasaran lainnya
seperti bauran produk, bauran harga, dan bauran tempatdistribusi.
3.1.3.2. Jenis - Jenis Bauran Promosi
Menurut Tjiptono 2008 terdapat lima jenis bauran promosi yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran
langsung, dan penjualan pribadi. Berikut penjelasan dari masing-masing bauran promosi tersebut.
1 Periklanan Advertising Kebutuhan akan adanya periklanan berkembang seiring dengan
pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan kota-kota yang dipenuhi oleh banyak toko, restoran, dan pusat-pusat perdagangan besar. Hal lain yang turut
mempengaruhi perkembangan periklanan adalah tumbuhnya pola-pola produksi secara massal di berbagai pabrik, terbukanya jaringan komunikasi darat dalam
bentuk jalan raya dan rel-rel kereta api yang mengalirkan berbagai barang dari satu tempat ke tempat lain, serta terbitnya surat-surat kabar populer yang menjadi
tempat menarik untuk memasang iklan Jefkins 1997. Menurut Jefkins 1997, iklan adalah pesan penjualan produk barang atau
jasa yang bersifat persuasif dan terarah kepada calon pembeli yang paling potensial dengan biaya yang serendah mungkin, sedangkan periklanan adalah
proses komunikasi yang membawa konsumen ke informasi penting iklan yang memang perlu mereka ketahui. Periklanan meliputi cara menjual melalui
penyebaran informasi yang perlu dikemukakan karena tidak semua informasi merupakan iklan. Selain itu, periklanan pada umumnya bertujuan untuk mengubah
atau mempengaruhi sikap-sikap konsumen; sedangkan periklanan yang komersial bertujuan untuk membujuk konsumen untuk membeli produk perusahaan bukan
produk pesaing, serta mempromosikan produk perusahaan agar konsumen berminat membeli untuk untuk seterusnya asumsi bahwa konsumen tidak akan
sekaligus membeli produk perusahaan dan produk pesaing. Sementara menurut Tjiptono 2008, iklan adalah komunikasi tidak
langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan
yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian; sedangkan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan iklan. Selain itu, iklan memiliki empat fungsi utama yaitu menginformasikan kepada konsumen mengenai seluk beluk produk
informative, mempengaruhi
konsumen untuk
membeli persuading,
menyegarkan informasi yang telah diterima konsumen reminding, dan menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu konsumen menerima dan
mencerna informasi entertainment. Sedangkan sifat-sifat iklan meliputi public presentation
memungkinkan setiap orang menerima pesan iklan yang sama, pervasiveness
pesan iklan yang sama diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi, amplified expressiveness iklan mampu mendramatisasi
perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan konsumen, dan impersonality iklan tidak memaksa
konsumen untuk memperhatikan dan menanggapinya karena merupakan komunikasi monolog atau komunikasi satu arah.
