Kriteria penilaian NPV: Program kolaboratif GMP-PHBM dinilai layak untuk dilanjutkan apabila
memiliki nilai NPV ≥ 0. Apabila progam kolaboratif GMP-PHBM memiliki nilai NPV 0, maka program kolaboratif GMP-PHBM tidak layak dilanjutkan. Karena
hal ini memiliki arti bahwa manfaat program kolaboratif GMP-PHBM yang didapat kurang dari biaya atau pengorbanan yang dikeluarkan dalam program
kolaboratif tersebut.
B. Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio
Net BC ratio merupakan hasil dari perbandingan antara total present value
yang bernilai positif sebagai pembilang dengan total present value yang bernilai negatif sebagai penyebut Husnan dan Muhammad, 2000. Secara
matematis, Net BC ratio program kolaboratif GMP-PHBM dapat dihitung dengan rumus:
�� ���� = � − �
1 + �
� �=1
� − � 1 +
�
� �=1
Bt − Ct 0
Bt − Ct 0
Keterangan: Net BC ratio = Net Benefit Cost Ratio
Bt = Manfaat program kolaboratif GMP-PHBM pada tahun ke-t
Ct = Biaya program kolaboratif GMP-PHBM pada tahun ke-t
i = Tingkat discount rate
n = Tahun
Kriteria Penilaian Net BC: Program kolaboratif GMP-PHBM dinilai layak untuk dilanjutkan apabila
memiliki nilai Net BC ratio ≥ 1. Apabila progam kolaboratif GMP-PHBM memiliki nilai Net BC ratio 1, maka program tersebut tidak layak dilanjutkan.
C. Internal Rate of Return IRR
Metode Internal Rate of Return IRR menghitung tingkat bunga yang menyamakan present value dari investasi dengan present value dari penerimaan
kas bersih di masa mendatang Husnan dan Muhammad, 2000. Secara matematis, internal rate of return
program kolaboratif GMP-PHBM dapat dihitung dengan rumus:
� =
�
1
+ �
1
�
1
− �
2
� [�
2
− �
1
] Keterangan:
IRR = Internal Rate of Return
i
1
= Discount Rate yang menghasilkan NPV yang bernilai positif i
2
= Discount Rate yang menghasilkan NPV yang bernilai negatif NPV
1
= NPV yang bernilai positif NPV
2
= NPV yang bernilai negatif
Kriteria Penilaian IRR: Program kolaboratif GMP-PHBM dinilai layak untuk dilanjutkan apabila
memiliki nilai IRR ≥ tingkat Discount Rate yang berlaku. Apabila progam kolaboratif GMP-PHBM memiliki nilai IRR tingkat Discount Rate yang
berlaku, maka program kolaboratif GMP-PHBM ini dapat disimpulkan tidak layak dilanjutkan.
4.5.2 Importance Performance Analysis IPA
Metode IPA dapat menjelaskan hubungan antara tingkat kepentingan peserta program kolaboratif GMP-PHBM dengan tingkat kepuasan kinerja
program kolaboratif GMP-PHBM ini di lapangan yang menghasilkan nilai kesesuaian harapan peserta program tersebut. Teknik ini dipopulerkan pertama
kali pada tahun 1977 oleh Martilla dan James di dalam artikel yang berjudul “Importance-Performance Analysis” yang dipublikasikan dalam Journal of
Marketing. Dalam teknik ini responden menilai tingkat kepentingan atribut yang
relevan dari program kolaboratif GMP-PHBM dan tingkat kinerja program perceived performance pada masing-masing atribut tersebut. Matriks-matriks ini
bermanfaat sebagai pedoman dalam mengalokasikan sumberdaya proyek yang terbatas kepada bidang-bidang spesifik. Pengalokasian tersebut merupakan bagian
dari perbaikan atas kinerja. Perbaikan kinerja dengan menggunakan metode ini pun dapat berdampak besar pada kepuasan peserta program. Selain itu bidang atau