3, 4, 5 dan 6 detik. Hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 13.

70 Tabel 10 . Data rata-rata waktu pengukuran waktu aktual perputaran oil separator Batch Fryer Hari ke- Waktu setting Rata-rata waktu aktual 1 1 3 4,58 2 3 4,68 3 3 4,67 4 3 4,68 2 1 3 7,52 2 3 9,93 3 3 7,71 4 3 9,93 3 1 9 9,28 2 9 11,28 3 9 11,85 4 9 11,28 Pengambilan data dilakukan pada proses penggorengan di batch fryer 1 dan 2. Sampel yang diambil adalah pelet yang berasal dari jalur produksi yang sama pada setiap batch fryer. Pelet tersebut dianalisis kadar airnya dengan alat Halogen Moisture Analyzer. Kemudian diambil sampel hasil goreng sebelum pemisahan minyak, lalu dianalisis kadar minyak pada sampel tersebut kadar minyak awal. Dari pelet tersebut digoreng dengan setting waktu perputaran oil separator yang berbeda-beda. Variabel setting waktu perputaran oil separator yang dianalisis adalah 2, 3, 4, 5 dan 6 detik, lalu setiap setting waktu, diukur waktu aktual perputaran oil separator. Setelah hasil goreng mengalami proses pemisahan minyak, diambil sampel untuk dianalisis kadar minyak. 1. Batch fryer 1 Pada batch fryer 1, pelet yang digunakan memiliki kadar air 10,6 dan 10,92 dengan setting waktu perputaran oil separator

2, 3, 4, 5 dan 6 detik. Hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 13.