Dalam periklanan penting menerapkan prinsip-prinsip VIPS yang terdiri dari visibilitas, identitas, janji promise, dan pikiran yang terarah
singlemindedness. Sebuah iklan harus visible yaitu mudah dilihat atau mudah menarik perhatian. Identitas pengiklan, serta produk barang dan jasanya harus
dibuat sejelas mungkin dan tidak tertutup oleh pernak-pernik hiasan atau rancangan yang serampangan. Janji perusahaan kepada konsumen juga harus
dibuat sejelas mungkin. Untuk mencapai semua hal tersebut, maka kegiatan
periklanan harus berkonsentrasi sepenuhnya pada tujuan utama, dan tidak terpancing untuk mengemukakan hal-hal yang sesungguhnya tidak perlu Jefkins
1997. Klasifikasi iklan menurut Jefkins 1997 yaitu iklan lini atas above the
line dan iklan lini bawah below the line. Iklan lini atas adalah iklan yang
mengharuskan adanya komisi, misalnya dengan memanfaatkan biro iklan. Media iklan lini atas berupa media pers surat kabar, majalah, jurnal, dan buku tahunan,
radio, televisi, televisi alternatif televisi kabel, televisi satelit, video cassette recorder
, video games; bioskop; serta media iklan luar ruang dan iklan transportasi poster-poster di tempat pemberhentian alat transportasi maupun pada
alat transportasi itu sendiri. Sementara iklan lini bawah merupakan iklan yang tidak menggunakan
pembayaran komisi. Media iklan lini bawah berupa literatur penjualan leaflet, folder
, brosur, broadsheet, katalog, jadwal perjalanan atau timetable, kartu pos bergambar, peralatan tulis menulis, sisipan atau stuffer, agenda, catatan nomor
telepon, kartu jaminan, kartu-kartu garansi, daftar harga dan formulir pemesanan, serta formulir sayembara; benda-benda pajangan di tempat penjualan alat peraga
bergerak, poster, stiker, contoh kemasan, produk sisa, stand kasa, jam dinding, maskottokoh iklan, pajangan berlampu; media iklan di udara seruan melalui
udara, proyeksi iklan di langit dengan sinar laser, pesawat, balon udara, atau balon bercahaya; kalender bergambar, gulung, kalender caturwulan; tas-tas iklan;
iklan tubuh kaos, topi; bendera; media iklan buku; dan lencana Jefkins 1997. Jefkins 1997 mengemukakan bahwa dalam upaya menciptakan iklan dan
pemilihan media yang terbaik, maka beberapa tindakan penting yang perlu diperhatikan sebelum iklan diterbitkan antara lain 1 meneliti pasar, produk,
nama atau merek, harga dan pengemasan, melalui kelompok diskusi yang anggotanya dinilai mewakili seluruh konsumen sasaran sehingga hasil diskusi
diharapkan dapat menunjukkan contoh iklan yang paling menarik minat seluruh konsumen, kemudian dilakukan uji contoh iklan di beberapa media dan
menemukan kelemahan dan kekuatan iklan misalnya dengan menyeleksi dan mewawancarai pembaca koran yang membaca dan melihat iklan dimana mereka
dapat mewakili seluruh pembaca yang mencermati iklan; 2 meneliti survei-
survei yang berhubungan dengan apa, bagaimana, mengapa, dan dimana para konsumen membeli untuk menemukan motif-motif pembelian yang tersembunyi;
3 meneliti pergerakan stok persediaan barang untuk mengidentifikasi pengaruh iklan terhadap penjualan produk.
Selama iklan diterbitkan, pemasar dapat mengetahui efektifitas iklan dalam mempengaruhi penjualan produk yaitu dengan cara 1 membagi biaya ruang di
media dengan jumlah masuknya pertanyaan sehingga langsung dapat diketahui biaya setiap pengulangan iklan dan hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan
angka biaya periklanan yang mengiringi setiap perubahan dalam penjualan; 2 mengukur dan membandingkan data tentang jumlah penerimaan respon atau
pesanan baru atas produk pada saat sebelum dan setelah iklan diterbitkan; dan 3 menganalisis informasi penjualan produk dari laporan audit berlangganan
perusahaan yang dibuat oleh agen penjualan pada saat sebelum dan setelah iklan diterbitkan. Informasi yang diperoleh dari laporan audit agen penjual dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan sebuah grafik efek iklan selama masa peredarannya. Berdasarkan data tersebut, perusahaan dapat menyusun target
penjualannya seperti memperkirakan persentase peningkatan total penjualan dan perluasan pangsa pasar yang dapat dicapai oleh produk yang diiklankan,
dibandingkan merek pesaing Jefkins 1997. Kotler 1983 mengukur pengaruh iklan terhadap penjualan berdasarkan
pendekatan sejarah dan percobaan periklanan. Berdasarkan pendekatan sejarah, anggaran iklan dan hasil penjualan di masa lalu dibandingkan dengan anggaran
iklan dan hasil penjualan saat ini. Percobaan periklanan dilakukan untuk memperkirakan fungsi-fungsi reaksi penjualan untuk berbagai segmen pasar dan
wilayah-wilayah penjualan dalam mempengaruhi biaya iklan, misalnya dengan membagi suatu wilayah dengan space iklan yang berbeda. Hasil dari percobaan
iklan biasanya menunjukkan bahwa tingkat pengeluaran iklan yang paling tinggi pada space iklan yang paling banyak berdampak pada peningkatan penjualan
dengan kecepatan yang berkurang Kotler 1983. Menurut Jefkins 1997, dampak dari iklan bukanlah hal yang konstan.
