46
8. Seasoning
Gorengan yang dihasilkan masuk ke dalam seasoning tumbler melalui konveyor untuk proses penambahan perisa. Perisa ditimbang
terlebih dahulu untuk takaran sesuai standar per batch. Pemasukkan bubuk perisa ke dalam tumbler dilakukan secara manual. Terdapat 7 jenis perisa
yang digunakan yaitu perisa barbeque, seaweed, pizza, cheese burger, curly fries, beef steak dan cheese blast. Setelah itu, Taro dimasukkan ke
dalam kantung-kantung plastik, setiap kantung plastik berisi 12 kg hasil goreng yang telah diberi perisa kemudian dibawa ke area packing untuk
dilakukan pengemasan.
9. Pengemasan dan Penyimpanan
Ada 2 macam ukuran kemasan, yaitu netto 10 gram standar dan 40 gram family pack. Mesin yang digunakan ada dua macam yaitu mesin
gravimetri dan volumetrik. Bahan kemasan yang digunakan adalah kemasan alumunium. Jika netto berat bersih produk setelah dikemas
kurang dari 8 gram untuk kemasan standar dan kurang dari 38 gram untuk kemasan family, maka akan dikemas ulang kembali. Setelah itu
dimasukkan ke dalam kemasan sekunder yaitu kardus karton dan disimpan di ruang Finish Product Storage sebelum dilakukan pengiriman.
C. Penyimpanan dan Penggudangan
Terdapat lima gudang pada pabrik Taro, yaitu gudang bahan baku atau Raw Material Storage RMS, gudang bahan baku dingin atau Raw Material
Cold Storage RMCS, gudang pelet, gudang bahan pengemas dan gudang produk akhir atau Finish Product Storage FPS. Gudang bahan baku
merupakan tempat penyimpanan bahan baku tepung terigu, tapioka, gula, garam dan baking powder. Gudang bahan baku dingin merupakan ruang
penyimpanan flavor. Pada gudang ini, terdapat pendingin ruangan AC untuk mengatur suhu penyimpanan bahan flavor. Gudang pelet digunakan untuk
penyimpanan pelet yang telah melalui proses pengeringan pertama. Gudang bahan pengemas digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang digunakan
sebagai bahan pengemas, yaitu kemasan alumunium, kemasan karton dan
47 lakban. Gudang produk akhir merupakan tempat penyimpanan produk akhir
yang telah dikemas dalam karton.
48
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Observasi Masalah
Tahapan ini dilakukan untuk menemukan masalah yang terjadi dan diselesaikan selanjutnya. Berdasarkan data pada Summary Loss Material
perusahaan, minyak goreng merupakan material yang paling banyak hilang pada saat proses produksi Taro. Loss minyak goreng yang dimaksud adalah
banyaknya minyak goreng yang tidak tercatat penggunaannya pada sistem saat proses produksi sehingga dianggap sebagai bahan yang hilang selama
proses produksi dan dihitung sebagai kerugian perusahaan. Pengecekan loss minyak pada sistem perusahaan diketahui dari data pembelian minyak goreng
dan data pemakaian pada produk rata-rata terdapat 15 minyak goreng pada produk, kemudian dicocokkan dengan total stock yang ada. Jumlah loss
minyak goreng dihitung dari selisih banyaknya minyak goreng sisa tercatat pada sistem dengan minyak goreng yang terhitung pada stock take.
Observasi awal yang dilakukan adalah observasi langsung pada proses produksi dengan mempelajari proses penggorengan secara spesifik. Proses
penggorengan dilakukan pada 3 mesin batch fryer, yaitu batch fryer 1, batch fryer 2 dan batch fryer 3. Setiap mesin dijalankan secara otomatis sampai
pada proses seasoning. Pada batch fryer 1 dan 2, feeding pelet dilakukan dengan memasukkan 2 ember pelet kurang lebih 4 kg pelet ke bucket feeder
yang dilakukan oleh operator. Dari bucket feeder, pelet dituangkan secara otomatis ke dalam wajan penggorengan. Pada batch fryer 3, operator
menuangkan pelet ke mesin feeder, lalu mesin feeder akan memasukkan pelet sebanyak kurang lebih 4 kg pelet ke bucket feeder. Pada batch fryer 3 ini,
terdapat timbangan yang mengatur banyaknya pemasukkan pelet ke bucket feeder sebanyak 4 kg. Dari bucket feeder, pelet akan dimasukkan ke wajan
penggorengan. Wajan penggorengan ketiga batch fryer berisi kurang lebih 300 liter minyak goreng.
Proses penggorengan dilakukan selama 20 detik dengan suhu 180- 190
C. Selama proses penggorengan dilakukan pengadukan dengan agitator otomatis. Kemudian hasil gorengan akan diangkat dan ditiriskan. Setelah