69 lubang besar dan celah yang terbentuk akibat perubahan tekstur selama
penggorengan. Selain itu juga, menurut penelitian yang yang telah dilakukan
Sunaryo, 2006, kadar air pelet mempengaruhi karakteristik mutu hasil goreng. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan hasil goreng
berpori yaitu memiliki tekstur yang gelembung-gelembung besar. Hasil goreng yang berpori tidak diinginkan karena teksturnya yang terlalu
mengembang karena rongga udara yang besar membuat teksturnya kurang berisi. Kadar air yang terlalu rendah akan mengakibatkan hasil
goreng bantat, memiliki tekstur yang keras dan tidak ada gelembung. Kadar air pelet yang sesuai akan menghasilkan hasil goreng dengan
tekstur yang memiliki permukaan yang merata dengan rongga kecil yang seragam.
b. Pengaruh kadar air pelet dan waktu perputaran oil separator
terhadap penurunan serapan minyak goreng .
Dilakukan pengambilan data untuk menganalisis hubungan antara waktu perputaran oil separator terhadap penurunan kadar minyak
goreng pada hasil goreng. Ditemukan fakta bahwa waktu setting perputaran oil separator berbeda dengan waktu aktualnya. Hal ini dapat
terlihat pada data perbandingan waktu setting dan waktu aktual
perputaran oil separator Lampiran 12. Dilakukan pengukuran waktu
pada empat hari yang berbeda. Setiap harinya dilakukan pengukuran waktu sebanyak 10 kali pada saat proses produksi berlangsung. Pada
Tabel 10 , disajikan rata-rata hasil pengukuran waktu tersebut.
Data tersebut membuktikan bahwa waktu aktual perputaran oil separator berbeda dengan waktu setting mesin pada saat proses
produksi berlangsung. Hal ini berlaku untuk semua batch fryer 1,2 dan 3. Oleh karena itu, pada saat trial, dilakukan pengukuran waktu aktual
perputaran oil separator dan mencatat waktu setting pada mesin.
70
Tabel 10 . Data rata-rata waktu pengukuran waktu aktual perputaran oil
separator Batch Fryer
Hari ke- Waktu setting
Rata-rata waktu aktual 1
1 3
4,58 2
3 4,68
3 3
4,67 4
3 4,68
2 1
3 7,52
2 3
9,93 3
3 7,71
4 3
9,93 3
1 9
9,28 2
9 11,28
3 9
11,85 4
9 11,28
Pengambilan data dilakukan pada proses penggorengan di batch fryer 1 dan 2. Sampel yang diambil adalah pelet yang berasal dari jalur
produksi yang sama pada setiap batch fryer. Pelet tersebut dianalisis kadar airnya dengan alat Halogen Moisture Analyzer. Kemudian
diambil sampel hasil goreng sebelum pemisahan minyak, lalu dianalisis kadar minyak pada sampel tersebut kadar minyak awal. Dari pelet
tersebut digoreng dengan setting waktu perputaran oil separator yang berbeda-beda. Variabel setting waktu perputaran oil separator yang
dianalisis adalah 2, 3, 4, 5 dan 6 detik, lalu setiap setting waktu, diukur waktu aktual perputaran oil separator. Setelah hasil goreng mengalami
proses pemisahan minyak, diambil sampel untuk dianalisis kadar minyak.
1. Batch fryer 1 Pada batch fryer 1, pelet yang digunakan memiliki kadar air
10,6 dan 10,92 dengan setting waktu perputaran oil separator
2, 3, 4, 5 dan 6 detik. Hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 13.