Setelah iklan selesai dilaksanakan, dampaknya cepat atau lambat akan mengalami kemunduran karena setiap harinya konsumen sasaran dihadapkan pada begitu
banyak iklan sehingga mereka tidak dapat diharapkan untuk mengingat sebuah iklan secara permanen. Kondisi tersebut mendukung pemasar untuk
mempertahankan pemasangan iklan dalam jangka waktu relatif lama. Namun perlu disadari bahwa iklan tidak mungkin diterbitkan terlalu lama karena iklan
yang sama diulang secara terus menerus akan mencapai tingkat kejenuhan dan berakibat pada penurunan popularitas produk. Untuk itu, pemasar dituntut untuk
menentukan waktu yang tepat untuk menyiarkan iklan demi mencapai dampak maksimal dan sejauh mungkin memperlambat penurunan dampak tersebut. Dalam
mengefektifkan biaya periklanan, pemasar dapat memilih teknik menyiarkan iklan seperti teknik tetesan disiarkan sedikit demi sedikit dalam waktu lama atau
teknik ledakan disiarkan secara mendadak dan besar-besaran. Dari keseluruhan uraian mengenai periklanan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa periklanan adalah salah satu bentuk promosi yang menggunakan komunikasi satu arah sehingga harus visible menarik perhatian
dan bersifat persuasif melalui pemilihan waktu, media, teknik penerbitan dan tampilan iklan yang tepat; dengan memperhatikan kesesuaian iklan ditinjau dari
segi biaya pemasangan iklan, serta karakteristik dan motif-motif pembelian dari konsumen sasaran. Peningkatan penjualan mungkin saja terjadi bukan karena
iklan tetapi adanya promosi penjualan seperti penawaran produk secara gratis, yang dilaksanakan dalam waktu bersamaan.
2 Promosi Penjualan Sales Promotion Promosi penjualan memiliki kesamaan dengan periklanan yaitu berdampak
pada rentang waktu jangka pendek dimana penjualan hanya meningkat selama kegiatan promosi penjualan atau periklanan berlangsung. Namun promosi
penjualan menghasilkan tanggapan yang lebih cepat daripada iklan Tjiptono 2008. Selain itu, dibandingkan dengan iklan, promosi penjualan merupakan suatu
bentuk komunikasi pemasaran yang sifatnya lebih personal Jefkins 1992. Tjiptono 2008 mendefinisikan promosi penjualan sebagai bentuk
persuasi langsung yang diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera danatau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Sementara Jefkins
1997 mengemukakan bahwa promosi penjualan terdiri atas langkah-langkah jangka pendek yang biasanya dilakukan saat penjualan berlangsung untuk
memperkenalkan produk baru, ataupun mempertahankan dan mempertinggi volume penjualan. Perkembangan promosi penjualan yang pesat disebabkan oleh:
a. hasrat pemasang iklan untuk menemukan bentuk-bentuk promosi yang lebih
hemat biaya karena mahalnya media iklan misalnya televisi yang meningkat jauh lebih pesat daripada laju inflasi;
b. meningkatnya kebutuhan untuk mendongkrak penjualan, baik untuk meraih
cashflow yang memuaskan para pengecer maupun untuk menyerap output
produksi pabrik yang bervolume tinggi; c.
