Pola Kerjasama Program GMP Pertamina Foundation
Tabel 9 Estimasi Hasil Produksi Kopi Arabika per Hektar di Desa Warjabakti, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung.
Tahun Ke- Hasil Produksi Kghatahun
1 2
3 3.000,00
4 3.369,00
5 3.783,39
6 4.248,74
7 4.771,34
8 5.358,21
9 6.017,27
10 6.757,40
11 7.588,56
12 6.655,17
13 5.836,58
14 5.118,68
15 4.489,08
Sumber: Ketua LMDH Taruna Bina Tani 2015
Rata-rata produktivitas kopi arabika menurut Hulupi dan Martini 2013 adalah sebesar 1.500 sampai 2.500 Kghatahun. Namun tanaman kopi arabika di
Desa Warjabakti mampu mencapai produktivitas sebesar 3.000 Kghatahun. Menurut hasil wawancara dengan ketua LMDH Taruna Bina Tani, hal tersebut
kemungkinan disebabkan oleh pemilihan bibit yang baik dan proses penyulaman yang sangat teliti. Hal tersebut mengakibatkan produktivitas kopi arabika yang
diusahakan program kolaboratif GMP-PHBM di Desa Warjabakti berada di atas rata-rata produktivitas kopi arabika pada umumnya.
Dalam hal penentuan harga, petani di Desa Warjabakti melalui LMDH Taruna Bina Tani telah mengadakan kesepakatan dengan PT. Berkah Tatar Sunda
dalam hal pembelian hasil panen. Hasil panen kopi arabika tersebut masih dalam bentuk buah kopi basah. Petani di Desa Warjabakti menjual kopi arabika dalam
bentuk buah kopi basah karena sampai panen bulan Mei 2015, petani di Desa Warjabakti belum memiliki alat pengolahan buah kopi arabika seperti alat
pemisah biji dan alat pengering biji kopi. Harga pembelian dalam kesepakatan tersebut adalah sebesar Rp 7.500Kg. Penerimaan petani program kolaboratif
GMP-PHBM dari pengusahaan kopi ini didapatkan dengan mengalikan
produktivitas kopi per hektar dengan harga kopi di tingkat petani. Hasil perhitungan lebih rinci dalam penerimaan kopi ini ditampilkan dalam arus kas
pada Lampiran 2 tentang analisis finansial program kolaboratif GMP-PHBM.