Benefit Transfer Valuasi Ekonomi

dinilai „kurang‟. Hal sebaliknya pun demikian, apabila nilai suatu sub indikator lebih dari nilai rata- rata keseluruhan, maka sub indikator tersebut dinilai „tinggi‟. Secara jelas bangunan diagram cartesius tingkat kepentingan dan tingkat kinerja sub indikator manfaat program kolaboratif ini dapat dilihat pada Gambar 2. Nilai Kepentingan Tinggi Prioritas Utama Pertahankan Prestasi Rendah Prioritas Rendah Kemungkinan Berlebihan Rendah Tinggi Kepuasan Kinerja Sumber: Meng et al. 2011 Gambar 2 Diagram Cartesius tingkat kepentingan dan kinerja Keterangan dari diagram cartesius tersebut adalah sebagai berikut:

a. Prioritas Utama high importance low performance

Prioritas utama: kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap penting oleh peserta program, tetapi kinerja dari program tersebut belum sesuai. Hal tersebut mengakibatkan atribut tersebut belum berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan peserta program kolaboratif GMP-PHBM. Oleh karena itu, penentu kebijakan perlu melakukan perbaikan pada atribut-atribut yang berada pada kuadran ini.

b. Pertahankan Prestasi high importance high performance

Pertahankan prestasi: kuadran ini menunjukkan atribut-atribut yang kinerjanya sangat baik sesuai dengan yang seharusnya. Hal ini menyebabkan atribut tersebut berpengaruh nyata terhadap kepuasan peserta program kolaboratif GMP-PHBM.

c. Prioritas Rendah low importance low performance

Prioritas rendah: kuadran ini menunjukkan atribut yang dirasa kurang begitu penting untuk dilakukan. Kinerja atribut yang berada pada kuadran ini pun dirasa rendah sehingga perlu dilakukan peningkatan kinerja.

d. Kemungkinan Berlebihan low importance high performance

Kemungkinan berlebihan: kuadran ini menunjukkan atribut yang dirasa kurang penting namun memiliki kinerja yang sangat tinggi. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan peningkatan kinerja pada atribut yang berada pada kuadran ini karena akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumberdaya.

Dokumen yang terkait

Kesadaran Menabung Masyarakat Menengah Ke Bawah Di Bank Rakyat Indonesia Melalui Gerakan Indonesia Menabung (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Johor)

0 34 85

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM PELAKSANAKAN PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA

2 18 131

Strategi Divisi Humas Dan Agraria (Hugra) Perusahaan Perum Perhutani Melalui Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Dalam Pembinaan Lingkungan Di Ciwidey Kabupaten Bandung

0 29 114

Analisis Biaya Manfaat Perdagangan Karbon Bagi Petani Gerakan Menabung Pohon (Studi Kasus: Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta)

0 2 91

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Efektivitas Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sebagai resolusi konflik sumber daya hutan"Reviwer"

0 2 6

Efektivitas Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sebagai Resolusi Konflik Sumber Daya Hutan

0 7 109

KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN SARADAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT

1 20 161