promosi penjualan dilakukan lebih langsung dan lebih bersifat personal sehingga dalam pelaksanaannya, pihak perusahaanpabrik dan para pedagang
pengecer dituntut untuk saling membantu yang menjadikan lebih akrab; d.
dalam promosi penjualan biasanya terdapat unsur permainan dan hiburan yang dapat dinikmati oleh para pembeli; dan
e. promosi penjualan dapat lebih merangsang seseorang untuk membeli atau
mencoba produk, khususnya produk berunit kecil dan harganya relatif murah; Menurut Tjiptono 2008, melalui promosi penjualan, perusahaan dapat
menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi
pesaing, meningkatkan impulse buying pembelian tanpa rencana sebelumnya, atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan pengecer. Selain itu, sifat-
sifat promosi penjualan antara lain komunikasi mampu menarik perhatian dan memberi informasi yang memperkenalkan produk kepada pelanggan, insentif
memberi keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan, dan invitation
atau undangan mengundang konsumen untuk membeli saat itu juga. Aneka kegiatan promosi penjualan menurut Jefkins 1997 antara lain undian
tanpa syarat dan sayembara; penawaran harga cuci gudang; penawaran hadiah lewat pos; hadiah dalam kemasan; kartu-kartu bergambar; kupon-kupon
berhadiah; hadiah uang tunai; pencocokan potongan kupon; voucher potongan harga; produk ukuran jumbo atau ganda; produk gabungan; kemasan-kemasan
bertanda khusus; demonstrasi penggunaan produk di dalam toko; permainan yang bersifat promosi; dan menawarkan harga promo untuk produk baru.
Jefkins 1997 mengemukakan bahwa kegagalan promosi penjualan biasanya diakibatkan oleh 1 habisnya persediaan karena besarnya permintaan
yang melebihi perkiraan; 2 pengiriman barang yang tertunda atau diantar terlalu lama; 3 cacatnya barang-barang yang diterima konsumen; dan 4 pengumuman
pemenang yang tidak efisien dalam undian berhadiah. Keterampilan utama yang paling diperlukan dalam menjalankan promosi penjualan adalah kemampuan
untuk memperkirakan permintaan yang akan terjadi. Jika permintaan aktual lebih tinggi dari perkiraan sehingga persediaan tidak mendukung, reputasi perusahaan
bisa terancam. Jika perkiraan permintaan lebih tinggi dari permintaan aktual sehingga banyak stock yang tidak terjual, perusahaan bisa mengalami kerugian.
Jika promosi periklanan dilakukan melalui media cetak, maka daya jangkau media tersebut terhadap pembaca yang menjadi konsumen sasaran juga harus
diperhitungkan. Kegiatan promosi penjualan dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan
kehumasan karena dalam pelaksanaannya terkandung aspek kehumasan seperti sambutan baik dari konsumen sasaran terhadap penawaran potongan harga,
penawaran harga khusus yang bisa dinikmati oleh konsumen sasaran, dan para pembeli terhibur dengan mengikuti undian berhadiah. Namun promosi penjualan
dan humas jelas tidak bisa disamakan meskipun promosi penjualan mampu membawa dampak positif seperti yang dihasilkan humas, yakni semakin dekatnya
produsen dengan konsumennya. Perbedaaannya adalah humas harus mampu merebut kepercayaan konsumen agar bersedia menerima produk dan perusahaan
Jefkins 1997. Berdasarkan seluruh uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa promosi
penjualan adalah salah satu bentuk promosi yang dapat merangsang konsumen sasaran dalam mengambil keputusan pembelian secara cepat ataupun membeli
lebih banyak sehingga meningkatkan penjualan dimana dampak tersebut biasanya hanya berlaku dalam jangka waktu relatif pendek. Selain itu, meskipun promosi
penjualan mampu memberi dampak positif seperti humas, promosi penjualan memiliki batas waktu dalam pelaksanaannya karena jika dilakukan terus menerus,
konsumen sasaran dapat meragukan kualitas produk. Sementara humas harus dilakukan secara terus menerus dalam waktu jangka panjang dalam rangka
menciptakan kredibilitas produk dan perusahaan dalam benak konsumen sasaran agar mereka bersedia menerima produk dan perusahaan.
