Syavriani 2009. Faktor pesaing dan faktor daur hidup produk juga mempengaruhi penentuan strategi promosi dalam penelitian Subangkit 2009 dan
Syavriani 2009. Selain itu, faktor bauran pemasaran selain promosi pun dapat mempengaruhi strategi promosi dalam penelitian Simorangkir 2009.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan, terdapat beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi penetapan strategi promosi perusahaan,
diantaranya faktor manajemen perusahaan secara umum yang terdapat dalam penelitian Subangkit 2009; faktor manajemen produksi yang terdapat dalam
penelitian Simorangkir 2009; faktor perusahaan yang terdapat dalam penelitian Simorangkir 2009 dan Subangkit 2009; faktor sumberdaya manusia yang
terdapat dalam penelitian Simorangkir 2009; serta faktor distribusi produk, faktor teknologi, dan faktor lembaga pendukung yang terdapat dalam penelitian
Simorangkir 2009. Menurut penelitian Subangkit 2009 dan Syavriani 2009, faktor
karakteristik produk menjadi faktor yang paling berpengaruh karena perusahaannya cenderung mengandalkan mutu produk yang dinilai lebih mampu
menarik minat konsumen sasarannya. Sedangkan Simorangkir 2009 menetapkan faktor dana sebagai prioritas pertama karena dana yang tersedia sangat terbatas
dan berpotensi menjadi kendala bagi perusahaannya dalam menjalankan aktivitas promosinya.
Selama penelitian berlangsung, penulis mengidentifikasikan beberapa faktor yang mempengaruhi penetapan prioritas strategi promosi produk susu kuda
organik Asambugar yaitu faktor tujuan promosi, faktor perusahaan, faktor karakteristik produk, faktor perusahaan pesaing, faktor konsumen, faktor dana
promosi, faktor distribusi, faktor lembaga pendukung, faktor karakteristik pasar, faktor manajemen produksi, dan faktor sumberdaya manusia.
2.1.3. Subfaktor-Subfaktor yang Dipertimbangkan dalam Merumuskan Alternatif Strategi Promosi
Beberapa subfaktor dari faktor tujuan promosi seperti menginformasikan keberadaan produk, meningkatkan penjualan, memperluas pangsa pasar, dan
menghadapi pesaing; terdapat dalam penelitian Simorangkir 2009, Subangkit 2009, dan Syavriani 2009. Subfaktor lainnya seperti mengingatkan produk
kepada konsumen, terdapat dalam penelitian Simorangkir 2009 dan Syavriani 2009. Subfaktor meningkatkan image perusahaan juga merupakan subfaktor dari
faktor tujuan promosi yang terdapat dalam penelitian Subangkit 2009. Menurut penelitian Syavriani 2009 dan Subangkit 2009, subfaktor
menginformasikan keberadaan produk menjadi prioritas pertama karena produk Natural Handmade Soap
cenderung termasuk produk baru, sedangkan Restoran Gurih 7 menghasilkan menu andalan yang penting untuk diinformasikan kepada
konsumen sasarannya melalui aktivitas promosinya. Penelitian Simorangkir 2009 menunjukkan bahwa subfaktor meningkatkan penjualan menjadi prioritas
pertama karena perusahaannya berharap dapat membujuk konsumen sasaran agar memilih merek Curma sebagai produk minuman kesehatannya.
Subfaktor dari faktor anggaran seperti sale besarnya dana promosi produk yang disediakan berdasarkan penjualan tahun sebelumnya dan cash besarnya
dana promosi produk berdasarkan keadaan perputaran kas perusahaan; terdapat dalam penelitian Subangkit 2009 dan Simorangkir 2009. Subfaktor lainnya
yaitu penetapan dana dan sumber dana, terdapat dalam penelitian Simorangkir 2009.
Subfaktor sumber dana menjadi prioritas utama dalam penelitian Simorangkir 2009 karena sumber dana yang digunakan berasal dari perputaran
kas dan penjualan produk sebelumnya sehingga menyebabkan keterbatasan pengalokasian dana untuk melaksanakan aktivitas promosi produk Curma. Hasil
penelitian Syavriani 2009 menunjukkan bahwa subfaktor perputaran kas menjadi prioritas karena anggaran yang disediakan bergantung pada kemampuan
perusahaan, serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi Restoran Gurih 7 saat penelitian tersebut berlangsung. Hasil penelitian Subangkit 2009 juga sama
dengan Syavriani 2009 karena perusahaannya berpendapat bahwa kegiatan promosi yang dilakukan merupakan salah satu bentuk investasi, yang hasilnya
akan dapat dirasakan pada masa yang akan datang. Beberapa subfaktor dari faktor karakteristik produk seperti sifat produk
dan mutu produk terdapat dalam penelitian Subangkit 2009 dan Simorangkir 2009. Subfaktor lainnya seperti harga produk terdapat dalam penelitian
Simorangkir 2009. Selain itu, subfaktor kemasan produk juga merupakan
subfaktor dari faktor karakteristik produk, yang terdapat dalam penelitian Subangkit 2009.
Syavriani 2009 dan Subangkit 2009 menetapkan subfaktor mutu produk sebagai prioritas pertama karena perusahaan sebaiknya menonjolkan
segala kelebihan yang dimilikinya dengan tujuan agar konsumen tertarik untuk mengkonsumsi produknya seperti Natural Handmade Soap yang mengandung
bahan alami berbeda dengan sabun biasa yang masih banyak menggunakan campuran bahan kimia dan Restoran Gurih 7 dengan menu andalannya.
