43 batangan logam. Tapioka ditaburi pada gulungan lembaran berfungsi
untuk mengurangi kelengketan hasil winding, sehingga memudahkan dan tidak lengket pada saat pemotongan
3. Aging
Dalam bentuk gulungan, adonan di-aging pada suhu ruang selama 8-18 jam. Proses aging dilakukan pada rak terbuka dan tidak adanya
pengontrolan suhu dan kelembaban. Jika proses aging terlalu lama, maka akan memungkinkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Proses
aging terutama dilakukan agar lembaran mudah dipotong. Pada saat aging terjadi retrogradasi pati dan evaporasi air yang dapat menyebabkan adonan
mudah dipotong, namun jika evaporasi air berlebihan terjadi akan membuat adonan menjadi keras dan patah saat dipotong.
4. Pemotongan
Setelah tahapan aging, lembaran adonan dipotong menjadi ukuran 1,5x1,5 cm dengan toleransi 2 mm. Masalah yang sering terjadi adalah
tidak terpotongnya lembaran adonan dengan sempurna, sehingga sering ditemui hasil potong yang tidak sesuai standar. Hal ini disebabkan
ketidakhati-hatian operator dalam memasukkan lembaran adonan pada mesin cutting. Hasil dari potongan adonan disebut dengan pelet basah.
Setelah pemotongan, pelet basah yang dihasilkan langsung dimasukkan ke mesin pengering pertama.
5. Pengeringan I
Pengeringan dilakukan dua kali. Pengeringan merupakan aplikasi panas di bawah kondisi terkontrol untuk menghilangkan sebagian besar air
yang secara normal ada di dalam makanan dengan evaporasi Fellows, 2000. Tujuan dari proses pengeringan untuk memperpanjang umur
simpan karena pada proses pengeringan terjadi penurunan kadar air dan aktivitas air aw sehingga pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim
dapat dihambat. Pengeringan pertama berlangsung setelah ada 50 masakan yang
berasal dari line mesin cooker yang sama. Pengeringan tersebut berlangsung pada suhu 50-60
C selama 4-6 jam dengan menggunakan
44 aliran udara panas dari boiler sampai menjadi pelet dengan kadar air 12-
14. Proses ini dapat dilakukan pada tiga mesin pengering yang berkapasitas 1600 kg bahan 50 masakan. Kecukupan proses pengeringan
bergantung pada hasil analisis sampel pelet. Jika sampel yang dianalisis sudah memenuhi standar, maka proses pengeringan dihentikan.
Gambar 14 . Three pass dyer
Proses pengeringan pertama menghasilkan pelet. Pelet yang telah dikeringkan pada pengeringan pertama disimpan di gudang pelet sebagai
stock dalam karung plastik atau krat dengan masing-masing berat per karung 25 kg dan 20 kg per krat. Sebagian dari pelet yang disimpan, akan
dikirimkan ke pabrik lain. Pada gudang penyimpanan, pelet disimpan pada suhu ruangan dan tidak terdapat pengatur suhu dan kelembaban ruang. Hal
itulah yang menyebabkan selama penyimpanan, pelet mengalami kenaikan kadar air jika disimpan terlalu lama.
6. Pengeringan II