25 menghilangkan secara sistematik lajur yang terletak di sebelah kanan
diagram. Hal ini dapat diartikan bahwa diagram pareto dapat menghilangkan sedikit sebab penting untuk meningkatkan mutu produk atau jasa Hubeis dan
Kadarisman, 2007. Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk memastikan dan
mengukur dampak dari upaya peningkatan atau perbaikan yang telah dilakukan. Jika perbaikan tersebut efisien, maka akan terjadi perubahan
urutan faktor penyebab pada diagram Pareto yang dibuat sebelum dan setelah perbaikan dilaksanakan. Namun perbandingan tersebut harus dilakukan dalam
interval yang sama antara sebelum dan sesudah pelaksanaan perbaikan sehingga interpretasi yang dihasilkan akan lebih akurat Ishikawa, 1982.
Menurut Besterfield 1990, cara membuat diagram Pareto adalah sebagai berikut :
1. Menentukan metode pengklasifikasian kategori data berdasarkan masalah, penyebab, tipe ketidaksesukaan dan lain-lain
2. Memutuskan apakah jumlah uang atau frekuensi yang akan digunakan memeringkat data
3. Mengumpulkan data pada selang waktu tertentu 4. Merangkum data, memeringkat mulai dari yang paling besar jumlah atau
frekuesnsinya 5. Menghitung persentase kumulatif dan membuat diagram
H. Diagram Sebab Akibat
Diagram Sebab Akibat ditemukan oleh orang Jepang yang bernama Kaoru Ishikawa, sehingga sering disebut sebagai Diagram Ishikawa. Selain
itu, diagram ini sering juga disebut sebagai Diagram Tulang Ikan Fish Bone Diagram. Penyusunannya dilakukan dengan teknik
brainstorming Muhandri dan Kadarisman, 2008.
Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang digunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab sebab dan karakteristik kualitas
akibat yang disebabkan faktor-faktor penyebab tersebut Gaspersz, 1998. Ishikawa 1989 menyebutkan bahwa diagram sebab akibat dibuat untuk
26 menggambarkan
dengan jelas
macam-macam sebab
yang dapat
mempengaruhi kualitas produk dengan cara menyisihkan dan mencari hubungannya dengan sebab-sebab tersebut.
Menurut Muhandri dan Kadarisman 2008, meskipun tiap perusahaan dapat menentukan sendiri faktor-faktor utama dalam penyusunan Diagram
Sebab Akibat, namun secara umum terdapat lima faktor yang berpengaruh, yaitu lingkungan, manusia, metode, bahan, dan mesin peralatan. Langkah-
langkah penyusunannya dijelaskan sebagai berikut : 1. Tentukan masalah kondisi akan diperbaiki diamati. Gambarkan garis
panah dengan kotak diujung garis sebelah kanan dan tuliskan masalah yang akan diperbaiki itu di dalam kotak.
2. Cari faktor-faktor utama yang berpengaruh atau mempunyai akibat pada masalah kondisi tersebut. Tuliskan dalam kotak yang telah dibuat di atas
atau di bawah garis panah. 3. Cari lebih lanjut faktor-faktor yang lebih rinci yang berpengaruh terhadap
faktor utama tersebut. Tuliskan faktor-faktor rinci tersebut di kiri atau di kanan panah penghubung dan buatlah panah di bawah faktor rinci tersebut
menuju garis penghubung. 4. Cari penyebab-penyebab utama. Dari diagram-diagram yang sudah
lengkap, dicari penyebab-penyebab utama dengan menganalisis data yang sudah ada dan buatlah urutannya dengan memakai Diagram Pareto. Bila
analisis data tidak dapat dilakukan, maka analisislah faktor-faktor mana saja yang berpengaruh dan mana yang tidak berpengaruh. Faktor yang
tidak berpengaruh untuk sementara dapat diabaikan.
27
IV. KEGIATAN MAGANG
A. Deskripsi Kegiatan Magang
Kegiatan magang dilaksanakan di pabrik Taro PT Unilever Indonesia Tbk., Gunung Putri, Bogor selama 4 bulan. Kegiatan ini dimulai pada tanggal
13 Maret 2010 sampai 13 Juli 2010 dengan jam kerja pukul 08.00-16.00 WIB, kecuali pada saat pengambilan data di luar jam kerja tersebut. Topik
penelitian ini sudah ditentukan oleh pihak perusahaan yang sesuai dengan kondisi permasalahan yang terjadi pada proses produksi di pabrik tersebut.
Tugas yang diberikan berkaitan dengan tingginya loss minyak goreng pada proses produksi pembuatan Taro.
B. Metode Kerja
Kegiatan magang yang dilakukan menggunakan metode kerja sebagai
berikut : 1.
Mempelajari Proses Produksi Taro
Pada tahap awal kegiatan observasi, dilakukan pengenalan proses pembuatan Taro. Sistem produksi yang dipelajari dimulai dari penerimaan
bahan baku sampai penyimpanan finish product. Proses produksi yang diamati mulai pada tahap penimbangan, pencampuran dan pemasakan,
pembentukan lembaran, aging, pengeringan, penggorengan, seasoning dan pengemasan, namun secara khusus dipelajari proses penggorengan karena
kaitannya dengan penggunaan minyak goreng.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi secara aktual yang terjadi. Informasi yang diperoleh dengan wawancara mengenai
proses pembuatan Taro, kondisi umum perusahaan dan operasional berjalannya proses produksi. Narasumber pada wawancara ini terdiri dari
operator, supervisor, manajer produksi, tim maintenance dan quality control.