Hektar, yang merupakan desa terluas di Kecamatan Cimaung dengan proporsi sekitar 40 dari luas Kecamatan Cimaung.
Tabel 7 Mata Pencaharian Penduduk Desa Warjabakti
No. Mata Pencaharian
Jumlah orang Persentase
1 Pertanian dan Perkebunan
1.260 57,04
2 Perdagangan
344 15,57
3 Jasa Lainnya
123 5,56
4 BangunanKonstruksi
110 4,98
5 Angkutan
110 4,98
6 Industri Pengolahan
104 4,7
7 Buruh Tani
89 4
8 Komunikasi
39 1,77
9 Peternakan
9 0,4
10 PNS
9 0,4
11 Hotel dan Restoran
7 0,32
12 TNIPOLRI
4 0,18
13 Pertambangan
1 0,04
Total 2.209
100 Sumber: BPS Kab. Bandung 2014
Mata pencaharian penduduk Desa Warjabakti bervariasi mulai dari sektor pertanian hingga pertambangan. Menurut data pada Tabel 7, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar penduduk Desa Warjabakti bermata pencaharian dalam sektor pertanian dan perkebunan. Hasil tersebut menjadi salah satu pertimbangan
program kolaboratif GMP-PHBM dapat dan penting untuk diselenggarakan di Desa Warjabakti.
5.3 Program Gerakan Menabung Pohon di Desa Warjabakti
Program Gerakan Menabung Pohon GMP Pertamina Foundation di Desa Warjabakti mulai masuk ke Desa Warjabakti pada bulan Oktober-November
tahun 2012. Program GMP ini diinisiasi oleh enam orang relawan yang tergabung dalam komunitas Pandawa Sobat Bumi. Program GMP ini awalnya hanya
melibatkan sekitar 100 orang petani dengan jumlah pohon pada periode awal penanaman sekitar 800.000 bibit kopi. Namun kini sudah berkembang menjadi
314 petani dengan jumlah tanaman kopi sekitar 1,3 juta bibit kopi. Total luas lahan yang digunakan pun sekitar 477,05 hektar dengan total 535 lot. Pada
pelaksanaannya, program GMP di Desa Warjabakti bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH Taruna Bina Tani. Seluruh petani
yang terlibat dalam program GMP di Desa Warjabakti ini merupakan anggota LMDH Taruna Bina Tani, yang terbagi ke dalam delapan kelompok dari total
sepuluh kelompok dalam struktur LMDH Taruna Bina Tani. Program GMP di Desa Warjabakti memiliki ciri khusus dibandingkan
dengan pelaksanaan program GMP di tempat lainnya. Ciri khususnya yaitu lahan yang digunakan dalam pelaksanaan program GMP terletak dalam kawasan hutan
lindung milik Perum Perhutani dan komoditas yang diusahakan adalah kopi arabika. Petani di Desa Warjabakti memanfaatkan ruang sela di hutan lindung
Perum Perhutani sebagai tempat pelaksanaan program GMP melalui program PHBM Perum Perhutani. Program PHBM sendiri memiliki payung hukum yang
sah yakni Surat Keputusan SK Direksi Perum Perhutani nomor 136KPTsDIR2001 tentang Pengelolaan
Sumberdaya Hutan Bersama
Masyarakat. Hutan lindung tempat pelaksanaan program GMP di Desa Warjabakti sendiri terletak di petak 27 dan 28 yang termasuk ke dalam wilayah Resort
Pemangkuan Hutan RPH Logawa, Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan BKPH Banjaran, Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH Bandung Selatan, Perum
Perhutani unit III Jabar – Banten.
Sebelum program GMP masuk ke Desa Warjabakti, petani hutan disana memanfaatkan ruang sela diantara tegakan hutan lindung Desa Warjabakti
bertanam hortikultura dengan komoditas bawang daun. Namun karena berdampak kurang baik terhadap kondisi lingkungan sekitar hutan lindung, pihak RPH
Logawa setempat mengedukasi dan mengajak para petani hutan beralih kepada tanaman kopi jenis arabika. Kopi jenis arabika dipilih karena memiliki pasar yang
besar, harga yang cenderung lebih tinggi daripada jenis kopi lainnya, serta juga rasa dan keharuman yang lebih diminati konsumen. Tanaman kopi jenis arabika
cocok ditanam di daerah Desa Warjabakti karena karakteristik wilayah yang sesuai dan dapat menghemat biaya pembuatan tegakan naungan bagi pengelola
kopi sendiri. Petani setempat dapat memanfaatkan tegakan di hutan lindung Desa Warjabakti sebagai tegakan naungan pohon kopi. Pohon kopi pun membutuhkan
tegakan utama hutan lindung sebagai tanaman penaungnya, sehingga dapat dipastikan petani tidak akan mencoba menebang tegakan utama dalam hutan
lindung tersebut. Hal tersebut akan berbeda ketika dahulu mengusahakan
hortikultura. Tanaman hortikultura membutuhkan sinar matahari untuk pertumbuhannya, sementara tegakan utama di hutan lindung tersebut seringkali
rimbun dan menutupi tanaman hortikultura dari paparan sinar matahari. Hal tersebut dapat menjadi ancaman bagi tegakan utama hutan lindung apabila petani
tersebut berpikiran untuk memangkas atau bahkan menebang tegakan utama hutan lindung. Komposisi tegakan utama di hutan lindung Desa Warjabakti sendiri
terdiri dari pohon berjenis pinus, manglid, rasamala, suren, dan eukaliptus. Berikut gambaran komposisi tegakan dalam hutan lindung Desa Warjabakti:
= Tegakan Utama = Tanaman Kopi
Gambar 3 Gambaran Komposisi Tegakan Secara kebetulan ketika petani akan beralih ke tanaman kopi, relawan
program GMP Pertamina Foundation masuk ke Desa Warjabakti dan menawarkan konsep menabung pohon dengan apresiasi atau bantuan dari
Pertamina Foundation sebesar Rp 2.500 per pohon. Delapan dari sepuluh kelompok petani yang tergabung dalam LMDH Taruna Bina Tani, kemudian
bersedia bergabung ke dalam program ini dan mengikuti segala skema program GMP. Berikut rangkuman masuknya skema program GMP pada Desa Warjabakti:
Gambar 4 Skema Masuknya Program GMP ke Desa Warjabakti