3 Hubungan Masyarakat dan Publisitas Public Relations Humas dan publisitas memang lebih banyak dibaca dan dipercayai
daripada periklanan. Selain itu, humas dan publisitas yang dikombinasikan dengan promosi penjualan akan berdampak potensial pada penjualan dan keuntungan
yang besar Kotler 1983. Public Relation News
dalam Cutlip et al 2005 mendefinisikan hubungan masyarakat sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap konsumen,
mengenali perilaku organisasi dalam menanggapi kepentingan konsumen, dan merencanakan serta melaksanakan program-program untuk mendapatkan
pengertian dan penerimaan konsumen. Pada intinya, humas senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui
kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak yakni perubahan ke arah yang diharapkan. PR adalah bentuk komunikasi yang berlaku
terhadap semua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial maupun non komersial, di sektor publikpemerintah maupun privatswasta Jefkins 1992.
Menurut Effendy 1992, ciri-ciri humas yakni: a.
humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik;
b. humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh
manajemen suatu organisasi; c.
publik yang menjadi sasaran kegiatan humas adalah publik internal karyawan perusahaan dan pemegang saham dan publik eksternal pelanggan, komunitas,
pemerintah dan media massa; d.
operasionalisasi humas adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik
yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik. Menurut Anggoro 2002, manfaat humas antara lain membangun
kesadaran produk brand awareness, membangun pengetahuan produk brand knowledge
, mengembangkan loyalitas merek, mencitrakan kredibilitas, sebagai pelopor penjualan dan meningkatkan efektivitas promosi lainnya seperti iklan,
serta mendidik konsumen dan masyarakat mengenai manfaat produk atau jasa yang ditawarkan. Humas juga membantu pemasaran dalam memotivasi para
tenaga penjual, distributor dan pengecer. Menurut Jefkins 1992, humas bukan salah satu bentuk periklanan.
Humas menyangkut seluruh komunikasi yang berlangsung pada suatu organisasi, sedangkan periklanan terbatas hanya pada bidang atau fungsi pemasaran yang
berkaitan dengan penjualan dan pembelian. Jika berita mengenai suatu perusahaan atau lembaga muncul di halaman depan atau kolom editorial suatu surat kabar,
nilainya tidak dapat dihitung hanya berdasarkan tarif iklan per kolom. Iklan tidak dilakukan oleh semua organisasi tetapi semua organisasi tidak dapat lepas dari
kehumasan. Namun dalam prakteknya terkadang humas memang menggunakan iklan sebagai alatnya karena humas berfungsi menunjang pendidikan pasar
market education dengan menjadikan masyarakat mengetahui keberadaan serta kegunaan produk perusahaan, dan hal ini sangat menentukan keberhasilan upaya-
upaya periklanan yang dijalankan oleh perusahaan. Menurut Jefkins 1992, humas berbeda dengan publisitas meskipun
keduanya saling berkaitan erat. Pada dasarnya humas berfokus pada perilaku seseorang, suatu organisasi, suatu perusahaan, dan suatu produk; sedangkan hasil
dari perilaku tersebut terkait erat secara timbal balik dengan baik-buruknya publisitas. Namun meski berbeda, humas dan publisitas seringkali masih
disamakan karena keduanya saling mempengaruhi dan dalam aplikasinya cenderung sulit dipisahkan.