Dari data tersebut dianalisis hubungan kadar air pelet, hubungan waktu setting dan waktu aktual perputaran oil separator terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng. Kadar air pelet tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng 71 dengan tingkat kepercayaan 95. Hal ini berdasarkan nilai sig. 0,07 lebih dari nilai alfa 0,05. Perbedaan kadar air pelet 10,6 dan kadar air 10,92 tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng setelah mengalami proses pemisahan minyak. Waktu setting perputaran oil separator berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng dengan tingkat kepercayaan 95. Hal ini berdasarkan nilai sig. 0,00 kurang dari nilai alfa 0,05. Semakin lama waktu perputaran oil separator, maka semakin banyak penurunan kadar minyak hasil goreng. Penurunan kadar minyak hasil goreng pada setting waktu perputaran oil separator 2 detik berbeda nyata dengan penurunan kadar minyak hasil goreng pada setting waktu perputaran oil separator 3 detik dan 5 detik. Penurunan kadar minyak hasil goreng pada setting waktu perputaran oil separator 3 detik dan 4 detik tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95. Penurunan kadar minyak hasil goreng pada setting waktu perputaran oil separator 4 detik, 5 detik dan 6 detik tidak berbeda nyata. Penurunan kadar minyak berbeda nyata pada setting waktu 2 detik dengan 5 detik. Kadar air pelet dan waktu setting oil separator tidak memiliki interaksi nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng. Hal tersebut berarti, kedua variabel tersebut tidak berinteraksi dalam mempengaruhi penurunan kadar minyak hasil goreng Lampiran 14. Dilakukan analisis data waktu aktual perputaran oil separator dengan penurunan kadar minyak hasil goreng. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, waktu aktual perputaran oil separator berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini terlihat dari nilai sig 0,00 kurang dari 0,05. Pada waktu aktual 3,68 detik dan 3,74 detik; 5,11 detik dan 4,86 detik; 6,12 detik, 5,94 detik, 7,29 detik dan 8,16; 72 6,94 detik dan 7,81 detik tidak secara signifikan berpengaruh terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng Lampiran 15. Pada Gambar 33 menunjukkan grafik hubungan waktu aktual perputaran oil separator dengan penurunan kadar minyak hasil goreng. Semakin lama waktu aktual perputaran oil separator, maka semakin besar penurunan kadar minyak hasil goreng. Hubungan linear ini hanya terjadi pada range pengambilan sampel hasil goreng dengan waktu aktual perputaran oil separator 3,68- 7,81 detik, karena pada satu titik tertentu, penurunan kadar minyak pada bahan akan konstan. Gambar 33 . Hubungan waktu aktual perputaran oil separator terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng di batch fryer 1. 2. Batch fryer 2 Digunakan pelet yang memiliki kadar air 10,57 , 10,73 dan 12,2 dengan setting waktu perputaran oil separator 2, 3, 4, 5, dan 6 detik. Hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 16. Dari data tersebut dianalisis hubungan kadar air pelet, hubungan waktu setting dan waktu aktual perputaran oil separator terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng. Kadar air pelet berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng dengan tingkat kepercayaan 95. Hal ini berdasarkan nilai sig. 0,00 kurang dari nilai alfa 0,05. Masing-masing perbedaan kadar air pelet 10,57, 10,73 dan 12,2 berpengaruh nyata terhadap y = 1,406x + 10,76 R² = 0,846 13,00 15,00 17,00 19,00 21,00 23,00 2 3 4 5 6 7 8 9 p e n u ru n an kad ar m in y ak waktu aktual perputaran oil separator s 73 penurunan kadar minyak hasil goreng setelah mengalami proses pemisahan minyak. Waktu setting perputaran oil separator berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng dengan tingkat kepercayaan 95 karena nilai sig. 0,00 kurang dari nilai alfa 0,05. Semakin lama waktu perputaran oil separator, maka semakin banyak penurunan kadar minyak hasil goreng. Setting waktu perputaran oil separator 2 dan 3 detik tidak berbeda nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng. Begitu juga pada setting 4 dan 5 detik waktu perputaran oil separator tidak berbeda nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng. Namun pada setting waktu perputaran oil separator 2, 4 dan 6 detik berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng. Lampiran 17 . Hubungan waktu aktual perputaran oil separator terhadap penurunan kadar minyak dapat terlihat pada Gambar 34. Hubungan tersebut dipisahkan per kadar air pelet yang berbeda, karena berdasarkan analisis data sebelumnya Lampiran 17, masing-masing kadar air berbeda nyata mempengaruhi penurunan kadar minyak hasil goreng. Hubungan linear ini hanya terjadi pada range pengambilan sampel hasil goreng dengan waktu aktual perputaran oil separator 6,39-12,13 detik, karena pada satu titik tertentu, penurunan kadar minyak pada bahan akan konstan. 74 Gambar 34 . Hubungan waktu aktual perputaran oil separator terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng di batch fryer 2 Selain faktor kadar air dan perputaran oil separator, terdapat faktor- faktor lain yang menyebabkan kelebihan serapan minyak pada hasil goreng. Gambar 35 menunjukkan faktor-faktor menyebabkan kelebihan serapan minyak pada hasil goreng di batch fryer 1 dan 2. Berdasarkan Gambar 35, faktor ketidakdisiplinan operator dan kurang terlatihnya operator mempengaruhi kelebihan serapan pada hasil goreng. Operator yang tidak disiplin mengubah setting waktu batch fryer untuk mempersingkat waktu proses. Dalam kasus ini di lapangan terjadi operator yang mengubah setting waktu perputaran oil separator menjadi lebih singkat agar lebih banyak hasil goreng yang dihasilkan. Operator yang kurang terlatih dan kurang berpengalaman dalam menentukan kelayakan uji goreng untuk pelet yang siap digoreng dapat menyebabkan hasil goreng yang memiliki kadar minyak yang tinggi. Adanya kurang komunikasi antar tingkat pekerjan antara proses, dapat menyebabkan masalah. Pada praktiknya banyak hal-hal yang diatur dalam instruksi kerja produksi, tidak diketahui dan dipahami dengan baik. y = 0,963x + 14,37 R² = 0,924 y = 0,612x + 20,46 R² = 0,914 y = 0,732x + 16,57 R² = 0,911 20,00 21,00 22,00 23,00 24,00 25,00 26,00 27,00 28,00 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 p e n u ru n an kad ar m in y ak h asi l gor e n g waktu aktual perputaran oil separator s Ka 10,57 Ka 10,73 Ka 12,2 Linear Ka 10,57 Linear Ka 10,73 Linear Ka 12,2 75 Gambar 35 . Diagram Ishikawa faktor penyebab kelebihan serapan minyak pada hasil goreng di batch fryer 1 dan 2 Faktor metode yang mempengaruhi adalah uji pelet yang akan digoreng. Kecukupan proses pengeringan kedua berdasarkan uji goreng, yaitu mencoba segenggam pelet untuk digoreng, jika hasil goreng tersebut sudah memenuhi standar, maka proses pengeringan kedua dihentikan. Namun uji goreng tersebut tidak dapat mewakili proses penggorengan sepenuhnya, sehingga dapat memungkinkan hasil goreng yang sebenarnya tidak sesuai standar dan memiliki serapan minyak yang lebih banyak. Selain itu, dengan metode seperti itu, tidak dapat dipastikan pelet sudah mencapai kadar air standar. Tingginya loss minyak goreng Manusi a Metode Materi al Mesin Ketidakhati- hatian ketidakdisiplinan pelet Kadar air fryer suhu Uji pelet siap goreng Oil separator Setting waktu Minyak goreng kualitas 76 Faktor material yang berpengaruh adalah pelet dan minyak goreng yang digunakan. Kualitas minyak goreng akan mempengaruhi tingkat penyerapan minyak dalam produk pangan. Tegangan permukaan antara minyak goreng dan bahan pangan tinggi saat minyak yang digunakan merupakan fresh oil. Selama penggorengan berulang, polaritas minyak meningkatkan akibat proses pemanasan sehingga tegangan permukaan antara minyak goreng dan bahan pangan yang digoreng menurun. Penyerapan minyak akan meningkat dengan semakin banyak penggorengan berulang Pokorny, 1999. Pelet yang digunakan sebagai bahan yang akan digoreng juga mempengaruhi penyerapan minyak pada hasil goreng. Kadar air pelet yang terlalu tinggi akan menyebabkan serapan minyak yang tinggi. Faktor mesin yang mempengaruhi adalah mesin oil separator dan wajan penggoreng. Semakin lama waktu perputaran oil separator, maka semakin rendah kadar minyak hasil gorengan, semakin singkat waktu perputaran oil separator, maka semakin tinggi kadar minyak. Menurut Albabakani 2008, dengan waktu penggorengan namun digunakan suhu penggorengan yang lebih tinggi, akan menghasilkan produk dengan kadar minyak yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan produk yang digoreng dengan suhu penggorengan yang lebih rendah.

5. Minyak yang Tumpah di Saluran Saringan Oil Separator.