51 wajan atau kecepatan penyedotan yang tidak secepat penambahan
minyak dari tirisan oil separator.
Gambar 17 . Minyak tampungan sementara di kotak oil separator
d. Banyaknya BS bad stock hasil goreng
BS Bad Stock hasil goreng adalah hasil goreng yang reject
ataupun gorengan yang tercecer di sekitar area batch fryer Gambar 18
. BS gorengan ada karena hasil goreng tidak sesuai standar hasil goreng keriting atau tidak mengembang. Pada hasil goreng BS ini
juga mengandung minyak goreng yang tidak tercatat dalam penggunaan minyak goreng.
Gambar 18 . Hasil goreng reject
e. Serapan minyak pada ampas filter
Ampas pada proses penggorengan dihasilkan dari hasil penyaringan minyak goreng di mesin filter minyak. Mesin filter minyak
dibersihkan satu jam sekali dari ampas yang dihasilkan. Ampas tersebut ditampung pada ember untuk dibuang sebagai limbah. Ampas ini
52 mengandung minyak goreng rata-rata sebesar 18,2. Kandungan
minyak goreng pada ampas dianalisis dengan alat Auto Fat Extraction.
Gambar 19. Ampas dari mesin filter minyak
f. Minyak yang tercecer di bawah tangki filter karena ada pipa bocor
Pada mesin filter di batch fryer 2, terdapat pipa-pipa yang menyalurkan minyak dari wajan ke tangki filter dan sebaliknya. Di
bawah mesin filter minyak ini, terdapat minyak tercecer dan ditampung dalam kotak untuk kemudian dibuang.
Gambar 20 . Minyak yang tercecer di bawah tangki filter batch fryer 2
g. Overweight pada proses pengemasan.
Proses pengemasan juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya loss minyak goreng. Pada proses pengemasan, terjadi
masalah kelebihan berat. Pada sistem pencatatan, kemasan standar mempunyai berat 10 gram dan kemasan family mempunyai berat 40
gram, namun pada kenyataannya netto kemasan rata-rata memiliki kelebihan berat overweight. Minyak yang terkandung dalam
overweight product tidak tercatat pada sistem pencatatan penggunaan minyak.
53
h. Banyaknya hasil gorengan terbuang di saluran penyaring oil