Aktivitas humas menurut Cutlip 2005 diantaranya publikasi, press agency
, manajemen isu, dan lobi. Publikasi meliputi informasi dari sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu mempunyai nilai berita. Publikasi
merupakan metode penempatan pesan di media yang tidak dikendalikan karena sumber tidak membayar media itu untuk penempatannya. Press agency yakni
agen pers yang menciptakan cerita dan peristiwa yang layak diberitakan untuk menarik perhatian media dan mendapatkan perhatian publik. Manajemen isu yaitu
proses mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi dan merespon isu-isu yang mempengaruhi hubungan organisasi dengan publiknya. Lobi merupakan bagian
khusus dari humas yang membangun dan memelihara hubungan dengan pemerintah dan lembaga lainnya yang berkaitan dengan perusahaan.
Menurut Jefkins 1992, penerapan riset pemasaran mampu mendukung aktivitas humas. Media-media humas yang pokok meliputi media pers press,
audio visual slide, kaset video, dan film dokumenter, radio, televisi, penerbitan buku khusus sponsored books, pesan-pesan lisan spoken word, pemberian
sponsor sponsorship, jurnal organisasi house journals, ciri khas dan identitas perusahaan, serta pameran exhibition. Pameran exhibition merupakan sarana
yang efektif untuk menyebarkan suatu pesan karena bersifat informatif dan persuasif. Berdasarkan pendapat Jack Dove, seorang ahli Audio-Visual Aid
AVA, konsumen akan memperoleh pengetahuan dari pameran lebih dari 90 persen karena pameran mampu menyajikan pengetahuan yang dapat diserap
dengan hampir semua indera Effendy 1992. Effendy 1992 mengemukakan bahwa pameran yang efektif disebabkan
oleh pengunjung dapat menyaksikan peragaan proses benda tertentu, dapat bertanya sepuas hatinya, bahkan untuk benda-benda tertentu dapat mencobanya.
Oleh karena itu, banyak lembaga atau perusahaan yang memanfaatkan pameran dalam rangka upaya mempromosikan produk atau jasanya. Klasifikasi pameran
berdasarkan lingkup geografisnya yaitu pameran lokal, pameran nasional, dan pameran internasional.
Karakteristik pameran antara lain mudah menarik perhatian, banyak memakan waktu, pertemuan tatap muka, demonstrasi dan pembagian contoh
produk sample, serta suasana akrab dalam pameran Jefkins 1992. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk membuat pameran menarik yaitu menciptakan bentuk
istimewa, memberi warna kontras, menyajikan suara keras, menciptakan alat bergerak, dan menyebarkan wangi-wangian. Pengunjung yang mendatangi suatu
pameran tidak mudah diperkirakan jumlah dan bobotnya karena dipengaruhi oleh jenis pameran itu sendiri Effendy 1992.
Jefkins 1992 mengemukakan cara-cara mengukur keberhasilan humas dan publisitas dalam mempengaruhi penjualan produk yaitu 1 berdasarkan
tingkat liputan, dengan membandingkan jumlah liputan dengan perubahan nilai penjualan pada saat sebelum dan setelah humas berlangsung; 2 berdasarkan data
statistik dan jumlah penduduk, dengan mengkaji volume liputan media, jumlah pembaca dan kualitasnya, dan bobot penekanan dalam menyampaikan pesan
seperti nada acuh tak acuh, penuh permusuhan, simpatik, atau netral; 3 berdasarkan sumber, dengan menetapkan bobot atau nilai pada setiap media
yang meliput produk ataupun perusahaan untuk mengetahui total nilai untuk setiap pesan humas yang disampaikan melalui masing-masing media dimana
media dengan bobot tertinggi yang paling efektif; 4 berdasarkan pengumpulan pendapat, dengan mewawancarai sejumlah sampel dari populasi konsumen
sasaran yang relevan pada interval waktu tertentu misalnya enam bulan sekali untuk diukur perubahan pendapat dan tingkat kesadaran mereka terhadap aktivitas
humas dan publisitas, kemudian dibandingkan antara target dan kondisi aktual dimana jika kondisi aktual kurang dari target maka humas kurang berhasil,
sehingga suatu program humas dan publisitas hendaknya dibagi dalam beberapa interval yang cukup banyak agar kegagalan yang terjadi di interval sebelumnya
dapat langsung dideteksi dan hasil interval selanjutnya dapat diusahakan menjadi lebih baik; serta 5 berdasarkan umpan balik statistik secara langsung, dengan
