Kemungkinan Berlebihan low importance high performance

1. Lokasi Usaha

Lokasi usaha LMDH Taruna Bina Tani berada di hutan lindung milik Perum Perhutani, yang terletak di Desa Warjabakti, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. Keadaan suhu di Desa Warjabakti berkisar antara 20ºC – 28ºC dengan ketinggian ± 700 meter diatas permukaan laut. Pada hutan lindung Desa Warjabakti tumbuh beberapa tegakan diantaranya adalah pinus, manglid, suren, eucalyptus, dan rasamala. Tegakan utama hutan lindung tersebut dijadikan tegakan penaung bagi kopi arabika yang diusahakan. Hal tersebut mendukung tanaman kopi arabika dapat tumbuh subur pada lahan hutan lindung Desa Warjabakti.

2. Ketersediaan Input

Lokasi Desa Warjabakti terletak cukup jauh dari jalan utama, sehingga beberapa input seperti bibit dan pupuk kurang tersedia di Desa Warjabakti. Hal tersebut mengakibatkan input tersebut harus diperoleh dari luar Desa Warjabakti. Bibit kopi arabika yang ditanam petani anggota koperasi merupakan varietas Lini S 795 yang didapatkan dari penjual bibit di wilayah Pangalengan dengan harga berkisar Rp 1.300pohon untuk bibit kopi arabika dengan tinggi 20 cm - 30 cm. Pupuk diperoleh sebagian besar dari penjual pupuk di Desa Warjabakti dan sebagian kecil dari luar Desa Warjabakti. Tenaga kerja sewa didapatkan dari buruh tani yang merupakan warga Desa Warjabakti. Peralatan yang digunakan sendiri didapat dari penjual peralatan pertanian di Desa Warjabakti. Rata-rata petani di Desa Warjabakti memiliki lahan seluas satu hektar pada hutan lindung milik Perum Perhutani.

3. Letak Pasar

Pasar untuk hasil panen kopi arabika yang diusahakan oleh LMDH Taruna Bina Tani adalah PT. Berkah Tatar Sunda. Pihak PT. Berkah Tatar Sunda mengambil hasil panen tersebut dengan menggunakan mobil pengangkut bak terbuka. Perkebunan agroforestry kopi arabika yang terletak hutan lindung Desa Warjabakti letaknya cukup jauh dari akses mobil pengangkut. Hal tersebut mengakibatkan diperlukan tenaga kerja untuk mengangkut hasil panen dari kebun kopi yang terletak di kawasan hutan lindung Desa Warjabakti sampai kepada kendaraan pengangkut milik PT. Berkah Tatar Sunda.

4. Proses Produksi

Proses produksi kopi arabika pada LMDH Taruna Bina Tani terdiri dari proses land clearing, pembuatan lubang tanam, penanaman, penyulaman, pemupukan, pemangkasan, pemanenan, dan pengangkutan. Proses land clearing merupakan proses menyiapkan lahan untuk digunakan dalam pengusahaan kopi. Setelah disiapkan, kemudian dilanjutkan proses pembuatan lubang tanam untuk penanaman bibit kopi. Setelah enam bulan penanaman, setiap tiga bulan sekali dalam usia tanam tahun ke-0, dilakukan proses penyulaman untuk mengganti bibit kopi yang mati dengan bibit cadangan. Tanaman kopi tersebut diberi pupuk dengan frekuensi sebanyak dua kali dalam satu tahun, yakni pada awal musim hujan dan awal musim kemarau. Kemudian setelah dua tahun penanaman, setiap sehabis panen dilakukan proses pemangkasan, proses ini dilakukan untuk membuang batang-batang kopi yang kurang baik. Setelah tiga tahun usia penanaman, pohon kopi sudah mulai belajar panen. Pemanenan dilakukan hanya untuk mengambil buah kopi dan melakukan proses pengangkutan dari kebun kopi yang terletak di kawasan hutan lindung Desa Warjabakti sampai kepada kendaraan pengangkut milik PT. Berkah Tatar Sunda yang terletak di jalan utama Desa Warjabakti.

5.5.3 Aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen usaha perkebunan kopi arabika pada anggota LMDH Taruna Bina Tani ditinjau melalui beberapa faktor, yaitu : pengetahuan, pengalaman, dan keahlian para petani dalam melakukan usaha perkebunan kopi arabika. Dalam segi pengetahuan dan keahlian, petani LMDH Taruna Bina Tani mendapatkan ilmu mengusahakan kopi melalui sosialisasi dari pihak RPH Logawa dan juga kerabat petani kopi lain di luar Desa Warjabakti. Pengalaman anggota LMDH Taruna Bina Tani sebelum adanya program kolaboratif GMP- PHBM dapat dikatakan tidak ada sama sekali. LMDH Taruna Bina Tani mengusahakan ruang sela pada hutan lindung Desa Warjabakti dengan payung hukum Perjanjian Kerjasama PKS PHBM antara KPH Bandung Selatan dengan LMDH Taruna Bina Tani nomor 53PKS-HPDPSDHBDSIII yang diadakan pada tahun 2011.

Dokumen yang terkait

Kesadaran Menabung Masyarakat Menengah Ke Bawah Di Bank Rakyat Indonesia Melalui Gerakan Indonesia Menabung (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Johor)

0 34 85

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM PELAKSANAKAN PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA

2 18 131

Strategi Divisi Humas Dan Agraria (Hugra) Perusahaan Perum Perhutani Melalui Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Dalam Pembinaan Lingkungan Di Ciwidey Kabupaten Bandung

0 29 114

Analisis Biaya Manfaat Perdagangan Karbon Bagi Petani Gerakan Menabung Pohon (Studi Kasus: Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta)

0 2 91

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Efektivitas Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sebagai resolusi konflik sumber daya hutan"Reviwer"

0 2 6

Efektivitas Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sebagai Resolusi Konflik Sumber Daya Hutan

0 7 109

KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN SARADAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT

1 20 161