49 ditiriskan, hasil gorengan akan dimasukkan ke dalam mesin oil separator.
Pada batch fryer 1 dan 2 setting waktu perputaran oil separator adalah 3 detik. Pada batch fryer 3, waktu setting perputaran oil separator adalah 9
detik. Setelah itu, hasil goreng akan dimasukkan ke seasoning tumbler dengan konveyor.
Minyak goreng yang digunakan disirkulasi melewati filter. Filter ini berfungsi untuk menyaring kotoran pada minyak. Pada proses penggorengan
digunakan campuran minyak goreng baru dan minyak goreng hasil kurasan. Biasanya minyak goreng dikuras setengah volume wajan pada pertengahan
shift dan pada akhir shift 3, dilakukan pengurasan minyak seluruhnya. Minyak kurasan tersebut ditampung di tangki atas dan akan digunakan
kembali untuk dicampur dengan minyak baru.
B. Menemukan Faktor-Faktor Penyebab Masalah
Pada tahap ini dilakukan observasi untuk menemukan semua faktor penyebab masalah loss minyak goreng pada proses produksi Taro. Observasi
yang dilakukan dengan wawancara pihak terkait seperti bagian produksi, quality control, dan maintenance, pembuatan Diagram Ishikawa serta
melakukan pengambilan data. Data yang diambil diperlukan untuk membuktikan keterangan narasumber dalam wawancara yang dilakukan.
1. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan pada 3 orang bagian quality control, manajer produksi, pegawai pencatatan produksi, 3 orang supervisor dan 3 orang
operator proses penggorengan serta 2 orang bagian maintenance engineering. Berdasarkan hasil observasi langsung pada proses produksi
dan wawancara, diperoleh keterangan bahwa faktor yang menjadi penyebab loss minyak adalah sebagai berikut :
a. Minyak tercecer di bawah sela-sela oil separator
Terdapat minyak goreng yang tercecer di bawah, antara mesin oil separator dengan konveyor yang menuju tumbler flavoring. Selain
minyak yang tercecer, banyak juga hasil gorengan yang jatuh di
sekitarnya Gambar 12. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan,
50 minyak goreng yang tumpah pada tempat tersebut di setiap batch
berbeda jumlahnya, batch 3 terlihat memiliki jumlah yang paling banyak. Berdasarkan keterangan bagian maintenance, minyak tersebut
berasal dari cipratan minyak pada oil separator yang tidak tertampung ke pipa saluran.
Gambar 16 . Minyak dan hasil gorengan yang tercecer
b. Kelebihan serapan minyak ke produk
Ketidakstabilan serapan minyak pada produk Taro juga merupakan salah satu penyebab loss minyak goreng jika serapannya
lebih dari standar yang ditetapkan yaitu 15. Kelebihan serapan minyak pada produk ini disebabkan banyak faktor yaitu kualitas minyak
goreng yang digunakan, suhu penggorengan yang terkadang diubah dari setting seharusnya, kadar air pelet yang tinggi dan lamanya oil
separator berputar. Kadar air pelet yang tinggi disebabkan karena tidak adanya pengukuran kadar air pada saat sebelum menggoreng pelet.
Penggorengan pelet hanya berdasarkan penampakan pelet dan uji goreng yang dilakukan oleh operator.
c. Adanya minyak yang tumpah dari kotak oil separator.
Kejadian ini sering terjadi jika operator lengah memindahkan secara manual menyeroknya dan memasukkan kembali ke wajan
penggorengan minyak yang tertampung sementara di kotak oil
separator Gambar 17. Hal ini disebabkan karena pompa penyedot
minyak tersumbat sehingga tidak dapat menyedot minyak kembali ke
51 wajan atau kecepatan penyedotan yang tidak secepat penambahan
minyak dari tirisan oil separator.
Gambar 17 . Minyak tampungan sementara di kotak oil separator
d. Banyaknya BS bad stock hasil goreng