mengidentifikasi apakah tingkat penjualan telah menjadi lebih baik dengan dilancarkan program humas dan publisitas misalnya dengan mengukur efektivitas
humas berdasarkan jumlah pelanggan baru. Dari keseluruhan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa humas adalah
salah satu bentuk promosi yang berdampak jangka panjang dengan menyeimbangkan kepentingan perusahaan dengan kepentingan konsumen sasaran
sehingga membentuk pengertian dan hubungan baik antara kedua belah pihak sekaligus mengupayakan penciptaan citra positif produk dan perusahaan dalam
benak konsumen sasaran. Publisitas merupakan hasil dari aktivitas humas yang berupaya menjadikan produk dan perusahaan memiliki nilai berita guna menarik
minat pers untuk secara sukarela meliput produk dan perusahaan sehingga mampu menekan biaya promosi produk dan perusahaan sekaligus meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap produk dan perusahaan. Meskipun humas dan publisitas tidak secara langsung menawarkan produk seperti dalam pemasaran
langsung, aktivitas humas dan publisitas dapat merangsang pembelian dan memperkuat positioning produk maupun perusahaan dalam benak konsumen
sasaran sehingga mampu mewujudkan hasil akhirnya yaitu meningkatkan penjualan dan keuntungan.
4 Pemasaran Langsung Direct Marketing Direct marketing
adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon
danatau transaksi di sembarang lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar
pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan Tjiptono 2008. Tjiptono 2008 mengidentifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan
perkembangan direct marketing antara lain: 1 terjadinya pengecilan pasar, dimana semakin banyak ceruk pasar market niche dengan kebutuhan serta
pilihan yang sangat individual; 2 berkembangnya sarana komunikasi yang mempermudah kontak dan transaksi dengan pasar melalui telepon atau surat; 3
banyaknya wanita yang bekerja sehingga semakin berkurang waktu mereka untuk berbelanja; 4 panjangnya antrian di kasir sehingga konsumen harus sabar
menunggu sekian lama baru dilayani padahal waktu mereka sangat terbatas; serta 5 meningkatnya biaya transportasi, lalu lintas yang semakin padat, dan sulitnya
mencari tempat parkir menyebabkan orang malas berbelanja di toko-toko atau supermarket.
Pemasaran langsung memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pemasaran langsung bagi konsumen yaitu penghematan waktu dalam berbelanja
dan dapat berbelanja secara rahasia; sedangkan bagi penjual yaitu dapat memilih calon pembeli secara selektif, menjalin hubungan jangka panjang dengan
pelanggannya, dan memperoleh peluang baru yang menguntungkan. Kelemahan pemasaran langsung diantaranya orang dapat merasa terganggu privasinya karena
penjualan yang agresif, timbulnya citra buruk bagi industri bila ada salah satu direct marketer
yang menipu pelanggannya, dan terkadang ada direct marketer yang memanfaatkan atau mengeksploitasi pembeli yang kurang mengerti
teknologi Tjiptono 2008. Jefkins 1992 mengidentifikasi berbagai bentuk kegiatan pemasaran langsung antara lain penjualan katalog dan penjualan lewat
katalog; klub-klub pembeli; televisi; penjualan lewat telepon; dan pelayanan telemarketing
.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemasaran langsung merupakan salah satu bentuk promosi yang menawarkan produk secara langsung kepada setiap individu
dari seluruh konsumen sasaran potensial melalui media-media telekomunikasi sehingga kesepakatan untuk bertransaksi pun dimungkinkan terjadi melalui media
tersebut telepon atau internet bahkan pembayaran pun dapat dilakukan melalui transfer ke rekening perusahaan misalnya dengan menggunakan fasilitas ATM
mobile yang tersedia dalam layanan telepon selular dan internet saat ini. Namun
aktivitas pemasaran langsung dapat mengarah pada terganggunya privasi konsumen sasaran dengan aktivitas pemasaran langsung yang terlalu gencar
sehingga pemasar perlu memperhatikan perubahan sikap konsumen sasaran selama aktivitas direct marketing berlangsung.
