Observasi Masalah HASIL DAN PEMBAHASAN

48

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Observasi Masalah

Tahapan ini dilakukan untuk menemukan masalah yang terjadi dan diselesaikan selanjutnya. Berdasarkan data pada Summary Loss Material perusahaan, minyak goreng merupakan material yang paling banyak hilang pada saat proses produksi Taro. Loss minyak goreng yang dimaksud adalah banyaknya minyak goreng yang tidak tercatat penggunaannya pada sistem saat proses produksi sehingga dianggap sebagai bahan yang hilang selama proses produksi dan dihitung sebagai kerugian perusahaan. Pengecekan loss minyak pada sistem perusahaan diketahui dari data pembelian minyak goreng dan data pemakaian pada produk rata-rata terdapat 15 minyak goreng pada produk, kemudian dicocokkan dengan total stock yang ada. Jumlah loss minyak goreng dihitung dari selisih banyaknya minyak goreng sisa tercatat pada sistem dengan minyak goreng yang terhitung pada stock take. Observasi awal yang dilakukan adalah observasi langsung pada proses produksi dengan mempelajari proses penggorengan secara spesifik. Proses penggorengan dilakukan pada 3 mesin batch fryer, yaitu batch fryer 1, batch fryer 2 dan batch fryer 3. Setiap mesin dijalankan secara otomatis sampai pada proses seasoning. Pada batch fryer 1 dan 2, feeding pelet dilakukan dengan memasukkan 2 ember pelet kurang lebih 4 kg pelet ke bucket feeder yang dilakukan oleh operator. Dari bucket feeder, pelet dituangkan secara otomatis ke dalam wajan penggorengan. Pada batch fryer 3, operator menuangkan pelet ke mesin feeder, lalu mesin feeder akan memasukkan pelet sebanyak kurang lebih 4 kg pelet ke bucket feeder. Pada batch fryer 3 ini, terdapat timbangan yang mengatur banyaknya pemasukkan pelet ke bucket feeder sebanyak 4 kg. Dari bucket feeder, pelet akan dimasukkan ke wajan penggorengan. Wajan penggorengan ketiga batch fryer berisi kurang lebih 300 liter minyak goreng. Proses penggorengan dilakukan selama 20 detik dengan suhu 180- 190 C. Selama proses penggorengan dilakukan pengadukan dengan agitator otomatis. Kemudian hasil gorengan akan diangkat dan ditiriskan. Setelah 49 ditiriskan, hasil gorengan akan dimasukkan ke dalam mesin oil separator. Pada batch fryer 1 dan 2 setting waktu perputaran oil separator adalah 3 detik. Pada batch fryer 3, waktu setting perputaran oil separator adalah 9 detik. Setelah itu, hasil goreng akan dimasukkan ke seasoning tumbler dengan konveyor. Minyak goreng yang digunakan disirkulasi melewati filter. Filter ini berfungsi untuk menyaring kotoran pada minyak. Pada proses penggorengan digunakan campuran minyak goreng baru dan minyak goreng hasil kurasan. Biasanya minyak goreng dikuras setengah volume wajan pada pertengahan shift dan pada akhir shift 3, dilakukan pengurasan minyak seluruhnya. Minyak kurasan tersebut ditampung di tangki atas dan akan digunakan kembali untuk dicampur dengan minyak baru.

B. Menemukan Faktor-Faktor Penyebab Masalah