Subfaktor dari faktor karakteristik pasar seperti segmen pasar terdapat dalam penelitian Simorangkir 2009, Subangkit 2009, dan Syavriani 2009.
Subfaktor lainnya seperti jenis pelanggankonsumen sasaran terdapat dalam penelitian Subangkit 2009 dan Syavriani 2009, sedangkan subfaktor
konsentrasi pasar terdapat dalam penelitian Syavriani 2009. Selain itu, subfaktor dari faktor karakteristik pasar lainnya seperti PLC product life cycle dan trend
pasar, terdapat dalam penelitian Simorangkir 2009. Hasil penelitian Syavriani 2009 dan Subangkit 2009 menetapkan
subfaktor segmen pasar sebagai prioritas pertama karena segmen pasar yang dituju oleh Restoran Gurih 7 adalah kalangan menengah atas yang
diidentifikasikan dari jumlah pengunjung yang datang dan harga yang ditawarkan oleh Restoran Gurih 7, sedangkan segmen pasar untuk Natural Handmade Soap
adalah keluarga terutama wanita dan kelas ekonomi menengah ke atas. Subfaktor PLC menjadi prioritas pertama dalam penelitian Simorangkir 2009 karena daur
hidup produk Curma masih berada dalam tahap perkenalan introduction sehingga aktivitas promosi menjadi fokus perhatian perusahaannya.
Beberapa subfaktor dari faktor konsumenpelanggan seperti karakteristik konsumen dan loyalitas konsumen; terdapat dalam penelitian Simorangkir 2009,
Subangkit 2009, dan Syavriani 2009. Subfaktor tahap kesiapan konsumen juga merupakan subfaktor dari faktor konsumen yang terdapat dalam penelitian
Simorangkir 2009 dan Syavriani 2009. Menurut penelitian Simorangkir 2009, subfaktor karakteristik konsumen
menjadi prioritas pertama karena kegiatan promosi yang sesuai dengan karakteristik konsumen akan meningkatkan tahap kesiapan konsumen dan
membuat konsumen loyal terhadap produk Curma. Subfaktor loyalitas konsumen menjadi prioritas pertama dalam penelitian Syavriani 2009 dan Subangkit 2009
karena konsumen yang loyal akan menciptakan promosi person to person dan diharapkan akan melakukan pembelian ulang.
Subfaktor dari faktor pesaing seperti kegiatan promosi pesaing terdapat dalam penelitian Simorangkir 2009, Subangkit 2009, dan Syavriani 2009.
Subfaktor keberadaan pesaing juga merupakan subfaktor dari faktor pesaing yang terdapat dalam penelitian Subangkit 2009 dan Syavriani 2009. Selain itu,
subfaktor dari faktor pesaing lainnya seperti merek pesaing kekuatan dan keragamannya, terdapat dalam penelitian Simorangkir 2009 dan Subangkit
2009. Syavriani 2009 dan Subangkit 2009 menetapkan subfaktor keberadaan
pesaing di pasar sebagai prioritas pertama karena keberadaan pesaing di pasar berdasarkan banyaknya pesaing yang terlebih dahulu berada di pasar sehingga
konsumen juga banyak mengenal produk lain dan usahanya sudah mendapat tempat di pasar. Hasil penelitian Simorangkir 2009 menunjukkan bahwa
aktivitas promosi pesaing dan merek pesaing memiliki prioritas yang sama karena perusahaannya menilai bahwa keduanya merupakan hambatan yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan dalam memilih strategi promosinya agar dapat membujuk konsumen untuk beralih ke produk minuman kesehatan Curma.
Subfaktor dari faktor manajemen produksi seperti kapasitas produksi dan kontinuitas produksi; subfaktor dari faktor distribusi produk seperti jaringan
distribusi dan mitra usaha; serta subfaktor dari faktor lembaga pendukung seperti lembaga pemerintah dan lembaga swasta; terdapat dalam penelitian Simorangkir
2009. Berdasarkan penelitiannya, subfaktor kontinuitas produksi menjadi prioritas pertama karena produksi Curma yang tidak menentu dan tidak
berkelanjutan sehingga perusahaan sulit melakukan kegiatan promosi apabila produk belum diproduksi. Subfaktor jaringan distribusi menjadi prioritas pertama
karena distribusi produk Curma masih dilakukan secara langsung sehingga menghambat pemilihan strategi promosi. Subfaktor lembaga pemerintah menjadi
prioritas pertama karena lembaga pemerintahan seperti PSB Pusat Studi
Biofarmaka IPB memberikan dukungan kepada perusahaan dan membantu perusahaan dalam memilih strategi promosinya.
Subfaktor dari faktor perusahaan seperti fasilitas perusahaan dan struktur organisasi, terdapat dalam penelitian Simorangkir 2009 dan Subangkit 2009.
Menurut kedua peneliti tersebut, subfaktor fasilitas perusahaan menjadi prioritas pertama karena dengan adanya fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan seperti
bangunan dan alat-alat produksi dapat memperlancar kegiatan promosi yang dilakukan.
Subfaktor dari faktor sumberdaya manusia seperti jumlah SDM dan skill kemampuan yang dimiliki; terdapat dalam penelitian Simorangkir 2009.
Subfaktor jumlah SDM menjadi prioritas utama karena jumlah SDM perusahaannya yang terbatas menjadi kendala dalam memilih strategi promosi
yang tepat untuk produk Curma.
2.1.4. Alternatif Strategi Promosi