5 Penjualan Secara Pribadi Personal Selling Penjualan secara pribadi merupakan komunikasi langsung tatap muka
antara penjual dan pelanggan untuk memperkenalkan dan menawarkan suatu produk kepada pelanggan, serta membentuk pemahaman pelanggan terhadap
produk sehingga pelanggan berminat untuk mencoba dan membelinya Tjiptono 2008. Menurut Tjiptono 2008, personal selling memiliki sifat-sifat seperti
personal confrontation , cultivation, dan response. Personal confrontation, yaitu
adanya hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara dua orang atau lebih. Cultivation
, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan
yang lebih akrab. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan menanggapi.
Penjual yang ditugaskan untuk melakukan personal selling harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut Tjiptono 2008: 1 salesmanship
yaitu memiliki pengetahuan tentang produk dan menguasai seni menjual, seperti cara mendekati pelanggan, memberikan presentasi dan demonstrasi, mengatasi
penolakan pelanggan, dan mendorong pembelian; 2 negotiating yaitu mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi tentang syarat-syarat penjualan; dan
3 relationship marketing yaitu membina dan memelihara hubungan baik dengan para
pelanggan. Berdasarkan
tugas dan
posisinya, Tjiptono
2008 mengklasifikasikan penjual dalam personal selling menjadi enam macam tipe
yaitu: 1 deliverer driver sales person yaitu penjual yang mengantar produk ke tempat konsumen; 2 order getter yaitu penjual yang mencari pembeli atau
mendatangi pembeli sifat kerjanya di luar; 3 order taker yaitu penjual yang melayani pelanggan di dalam outlet yang sifat kerjanya di dalam; 4 missionary
sales people merchandiser, retailer yaitu penjual yang mendidik, melatih dan
membangun goodwill dengan pelanggan atau calon pelanggan; 5 technical specialist
technician yaitu penjual yang memiliki atau memberikan pengetahuan teknis kepada pelanggan; dan 6 demand creator yaitu penjual yang melakukan
kreativitas yang unik dan menarik dalam menjual produk guna menciptakan permintaan pelanggan terhadap produk.
Kelebihan personal selling antara lain operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan pendekatannya,
usaha yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan yang berminat biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka panjang dengan
pelanggannya. Sedangkan kelemahan metode ini diantaranya metode ini biasanya mahal karena membutuhkan armada penjual yang relatif besar dan spesifikasi
penjual yang diinginkan perusahaan mungkin sulit dicari. Namun, personal selling tetaplah penting dan biasanya dipakai untuk mendukung metode promosi lainnya
Tjiptono 2008. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penjualan pribadi
merupakan salah satu bentuk promosi yang mengupayakan pelayanan maksimal terhadap setiap konsumen sasaran secara individu dalam rangka menciptakan
hubungan kekerabatan yang lebih dekat antara perusahaan dan pelanggannya sehingga pelanggan tidak akan sempat berpikir untuk beralih pada produk atau
perusahaan pesaing bahkan cenderung menjadi tidak peduli dengan aktivitas promosi pesaing. Meskipun penjualan pribadi relatif mahal, loyalitas dan
kepuasan pelanggan relatif mampu meningkatkan penjualan dan keuntungan karena pelanggan tersebut cenderung akan memotivasi rekannya untuk ikut
mengkonsumsi produk perusahaan dengan menonjolkan keunggulan produk dan perusahaan serta menceritakan pengalamannya selama mengkonsumsi produk.
3.1.4. Evaluasi Aktivitas Promosi Susu Kuda Organik Asambugar