64
3. Batch Fryer 3
Input bahan pada proses penggorengan di batch fryer 3 adalah pelet, minyak goreng dan flavor. Output proses penggorengan adalah gorengan
jatuh, minyak yang tumpah di saluran saringan oil separator, minyak di bawah filter, minyak di bawah oil separator, uap air, ampas, Taro BS Bad
Stock dan Taro. Minyak goreng yang masuk proses input akan menghasilkan output minyak yang terserap pada hasil gorengan, ampas,
Taro gorengan yang jatuh, adalah minyak yang tumpah di saluran saringan oil separator minyak os, minyak di bawah filter, minyak di bawah oil
separator dan Taro BS. Masing-masing output tersebut ditimbang jumlahnya selama 1 shift dan dianalis kadar minyak goreng dengan alat
Auto Fat Extraction. Pada Tabel 8, terlihat hasil rata-rata loss minyak
goreng pada batch fryer 3. Setelah itu, dibuat Diagram Pareto untuk menggambarkan penyebab masalah yang paling dominan pada setiap
batch fryer Gambar 30.
Diagram Pareto loss minyak goreng pada batch fryer 3 menunjukkan bahwa faktor penyebab utama yang paling dominan adalah minyak yang
tumpah di saluran saringan oil separator, yaitu sebesar 83,89 dari total semua penyebab di proses penggorengan batch fryer 3.
Tabel 8 . Rata-rata loss minyak goreng pada batch fryer 3
Keterangan Jumlah kg
Loss minyak Kumulatif
Minyak os 30,98
82,89 82,89
Ampas 3,37
9,00 91,89
Taro BS 1,29
3,45 95,34
Minyak bawah os 1,21
3,24 98,58
Minyak di bawah filter 0,53
1,42 100,00
Jumlah 37,37
100,00 Faktor yang paling berpengaruh antara ketiga batch fryer berbeda-
beda. Pada batch fryer 1 dan 2, faktor yang paling berpengaruh adalah kelebihan serapan minyak pada hasil goreng, sedangkan pada batch fryer
3, faktor yang paling berpengaruh terhadap loss minyak goreng adalah minyak yang tumpah di saluran saringan oil separator.
65
Gambar 30 . Diagram Pareto loss minyak goreng pada batch fryer 3
4. Kelebihan Serapan Minyak pada Produk Akhir